DKI Kebut Perbaikan Jalan dan Penataan Trotoar
A
A
A
JAKARTA - Perbaikan jalan dan penataan trotoar di Jakarta terus dikebut agar dapat selesai pada 15 Desember mendatang. Perbaikan jalan dan trotoar rutin dilakukan lantaran tidak perlu menggunakan lelang.
Berdasarkan pengamatan, hampir semua wilayah di Jakarta mengalami perbaikan jalan dan penataan trotoar pada akhir tahun penggunaan anggaran. Titik yang diperbaiki pun tidak jauh berbeda seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Rikardo mengatakan, perbaikan jalan dan penataan trotoar memang kerap terlihat dikerjakan, apalagi jelang akhir pemakaian penggunaan anggaran. Sebab, pembelian aspal dan material trotoar tidak menggunakan sistem lelang seperti kegiatan fisik lainnya.
Pembelian aspal dan material sudah bisa langsung dilakukan melalui e-katalog. Dimana, pengguna anggaran hanya tinggal mengklik item yang akan digunakan.
Kendati demikian, lanjut Rikardo, seharusnya Dinas Bina Marga DKI Jakarta tidak melakukan perbaikan jalan dan penataan trotoar ditempat yang sama. Dia pun tidak menampik bila itu sering terjadi setiap tahunnya.
"Kalau memang dilakukan dengan benar pastinya jalan dan trotoar yang diperbaiki tahun ini tidak lagi tersentuh perbaikan tahun depan. Umur aspal itu kan panjang," kata Rikardo saat dihubungi, Jumat, 11 November 2016 kemarin.
Rikardo menjelaskan, perbaikan jalan yang dilakukan tahun ini terlihat lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Dimana perbaikan jalan dilakukan dengan sistem recycling, yakni mengelupas lapisan bawah aspal dan menutupnya kembali dengan material aspal yang berkualitas di dalam e-katalog. Dia pun berharap pada tahun depan perbaikan jalan tidak dilakukan di lokasi yang tahun ini sudah dilakukan.
Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Nirwono Joga mengatakan, Dinas Bina Marga seharusnya memiliki peta atau rencana induk DKI yang terbagi atas enam wilayah. Dimana sudah terdata dan terpetakan lokasi, tahun pembangunan, perbaikan dari setiap ruas jalan.
Sehingga, lanjut dia, jika ada yang rusak dapat diketahui kapan jalan tersebut diperbaiki dan oleh siapa pelaksanannya. "Dengan data dan peta yang akurat tersebut, tidak akan ada proyek perbaikan jalan yang tumpang tindik atau diperbaiki berulang-ulang setiap tahunnya meski jalannya masih mulus," ujarnya.
Terkait dengan penataan trotoar, lanjut Nirwono, idealnya memang terpadu dengan saluran air dan jaringan utilitas. Seperti misalnya pedestrian lebar tiga meter, kiri kanan satu meter untuk pipa, dan satu meter ditengah untuk saluran air.
Menurut Nirwono, pembangunan utilitas yang kerap merusak trotoar dan jalan memang tidak terkordinasi dengan baik. Padahal, Dinas Bina Marga harusnya bisa mengendalikan meningat dia pemberi izin. "Sudah 10 tahun yang lalu saya usulkan tapi belum terwujud, karena jadi mainan proyek masing-masing pihak terkait,"ungkapnya.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Yusmada faisal mengakui bila penataan trotoar kali ini menyentuh pada trotoar yang sudah diperbaiki sebelumnya. Namun, dia menampik bila itu merupakan tambal sulam hanya untuk mempercepat anggaran.
Sebab, penataan trotoar kali ini dilengkapi boks utilitas dan dibangun dengan lantai pemandu kaum disabilitas. Ke depan, Yusmada memastikan trotoar yang ditata tidak akan lagi terkena pembongkaran proyek jaringan utilitas.
Sebab trotoar yang dibangun tersebut telah dilengkapi manhole utilitas. "Setelah ini selesai kita akan minta yang punya kabel seperti PLN dan Telkom buat jaringan baru di boks yang tersedia. Sehingga fungsi trotoar bisa dimaksimalkan," ujarnya.
