Sugiyanto Berencana Mudik dan Perbaiki Rumah di Kampung
A
A
A
PEMALANG - Perampokan disertai pembunuhan sadis satu keluarga di Pulomas, Jakarta Timur menggegerkan masyarakat. Salah satu dari enam korban tewas diketahui adalah Sugiyanto (48), warga Desa Pegiringan, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang. Sebelum ditemukan tewas, Sugiyanto berencana mudik dan memperbaiki rumah keluarga di kampung halamannya.
Jenazah Sugiyanto tiba di rumah keluarganya di RT 11 dan RW 05 Desa Pegiringan, Rabu (28/12/2016) sekitar pukul 09.00 WIB setelah diambil perwakilan keluarga dari Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Isak tangis keluarga dan kerabat langsung pecah menyambut kedatangan mobil ambulans yang membawa jenazah korban.
Tak lama setelah dibawa ke rumah dan disalati, jenazah ayah dua anak itu langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum yang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah duka. Selain keluarga dan kerabat, puluhan warga setempat juga mengantar korban ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Sugiyanto merupakan tulang punggung keluarga. Selain seorang istri, almarhum meninggalkan dua anak bernama Dewi, 9, dan Lela, 2.
Istri Sugiyanto, Darumi (46) menuturkan, dia dan anggota keluarganya mengetahui peristiwa yang menewaskan suaminya dari berita di televisi. ”Kami pertama tahu dari berita di televisi. Sebelum kejadian itu, hari Senin (26/12/2016) siang sempat telepon. Pas itu firasat saya tidak enak, ternyata begini,” ujarnya.
Saat berkomunikasi untuk terakhir kalinya itu, Sugiyanto mengungkapkan rencananya untuk pulang ke Pemalang dan memperbaiki rumah. Kini rencana itu tinggal rencana karena pria berperawakan kurus itu pulang ke rumah dalam keadaan tak bernyawa. ”Bapak pulang terakhir sekitar dua bulan yang lalu,” ujar Darumi.
Sugiyanto sudah bekerja menjadi sopir di rumah keluarga Dodi Triono selama 4 tahun. Selama bekerja dalam kurun waktu cukup lama itu, keluarga Dodi sangat baik. ”Pak Dodi tak segan membantu kalau kami membutuhkan pertolongan,” ujarnya.
Kepala Desa Pegiringan, Daruhi Jaya berharap ada bantuan bagi keluarga selepas ditinggalkan Sugiyanto. ”Sebab selama ini almarhum merupakan tulang punggung keluarga,” katanya.
Jenazah Sugiyanto tiba di rumah keluarganya di RT 11 dan RW 05 Desa Pegiringan, Rabu (28/12/2016) sekitar pukul 09.00 WIB setelah diambil perwakilan keluarga dari Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Isak tangis keluarga dan kerabat langsung pecah menyambut kedatangan mobil ambulans yang membawa jenazah korban.
Tak lama setelah dibawa ke rumah dan disalati, jenazah ayah dua anak itu langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum yang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah duka. Selain keluarga dan kerabat, puluhan warga setempat juga mengantar korban ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Sugiyanto merupakan tulang punggung keluarga. Selain seorang istri, almarhum meninggalkan dua anak bernama Dewi, 9, dan Lela, 2.
Istri Sugiyanto, Darumi (46) menuturkan, dia dan anggota keluarganya mengetahui peristiwa yang menewaskan suaminya dari berita di televisi. ”Kami pertama tahu dari berita di televisi. Sebelum kejadian itu, hari Senin (26/12/2016) siang sempat telepon. Pas itu firasat saya tidak enak, ternyata begini,” ujarnya.
Saat berkomunikasi untuk terakhir kalinya itu, Sugiyanto mengungkapkan rencananya untuk pulang ke Pemalang dan memperbaiki rumah. Kini rencana itu tinggal rencana karena pria berperawakan kurus itu pulang ke rumah dalam keadaan tak bernyawa. ”Bapak pulang terakhir sekitar dua bulan yang lalu,” ujar Darumi.
Sugiyanto sudah bekerja menjadi sopir di rumah keluarga Dodi Triono selama 4 tahun. Selama bekerja dalam kurun waktu cukup lama itu, keluarga Dodi sangat baik. ”Pak Dodi tak segan membantu kalau kami membutuhkan pertolongan,” ujarnya.
Kepala Desa Pegiringan, Daruhi Jaya berharap ada bantuan bagi keluarga selepas ditinggalkan Sugiyanto. ”Sebab selama ini almarhum merupakan tulang punggung keluarga,” katanya.
(poe)