Diduga Kasus Hutang Piutang, Nenek Sumarminah Jadi Korban Penculikan
A
A
A
DEPOK - Nenek Sumarminah (65) warga Perumahan Bukit Cengkeh Berbunga, Masjid Darusalam, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, diduga menjadi korban penculikan terkait masalah hutang piutang.Dugaan penculikan semakin kuat ketika pihak keluarga menerima pesan dari orang tak dikenal yang meminta tebusan sejumlah uang.
Retno Ciptaningsih (40) anak Sumarinah mengatakan dirinya sudah lebih dari 10 hari mencari keberadaan ibunya. Terakhir kali ibunya berpamitan pergi ke Bogor. Namun, hingga berhari-hari ibunya itu tidak ada kabar beritanya.
Hari ini, dia justru mendapat pesan dari orang tak dikenal yang meminta tebusan sejumlah uang jika menginginkan nyawa ibunya selamat.
"Biasanya ibu saya kalau pergi terus sama saya. Nggak pernah dia pergi sendiri. Tapi ketika itu, 26 Desember, dia pengen pergi sendiri. Bilang mau ke Bogor dan akan pulang ke rumah sore," kata Retno di Perumahan Bukit Cengkeh Berbunga, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Rabu (4/1/2017).
Dia menceritakan, selama ibunya pergi, dirinya selalu mengirimkan SMS ke ibunya. Siang hari, dia masih menerima kabar dari ibunya. Tapi sampai sore hari ibunya belum juga pulang ke rumah. "Setelah itu teleponnya nggak bisa dihubungi, disitu saya mulai cemas. Ibu biasanya nggak kayak gini, kemudian jam 23.30 WIB malam ada SMS dari ibu saya, ngabarin kalau masih ada kerjaan. Tapi jam 2 pagi dapat SMS lagi tapi bukan ibu saya yang kirim," ceritanya.
Dia menuturkan, SMS yang diterima tersebut menginformasikan jika ibunya sedang diculik. Isi SMS itu meminta tebusan Rp10 juta. Uang itu harus dikirimkan 1x24 jam. "Bu Heru kami Sandra Kalau tidak dikirim, kami masukan ke penjara karena hutang piutang. Sekarang Bu Heru dalam keadaan baik dia di Ciawi," tutur Retno.
Retno menduga ibunya menjadi korban penculikan lantaran masalah hutang piutang antara ibunya dengan rekanan bisnisnya dulu. "Ibu saya memang punya hutang ke beberapa orang. Ada yang hutangnya Rp10 juta, Rp50 juta. Ibu saya dulu punya usaha furniture tapi bangkrut sekitar 2008. "Saya pengen tahu dalang penculikan ini siapa," tandasnya.
Kasubag Humas Polresta Depok AKP Firdaus membenarkan adanya laporan penculikan nenek Sumarminah ke Polresta Depok pada 27 Desember 2016. Anak korban, Retno Ciptaningsih, yang melaporkan ibunya diculik ke polisi. Diduga permasalahannya terkait hutang piutang.
Saat ini, Polisi masih menyelidiki kasus penculikan nenek Sumarminah. "Siapa yang mengambil hanphone korban masih diselidiki. Memang motifnya penculikan karena pelaku meminta uang ke keluarga korban dengan hanphone milik Sumarminah," katanya.
Retno Ciptaningsih (40) anak Sumarinah mengatakan dirinya sudah lebih dari 10 hari mencari keberadaan ibunya. Terakhir kali ibunya berpamitan pergi ke Bogor. Namun, hingga berhari-hari ibunya itu tidak ada kabar beritanya.
Hari ini, dia justru mendapat pesan dari orang tak dikenal yang meminta tebusan sejumlah uang jika menginginkan nyawa ibunya selamat.
"Biasanya ibu saya kalau pergi terus sama saya. Nggak pernah dia pergi sendiri. Tapi ketika itu, 26 Desember, dia pengen pergi sendiri. Bilang mau ke Bogor dan akan pulang ke rumah sore," kata Retno di Perumahan Bukit Cengkeh Berbunga, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Rabu (4/1/2017).
Dia menceritakan, selama ibunya pergi, dirinya selalu mengirimkan SMS ke ibunya. Siang hari, dia masih menerima kabar dari ibunya. Tapi sampai sore hari ibunya belum juga pulang ke rumah. "Setelah itu teleponnya nggak bisa dihubungi, disitu saya mulai cemas. Ibu biasanya nggak kayak gini, kemudian jam 23.30 WIB malam ada SMS dari ibu saya, ngabarin kalau masih ada kerjaan. Tapi jam 2 pagi dapat SMS lagi tapi bukan ibu saya yang kirim," ceritanya.
Dia menuturkan, SMS yang diterima tersebut menginformasikan jika ibunya sedang diculik. Isi SMS itu meminta tebusan Rp10 juta. Uang itu harus dikirimkan 1x24 jam. "Bu Heru kami Sandra Kalau tidak dikirim, kami masukan ke penjara karena hutang piutang. Sekarang Bu Heru dalam keadaan baik dia di Ciawi," tutur Retno.
Retno menduga ibunya menjadi korban penculikan lantaran masalah hutang piutang antara ibunya dengan rekanan bisnisnya dulu. "Ibu saya memang punya hutang ke beberapa orang. Ada yang hutangnya Rp10 juta, Rp50 juta. Ibu saya dulu punya usaha furniture tapi bangkrut sekitar 2008. "Saya pengen tahu dalang penculikan ini siapa," tandasnya.
Kasubag Humas Polresta Depok AKP Firdaus membenarkan adanya laporan penculikan nenek Sumarminah ke Polresta Depok pada 27 Desember 2016. Anak korban, Retno Ciptaningsih, yang melaporkan ibunya diculik ke polisi. Diduga permasalahannya terkait hutang piutang.
Saat ini, Polisi masih menyelidiki kasus penculikan nenek Sumarminah. "Siapa yang mengambil hanphone korban masih diselidiki. Memang motifnya penculikan karena pelaku meminta uang ke keluarga korban dengan hanphone milik Sumarminah," katanya.
(pur)