Lima Hari sebelum Tewas, Dodi Triono Lebih Banyak Diam
A
A
A
JAKARTA - Dodi Triono (59) bersama dua putrinya, dan tiga orang lainnya ditemukan tewas disekap di rumahnya di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa 27 Desember 2016
Kematian tragis Dodi telah mengejutkan teman-temannya sesama alumni Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Teman semasa kuliah Dodi, Sarjono mengakui terkejut mendengar kawannya itu menjadi korban perampokan.
"Saya terkejut, sangat kaget dan berduka cita karena tidak ada tanda-tanda khusus. Cuma terakhir saat reunian di FX Sudirman Jumat lalu dia lebih banyak diam dari biasanya," ujar pria yang biasa disapa Jono, Selasa 27 Desember 2016.
Jono sempat bertanya kepada Dodi mengenai perilakunya yang tiba-tiba menjadi pendiam. Ketika itu, kata dia, Dodi mengaku tidak memiliki masalah.
"Ini foto Jumat kemarin, ini teman sekelas semua jurusan arsitek di FTUI angkatan 76. Semua teman kaget semua (saat mendengar Dodi meninggal)," ucapnya sambil menunjukkan sebuah foto.
Jono mengatakan, Dodi adalah lulusan jurusan arsitektur yang saat ini menjadi pengusaha properti. Meski demikian dia mengaku tidak mengetahui perusahaan tempat Dodi bekerja.
"Sekarang dia developer, pengusaha properti lah. Dia kayaknya joint sama orang juga mungkin lah. Tapi persisnya tentang perusahaan atau usahanya, saya tidak tahu persis. Tapi yang saya tahu dia pengusaha sukses," tuturnya. (Baca juga: Korban Perampokan di Pulomas Baru Menang Tender di GBK)
Dibandingkan dengan teman-temannya di FTUI, kata Jono, Dodi termasuk mahasiswa yang lulus dengan cepat. "Dodi itu lulus paling cepat. Tahun 1981 sudah lulus sedangkan saya (lulus) 1983. Orangnya pintar, bakat arsiteknya memang kuat," katanya.
Zainudin Nur, teman dodi sesama anggota klub bulutangkis mengakui Dodo sosok baik dan dermawan. "Dia baik dan suka menyantuni anak yatim, terakhir komunikasi Senin pagi kemarin," katanya.
Kematian tragis Dodi telah mengejutkan teman-temannya sesama alumni Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Teman semasa kuliah Dodi, Sarjono mengakui terkejut mendengar kawannya itu menjadi korban perampokan.
"Saya terkejut, sangat kaget dan berduka cita karena tidak ada tanda-tanda khusus. Cuma terakhir saat reunian di FX Sudirman Jumat lalu dia lebih banyak diam dari biasanya," ujar pria yang biasa disapa Jono, Selasa 27 Desember 2016.
Jono sempat bertanya kepada Dodi mengenai perilakunya yang tiba-tiba menjadi pendiam. Ketika itu, kata dia, Dodi mengaku tidak memiliki masalah.
"Ini foto Jumat kemarin, ini teman sekelas semua jurusan arsitek di FTUI angkatan 76. Semua teman kaget semua (saat mendengar Dodi meninggal)," ucapnya sambil menunjukkan sebuah foto.
Jono mengatakan, Dodi adalah lulusan jurusan arsitektur yang saat ini menjadi pengusaha properti. Meski demikian dia mengaku tidak mengetahui perusahaan tempat Dodi bekerja.
"Sekarang dia developer, pengusaha properti lah. Dia kayaknya joint sama orang juga mungkin lah. Tapi persisnya tentang perusahaan atau usahanya, saya tidak tahu persis. Tapi yang saya tahu dia pengusaha sukses," tuturnya. (Baca juga: Korban Perampokan di Pulomas Baru Menang Tender di GBK)
Dibandingkan dengan teman-temannya di FTUI, kata Jono, Dodi termasuk mahasiswa yang lulus dengan cepat. "Dodi itu lulus paling cepat. Tahun 1981 sudah lulus sedangkan saya (lulus) 1983. Orangnya pintar, bakat arsiteknya memang kuat," katanya.
Zainudin Nur, teman dodi sesama anggota klub bulutangkis mengakui Dodo sosok baik dan dermawan. "Dia baik dan suka menyantuni anak yatim, terakhir komunikasi Senin pagi kemarin," katanya.
(dam)