Yusmada saat ini terus berupaya merampungkan proyek percontohan penataan trotoar di Ibu Kota. Saat ini pengerjaan 39 titik trotoar telah mencapai 70%. "Pilot project trotoar ini masih terus dikerjakan dan direncanakan selesai 15 Desember 2016 mendatang," ucapnya.
Berdasarkan pengamatan, hampir semua wilayah di Jakarta mengalami perbaikan jalan dan penataan trotoar pada akhir tahun penggunaan anggaran. Titik yang diperbaiki pun tidak jauh berbeda seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Rikardo mengatakan, perbaikan jalan dan penataan trotoar memang kerap terlihat dikerjakan, apalagi jelang akhir pemakaian penggunaan anggaran. Sebab, pembelian aspal dan material trotoar tidak menggunakan sistem lelang seperti kegiatan fisik lainnya.
Pembelian aspal dan material sudah bisa langsung dilakukan melalui e-katalog. Dimana, pengguna anggaran hanya tinggal mengklik item yang akan digunakan.
Kendati demikian, lanjut Rikardo, seharusnya Dinas Bina Marga DKI Jakarta tidak melakukan perbaikan jalan dan penataan trotoar ditempat yang sama. Dia pun tidak menampik bila itu sering terjadi setiap tahunnya.
"Kalau memang dilakukan dengan benar pastinya jalan dan trotoar yang diperbaiki tahun ini tidak lagi tersentuh perbaikan tahun depan. Umur aspal itu kan panjang," kata Rikardo saat dihubungi, Jumat, 11 November 2016 kemarin.
Rikardo menjelaskan, perbaikan jalan yang dilakukan tahun ini terlihat lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Dimana perbaikan jalan dilakukan dengan sistem recycling, yakni mengelupas lapisan bawah aspal dan menutupnya kembali dengan material aspal yang berkualitas di dalam e-katalog. Dia pun berharap pada tahun depan perbaikan jalan tidak dilakukan di lokasi yang tahun ini sudah dilakukan.
Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Nirwono Joga mengatakan, Dinas Bina Marga seharusnya memiliki peta atau rencana induk DKI yang terbagi atas enam wilayah. Dimana sudah terdata dan terpetakan lokasi, tahun pembangunan, perbaikan dari setiap ruas jalan.
Sehingga, lanjut dia, jika ada yang rusak dapat diketahui kapan jalan tersebut diperbaiki dan oleh siapa pelaksanannya. "Dengan data dan peta yang akurat tersebut, tidak akan ada proyek perbaikan jalan yang tumpang tindik atau diperbaiki berulang-ulang setiap tahunnya meski jalannya masih mulus," ujarnya.
Terkait dengan penataan trotoar, lanjut Nirwono, idealnya memang terpadu dengan saluran air dan jaringan utilitas. Seperti misalnya pedestrian lebar tiga meter, kiri kanan satu meter untuk pipa, dan satu meter ditengah untuk saluran air.
Menurut Nirwono, pembangunan utilitas yang kerap merusak trotoar dan jalan memang tidak terkordinasi dengan baik. Padahal, Dinas Bina Marga harusnya bisa mengendalikan meningat dia pemberi izin. "Sudah 10 tahun yang lalu saya usulkan tapi belum terwujud, karena jadi mainan proyek masing-masing pihak terkait,"ungkapnya.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Yusmada faisal mengakui bila penataan trotoar kali ini menyentuh pada trotoar yang sudah diperbaiki sebelumnya. Namun, dia menampik bila itu merupakan tambal sulam hanya untuk mempercepat anggaran.
Sebab, penataan trotoar kali ini dilengkapi boks utilitas dan dibangun dengan lantai pemandu kaum disabilitas. Ke depan, Yusmada memastikan trotoar yang ditata tidak akan lagi terkena pembongkaran proyek jaringan utilitas.
Sebab trotoar yang dibangun tersebut telah dilengkapi manhole utilitas. "Setelah ini selesai kita akan minta yang punya kabel seperti PLN dan Telkom buat jaringan baru di boks yang tersedia. Sehingga fungsi trotoar bisa dimaksimalkan," ujarnya.
Yusmada saat ini terus berupaya merampungkan proyek percontohan penataan trotoar di Ibu Kota. Saat ini pengerjaan 39 titik trotoar telah mencapai 70%. "Pilot project trotoar ini masih terus dikerjakan dan direncanakan selesai 15 Desember 2016 mendatang," ucapnya.
(whb)