Korban Penipuan Modus Kabar Anak Kecelakaan Diminta buat Laporan

Sabtu, 29 Oktober 2016 - 23:27 WIB
Korban Penipuan Modus Kabar Anak Kecelakaan Diminta buat Laporan
Korban Penipuan Modus Kabar Anak Kecelakaan Diminta buat Laporan
A A A
JAKARTA - Petugas Polsek Duren Sawit akan menyelidiki kasus penipuan dengan modus memberitahu anak kecelakaan lalu lintas yang dialami sejumlah siswa di SDN Malaka Jaya 01 Pagi, Duren Sawit, Jakarta Timur.

"Sejauh ini belum ada laporan dari para korban penipuan dengan modus tersebut. Kami minta orangtua para siswa melapor ke kami agar dapat ditindaklanjuti," kata Kapolsek Duren Sawit Kompol Yudho Huntoro kepada SINDOnews, Sabtu (29/10/2016).

Yudho mengatakan, telah menugaskan Babinkamtibmas Polssek Duren Sawit untuk mengecek kebenaran kasus tersebut. Pasalnya, para orangtua korban hingga kini belum melapor ke kepolisian.

Yudho mengimbau, agar masyarakat tidak mudah percaya bila ada telepon dari orang yang mengatakan anaknya mengalami kecelakaan.
"Orangtua harus mencek dahulu. Pihak sekolah bisa membuat imbauan dengan spanduk di depan sekolah agar para orangtua tidak terjebak dengan modus penipuan itu," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, salah satu orangtua murid SDN Malaka Jaya 01 Pagi, mendapat telepon dari seseorang yang mengaku sebagai wali kelas. Kemudian, guru itu mengatakan bahwa anaknya mengalami kecelakaan atau jatuh dari tangga dan tak sadarkan diri.

Namun, guru itu meminta orangtua murid untuk menelepon guru lainnya yang sedang membawa anaknya ke rumah sakit. Orangtua siswa pun menuruti permintaan tersebut, dan dia merasa terkejut ketika guru (penipu) itu mengatakan, jika anaknya mengalami pendarahan di otak dan harus segera ditangani.

Penipu yang mengaku-ngaku sebagai guru itu meminta kepada orangtua untuk segera menghubungi seseorang yang diketahui memiliki alat dan segera dibawa ke rumah sakit swasta di Jakarta Timur. Orangtua siswa kembali menuruti dan menelepon orang ketiga.

Sebab orang ketiga yang mengaku dokter dari salah satu rumah sakit mengatakan, jika orangtua siswa harus mentransfer uang sebesar Rp9 juta agar alatnya segera diantar. Orangtua siswa ini akhirnya bergegas menuju ke sekolah untuk memastikan kondisi anaknya, dan alangkah kagetnya ketika menanyakan ke satpam ternyata tidak terjadi apa-apa terhadap anaknya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6593 seconds (0.1#10.140)