Warga Bukit Duri Berikan Award Gubernur Tukang Gusur
A
A
A
JAKARTA - Pemkot Jakarta Selatan berencana menggusur Kampung Bukit, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Namun, warga yang bakal terkena gusuran berencana menggelar aksi damai untuk menghalau aparat yang bakal menggusurnya itu.
Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka Sandyawan Sumardi mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan aksi damai tersebut untuk menunjukkan kalau kekerasan yang dilawan dengan kekerasan tidak menghasilkan perdamaian.
Dalam acara demo budaya tersebut, katanya, warga akan mengibarkan bendera merah-putih di setiap rumah yang akan dirobohkan oleh buldozer dan robot Satpol PP. Kemudian, juga akan ada berbagai macam spanduk bertuliskan "Bukit Duri Menggugat", "Dari Bukit Duri ke Balai Kota dan Istana", "Rakyat Bermartabat, Pemprov DKI Bermuslihat", "Aksi Damai Tanpa Kekerasan", "Tanah Merdeka", "Ciliwung Nyawa Kita", dan sebagainya.
"Itu yang membuat kami gigih menolak sikap Pemprov DKI yang de facto dalam melakukan penggusuran paksa cenderung mengedepankan kekerasan dalam menyelesaikan kejahatan," ujarnya pada wartawan, Rabu (28/9/2016).
Selain itu, papar Sandy, warga juga akan menyediakan satu mobil sound system lengkap dengan peralatan, pemain musik, dan paduan suara yang akan mengajak warga Bukit Duri dan massa pendemo untuk ikut aktif bernyanyi dengan bergandengan tangan menyanyikan lagu nasional.
Bahkan, akan ada aksi penyerahan bunga antikekerasan kepada aparat penggusur gabungan, yakni satpol PP, Polisi, dan Militer. Dilanjutkan dengan orasi perwakilan berbagai elemen, penyerahan award "Gubernur Tukang Gusur", serta melakukan doa bersama.
Sandy menambahkan, selama ini, Pemprov DKI selalu menggunakan aksi kekerasan dalam melakukan penggusuran. Penggusuran Kampung Pulo dan Luar Batang bukti kegagalan tindakan penggusuran dengan kekerasan sebagai pilihan kebijakan pembangunan Pemprov DKI di era gubernur Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
"Kekerasan yang dilawan dengan kekerasan hanya akan membuat keadaan lebih buruk. Meski jalan anti-kekerasan tak dapat mengatasi semua aksi kekerasan secara langsung, namun cara ini (demo budaya) kami yakin dapat mengubah secara perlahan pelaku dan bentuk kejahatan itu," tutupnya.
Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka Sandyawan Sumardi mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan aksi damai tersebut untuk menunjukkan kalau kekerasan yang dilawan dengan kekerasan tidak menghasilkan perdamaian.
Dalam acara demo budaya tersebut, katanya, warga akan mengibarkan bendera merah-putih di setiap rumah yang akan dirobohkan oleh buldozer dan robot Satpol PP. Kemudian, juga akan ada berbagai macam spanduk bertuliskan "Bukit Duri Menggugat", "Dari Bukit Duri ke Balai Kota dan Istana", "Rakyat Bermartabat, Pemprov DKI Bermuslihat", "Aksi Damai Tanpa Kekerasan", "Tanah Merdeka", "Ciliwung Nyawa Kita", dan sebagainya.
"Itu yang membuat kami gigih menolak sikap Pemprov DKI yang de facto dalam melakukan penggusuran paksa cenderung mengedepankan kekerasan dalam menyelesaikan kejahatan," ujarnya pada wartawan, Rabu (28/9/2016).
Selain itu, papar Sandy, warga juga akan menyediakan satu mobil sound system lengkap dengan peralatan, pemain musik, dan paduan suara yang akan mengajak warga Bukit Duri dan massa pendemo untuk ikut aktif bernyanyi dengan bergandengan tangan menyanyikan lagu nasional.
Bahkan, akan ada aksi penyerahan bunga antikekerasan kepada aparat penggusur gabungan, yakni satpol PP, Polisi, dan Militer. Dilanjutkan dengan orasi perwakilan berbagai elemen, penyerahan award "Gubernur Tukang Gusur", serta melakukan doa bersama.
Sandy menambahkan, selama ini, Pemprov DKI selalu menggunakan aksi kekerasan dalam melakukan penggusuran. Penggusuran Kampung Pulo dan Luar Batang bukti kegagalan tindakan penggusuran dengan kekerasan sebagai pilihan kebijakan pembangunan Pemprov DKI di era gubernur Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
"Kekerasan yang dilawan dengan kekerasan hanya akan membuat keadaan lebih buruk. Meski jalan anti-kekerasan tak dapat mengatasi semua aksi kekerasan secara langsung, namun cara ini (demo budaya) kami yakin dapat mengubah secara perlahan pelaku dan bentuk kejahatan itu," tutupnya.
(whb)