Ditangkap Polisi, Anggota Geng Motor Sadis Menangis
A
A
A
JAKARTA - Komplotan geng motor yang menyerang sebuah warnet di Pasar Minggu, Jakarta Selatan berhasil digulung polisi. Sejumlah anggota geng motor sadis ini menangis ketika ditangkap polisi.
Kapolsek Pasar Minggu Kompol Zaky Alkazar Nasution mengatakan, polisi sudah membekuk kawanan geng motor yang menyerang warnet di Pasar Minggu, kelimanya berinisial SAJ (18), AK (17), O (17), M (12) dan S (15). Adapun motif para pelaku menyerang warnet itu karena adanya aksi saling ejek dan kelimanya merasa sok jagoan sehingga melakukan penyerangan.
"Mereka sok jagoan, supaya kelihatan gagah. Ada yang merasa dongkol, saling ledek lewat facebook terus datang ke warnet melakukan penyerangan terhadap korbannya," ujarnya pada wartawan, Selasa (13/9/2016).
Menurutnya, sebelum melakukan aksi penyerangan itu, para kawanan geng motor itu berjanji untuk saling bertemu melalui BBM dan Facebook. Adapun kelima remaja itu berasal dari geng motor Belgia, geng motor 18, dan geng motor Inggris.
"Mereka ini sudah saling kenal dan komukasi janjian lewat BBM atau facebook. Mereka putus sekolah, tapi ada juga satu yang masih sekolah tapi sekolah paket," tuturnya. (Baca: Warnet di Pasar Minggu Diacak-acak Geng Motor Bersenjata Tajam)
Dia menjelaskan, saat ditangkap di tempat yang berbeda itu, polisi mengamankan barang bukti berupa golok sisir, arit, dan dua buah sepeda motor. Akibat perbuatannya itu, pelaku pun dijerat pasal 170 KUHP jo 55 KUHP tentang kejahatan ketertiban umum dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.
"Satu pelaku berinisial A masih kami cari keberadaannya dan kami jadikan DPO. Kami pastikan, kawasan Pasar Minggu tidak akan ada lagi kelompok seperti ini (geng motor). Kami terus meningkatkan patroli pada tiap harinya," jelasnya.
Zaky mengungkapkan, saat ditangkap oleh polisi, para pelaku itu menangis meminta untuk dilepaskan. Saat polisi memanggil orangtua pelaku, orangtuanya pun tak percaya dengan perbuatan anaknya itu dan menangis sesenggukan melihat anaknya berbuat jahat.
Sementara itu, salah satu pelaku yang berinisial AK tampak menangis terus saat dihadapkan di depan awak media. Dia malah menangis sesenggukan dan meminta pada polisi untuk dibebaskan. Dia berdalih jika aksi brutalnya itu dilakukan hanya karena ikut-ikutan belaka.
"Pak tolong bebaskan saya Pak, saya cuma ikut-ikutan doang. Saya takut dipenjara Pak," katanya sambil meneteskan air matanya.
Kapolsek Pasar Minggu Kompol Zaky Alkazar Nasution mengatakan, polisi sudah membekuk kawanan geng motor yang menyerang warnet di Pasar Minggu, kelimanya berinisial SAJ (18), AK (17), O (17), M (12) dan S (15). Adapun motif para pelaku menyerang warnet itu karena adanya aksi saling ejek dan kelimanya merasa sok jagoan sehingga melakukan penyerangan.
"Mereka sok jagoan, supaya kelihatan gagah. Ada yang merasa dongkol, saling ledek lewat facebook terus datang ke warnet melakukan penyerangan terhadap korbannya," ujarnya pada wartawan, Selasa (13/9/2016).
Menurutnya, sebelum melakukan aksi penyerangan itu, para kawanan geng motor itu berjanji untuk saling bertemu melalui BBM dan Facebook. Adapun kelima remaja itu berasal dari geng motor Belgia, geng motor 18, dan geng motor Inggris.
"Mereka ini sudah saling kenal dan komukasi janjian lewat BBM atau facebook. Mereka putus sekolah, tapi ada juga satu yang masih sekolah tapi sekolah paket," tuturnya. (Baca: Warnet di Pasar Minggu Diacak-acak Geng Motor Bersenjata Tajam)
Dia menjelaskan, saat ditangkap di tempat yang berbeda itu, polisi mengamankan barang bukti berupa golok sisir, arit, dan dua buah sepeda motor. Akibat perbuatannya itu, pelaku pun dijerat pasal 170 KUHP jo 55 KUHP tentang kejahatan ketertiban umum dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.
"Satu pelaku berinisial A masih kami cari keberadaannya dan kami jadikan DPO. Kami pastikan, kawasan Pasar Minggu tidak akan ada lagi kelompok seperti ini (geng motor). Kami terus meningkatkan patroli pada tiap harinya," jelasnya.
Zaky mengungkapkan, saat ditangkap oleh polisi, para pelaku itu menangis meminta untuk dilepaskan. Saat polisi memanggil orangtua pelaku, orangtuanya pun tak percaya dengan perbuatan anaknya itu dan menangis sesenggukan melihat anaknya berbuat jahat.
Sementara itu, salah satu pelaku yang berinisial AK tampak menangis terus saat dihadapkan di depan awak media. Dia malah menangis sesenggukan dan meminta pada polisi untuk dibebaskan. Dia berdalih jika aksi brutalnya itu dilakukan hanya karena ikut-ikutan belaka.
"Pak tolong bebaskan saya Pak, saya cuma ikut-ikutan doang. Saya takut dipenjara Pak," katanya sambil meneteskan air matanya.
(ysw)