Mengenal dr Karundeng, Dokter Pertama di Kota Depok
A
A
A
Dokter John Wilhem Karundeng bagi warga Depok nama ini tak asing lagi ditelinga. Pria yang populer dipanggil dr Karundeng ini merupakan dokter pertama di Kota Depok.
Pada Minggu, 18 September 2016 kemarin Sindonews berkesempatan bertemu dengan istri dr Karundeng yakni, Marlie Sudira (69), yang didampingi anak keduanya Johannes Eduard Karundeng di kediamannya.
Johannes Eduard Karundeng mengatakan, sang ayah merupakan dokter pertama yang ada di Depok. Beliau dikenal sebagai pribadi yang tulus melayani masyarakat tanpa meminta bayaran sepeser pun.
Bahkan sang ayah rela menghampiri pasiennya yang sakit."Saat itu ayah hanya mengandalkan sepeda dan lampu senter saja," kata Johannes. Menurut Johannes, pada tahun 1960-an di Depok sama sekali belum ada dokter.
Di kota yang berbatasan dengan Jakarta ini hanya ada mantri dan bidan.Johannes mengingat peristiwa kecelakaan kereta api di Rawa Geni Citayam pada1968 lalu yang menewaskan ratusan orang. Ketika itu ayahnya bertugas di RS Harapan yakni rumah sakit pertama di Depok.
"Saat itu seingat saya, ayah meminta bantuan ke rumah sakit Bogor, " cerita Johannes. Dia menuturkan, setiap memberikan pengobatan, dr Karundeng hanya diberikan upah berupa hasil kebun oleh pasien.
Bahkan dr Karundeng yang memberikan ongkos pada pasien jika rumahnya jauh."Papa pesan kalau orang sakit jangan dibebani lagi. Karena memang tujuan ayah jadi dokter semata-mata untuk melayani," ujarnya.
Dokter Karundeng meninggal dunia pada tahun 1995 di usia 62 tahun. Atas jasa dan pengorbanannya dr Karundeng pun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Walaupun sudah 21 tahun wafat namun kesohoran dokter Karundeng masih dikenal sampai perbatasan Depok.
Bahkan jika Johannes pergi ke wilayah Mampang, Parung nama ayahnya masih banyak dikenang. "Saya bersyukur ternyata ayah itu di mata masyarakat orang yang baik, meninggalkan kebaikkan dan itu menjadi kebanggaan kami sebagai keluarga," ungkapnya.
Pada Minggu, 18 September 2016 kemarin Sindonews berkesempatan bertemu dengan istri dr Karundeng yakni, Marlie Sudira (69), yang didampingi anak keduanya Johannes Eduard Karundeng di kediamannya.
Johannes Eduard Karundeng mengatakan, sang ayah merupakan dokter pertama yang ada di Depok. Beliau dikenal sebagai pribadi yang tulus melayani masyarakat tanpa meminta bayaran sepeser pun.
Bahkan sang ayah rela menghampiri pasiennya yang sakit."Saat itu ayah hanya mengandalkan sepeda dan lampu senter saja," kata Johannes. Menurut Johannes, pada tahun 1960-an di Depok sama sekali belum ada dokter.
Di kota yang berbatasan dengan Jakarta ini hanya ada mantri dan bidan.Johannes mengingat peristiwa kecelakaan kereta api di Rawa Geni Citayam pada1968 lalu yang menewaskan ratusan orang. Ketika itu ayahnya bertugas di RS Harapan yakni rumah sakit pertama di Depok.
"Saat itu seingat saya, ayah meminta bantuan ke rumah sakit Bogor, " cerita Johannes. Dia menuturkan, setiap memberikan pengobatan, dr Karundeng hanya diberikan upah berupa hasil kebun oleh pasien.
Bahkan dr Karundeng yang memberikan ongkos pada pasien jika rumahnya jauh."Papa pesan kalau orang sakit jangan dibebani lagi. Karena memang tujuan ayah jadi dokter semata-mata untuk melayani," ujarnya.
Dokter Karundeng meninggal dunia pada tahun 1995 di usia 62 tahun. Atas jasa dan pengorbanannya dr Karundeng pun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Walaupun sudah 21 tahun wafat namun kesohoran dokter Karundeng masih dikenal sampai perbatasan Depok.
Bahkan jika Johannes pergi ke wilayah Mampang, Parung nama ayahnya masih banyak dikenang. "Saya bersyukur ternyata ayah itu di mata masyarakat orang yang baik, meninggalkan kebaikkan dan itu menjadi kebanggaan kami sebagai keluarga," ungkapnya.
(whb)