Praktisi Pendidikan Ini Khawatir Sifat Buruk Ahok Ditiru Anak-anak
A
A
A
JAKARTA - Pakar dan praktisi pendidikan, Arief Rahman menyatakan kehawatirannya dengan sifat dan etika Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok). Bahkan Arief khawatir etika Ahok akan ditiru anak-anak.
Dalam seminar bersama Polda Metro Jaya di Menteng, Jakarta Pusat, Arief Rachman menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan pembentukan karakter terkait etika. Karena selama ini ia melihat bahwa Indonesia kurang peka terhadap sebuah etika.
Ia mencontohkan bahwa selama ini Jakarta terkenal dengan pemimpinnya yang sering melontarkan kata-kata kasar. Dan ia mengimbau agar sosok yang seperti itu tidak untuk ditiru.
"Karakter hubungannya dengan etika. Saya pernah menegur Pak Ahok karena tidak santun dan suka ngomong goblok-goblok. Itu kan nantinya bisa ditiru oleh anak-anak," kata Arief dalam acara seminar bersama Polda Metro Jaya, dikawasan Menteng, Jakarta pusat, Rabu (24/8/2016).
Duta UNESCO tersebut juga mengatakan bahwa selama ini, negara Indonesia belum untuk mencapai pendidikan yang diharapkan.
Ia mengatakan, polisi, guru, serta media, harus bisa menciptakan suasana agar dapat menciptakan sebuah etika yang tumbuh menjadi terdidik.
"Jadi yang harus dikembangkan etika, karakter itu upaya sadar agar orang mengetahui etika. Seperti yang kemarin, Polisi di bunuh di Bali, guru dipukuli muridnya dan orang tua murid juga. Etika yang keteter ini, saya sedih melihatnya," tandasnya
Dalam seminar bersama Polda Metro Jaya di Menteng, Jakarta Pusat, Arief Rachman menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan pembentukan karakter terkait etika. Karena selama ini ia melihat bahwa Indonesia kurang peka terhadap sebuah etika.
Ia mencontohkan bahwa selama ini Jakarta terkenal dengan pemimpinnya yang sering melontarkan kata-kata kasar. Dan ia mengimbau agar sosok yang seperti itu tidak untuk ditiru.
"Karakter hubungannya dengan etika. Saya pernah menegur Pak Ahok karena tidak santun dan suka ngomong goblok-goblok. Itu kan nantinya bisa ditiru oleh anak-anak," kata Arief dalam acara seminar bersama Polda Metro Jaya, dikawasan Menteng, Jakarta pusat, Rabu (24/8/2016).
Duta UNESCO tersebut juga mengatakan bahwa selama ini, negara Indonesia belum untuk mencapai pendidikan yang diharapkan.
Ia mengatakan, polisi, guru, serta media, harus bisa menciptakan suasana agar dapat menciptakan sebuah etika yang tumbuh menjadi terdidik.
"Jadi yang harus dikembangkan etika, karakter itu upaya sadar agar orang mengetahui etika. Seperti yang kemarin, Polisi di bunuh di Bali, guru dipukuli muridnya dan orang tua murid juga. Etika yang keteter ini, saya sedih melihatnya," tandasnya
(ysw)