DKI Luncurkan Bus Maxi Total, Kopaja & Metromini Terancam Punah
A
A
A
JAKARTA - Armada bus maxi total milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Transportasi Jakarta segera beroperasi di trayek bus sedang. Para operator bus sedang existing diminta menyetorkan uang muka Rp150 juta oleh PT Transportasi Jakarta apabila tidak mau bisninsya dimatikan.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Budi Kaliwono mengatakan, untuk mewujudkan Jakarta baru yang lebih bagus seperti kota-kota besar di dunia, pihaknya menyediakan bus maxi total lebih besar dari bus sedang dan lebih kecil dari bus single. Interior di dalamnya pun menggunakan ful jok busa.
"Sampai April 2017 akan datang 300 bus. Tahap awal 100 bus sampai November. Akan melayani seluruh koridor dan masuk ke perumahan-perumahan," kata Budi Kaliwono di Balai Kota DKI Jakarta pada wartawan Jumat, 2 September 2016 kemarin.
Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan geram dengan masuknya bus maxi total tersebut. Shafruhan meminta agar Dirut PT Transportasi Jakarta, Budi Kaliwono tidak arogan memainkan kekuasaan dengan bertindak semaunya.
Sebab, kedatangan bus maxi total tersebut akan membunuh operator existing bus sedang seperti Metromini, Kopaja, Kopami, Koantas Bima dan sebagainya yang berada di bawah Organda.
Berdasarkan informasi yang didapat dari PT Transportasi Jakarta, kata Shafruhan, operator existing bus sedang diminta membayar uang muka Rp150 juta apabila ingin tetap exist berbisnis bus sedang.
"Jangan mentang-mentang punya duit akhirnya beli sendiri. Bagaimana nasib operator yang sudah puluhan tahun melayani warga Jakarta. Operator bus sedang rata-rata koperasi, mereka keberatan kalau mau ikut harus memiliki uang muka Rp150 juta," ujarnya.
Shafruhan menuturkan Organda mendukung bila semua operator bus existing berintegrasi dengan PT Transportasi Jakarta untuk merevitalisasi angkutan umum melalui sistem rupiah per kilometer. Namun, para operator meminta ada kemudahan agar bisa mengikuti proses tersebut, salah satunya masalah biaya.
Kepala Dishubtrans DKI Jakarta, Andri Yansyah mengakui bila PT Transportasi Jakarta meminta agar operator bus sedang existing menyetorkan uang muka Rp150 Juta agar dapat bergabung dengan PT Transportasi Jakarta untuk memiliki bus maxi total. Namun, dia memastikan tidak akan memberikan trayek bus maxi total kepada PT Transportasi Jakarta bila masalah operator bus sedang existing belum selesai.
"Ya bus maxi total memang akan mengantikan existing bus sedang. Tapi tergantung ruas jalan. Misalnya di Manggarai-Blok M, itu bisa mengantikan Kopaja S 66. Nah kalau yang tidak bisa kita tetap pakai bus sedang. Intinya kita akan bahas kembali dengan operator existing nanti," ungkapnya.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Budi Kaliwono mengatakan, untuk mewujudkan Jakarta baru yang lebih bagus seperti kota-kota besar di dunia, pihaknya menyediakan bus maxi total lebih besar dari bus sedang dan lebih kecil dari bus single. Interior di dalamnya pun menggunakan ful jok busa.
"Sampai April 2017 akan datang 300 bus. Tahap awal 100 bus sampai November. Akan melayani seluruh koridor dan masuk ke perumahan-perumahan," kata Budi Kaliwono di Balai Kota DKI Jakarta pada wartawan Jumat, 2 September 2016 kemarin.
Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan geram dengan masuknya bus maxi total tersebut. Shafruhan meminta agar Dirut PT Transportasi Jakarta, Budi Kaliwono tidak arogan memainkan kekuasaan dengan bertindak semaunya.
Sebab, kedatangan bus maxi total tersebut akan membunuh operator existing bus sedang seperti Metromini, Kopaja, Kopami, Koantas Bima dan sebagainya yang berada di bawah Organda.
Berdasarkan informasi yang didapat dari PT Transportasi Jakarta, kata Shafruhan, operator existing bus sedang diminta membayar uang muka Rp150 juta apabila ingin tetap exist berbisnis bus sedang.
"Jangan mentang-mentang punya duit akhirnya beli sendiri. Bagaimana nasib operator yang sudah puluhan tahun melayani warga Jakarta. Operator bus sedang rata-rata koperasi, mereka keberatan kalau mau ikut harus memiliki uang muka Rp150 juta," ujarnya.
Shafruhan menuturkan Organda mendukung bila semua operator bus existing berintegrasi dengan PT Transportasi Jakarta untuk merevitalisasi angkutan umum melalui sistem rupiah per kilometer. Namun, para operator meminta ada kemudahan agar bisa mengikuti proses tersebut, salah satunya masalah biaya.
Kepala Dishubtrans DKI Jakarta, Andri Yansyah mengakui bila PT Transportasi Jakarta meminta agar operator bus sedang existing menyetorkan uang muka Rp150 Juta agar dapat bergabung dengan PT Transportasi Jakarta untuk memiliki bus maxi total. Namun, dia memastikan tidak akan memberikan trayek bus maxi total kepada PT Transportasi Jakarta bila masalah operator bus sedang existing belum selesai.
"Ya bus maxi total memang akan mengantikan existing bus sedang. Tapi tergantung ruas jalan. Misalnya di Manggarai-Blok M, itu bisa mengantikan Kopaja S 66. Nah kalau yang tidak bisa kita tetap pakai bus sedang. Intinya kita akan bahas kembali dengan operator existing nanti," ungkapnya.
(whb)