Polisi Dalami Temuan Ribuan Vaksin yang Ditemukan di Tol
A
A
A
JAKARTA - Kepolisian Resort (Polres) Jakarta Barat tengah menyelidiki temuan vaksin yang diduga palsu. Ribuan vaksin itu sengaja dibuang oleh sebuah kendaraan di kawasan pintu tol JORR W2, Joglo, dalam dua hari berturut.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Didik Sugiarto mengaku, vaksin itu tengah diselidiki oleh Unit Kriminal Khusus Satuannya. Hingga kini masih belum dipastikan palsu atau tidak vaksi itu, karena masih menunggu hasil laboratorium Badan Pengawasan Obat Makanan (BPOM) DKI Jakarta.
"Hasil lab-nya belum keluar, jadi kami belum dapat memastikan itu palsu atau tidak," terang Didik ketika dikonfirmasi SINDO, Minggu (24/7/2016).
Saat ini, lanjut Didik, polisi telah memeriksa dua petugas tol, Solihin (50), dan Iyan (27). Solihin diketahui menyaksikan langsung sebuah mobil Grand Max Silver yang diduga kuat membuang vaksin tersebut.
Hanya saja mengenai penguatan dugaan mobil tersebut, Didik masih mendalaminya. Pasalnya, hingga saat ini, polisi masih mencari rekaman Closed Circuit Television (CCTV) yang merekam kejadian itu.
"Kebetulan dari rekaman yang kami himpun, pelat nomor mobil tidak terlihat jelas," tambah Didik.
Sebelumnya, pada Sabtu 23 Juli 2016 siang, sebuah kantong plastik hitam ditemukan di kawasan bahu jalan Tol JORR W2, Kembangan, Jakarta Barat. Dalam temuan itu, ribuan botol vaksin dan alat kesehatan diduga palsu ditemukan.
Kemudian, sebelumnya, pada Jumat 22 Juli 2016 siang, dua dus vaksin di temukan di kawasan sama. Dalam dua dus tersebut ditemukan tiga jenis vaksin berbeda, hingga Jumat sore kemarin, tiga jenis itu telah dibawa ke laboratorium BPOM untuk diteliti.
Kanit Krimsus Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKP Eko Barmula mengatakan, masih berkoordinasi dengan BPOM untuk mengecek kandungan vaksin itu, termasuk untuk memastikan apakah vaksin itu palsu atau resmi.
Kuat kemungkinan, kata Eko, vaksin yang dibuang ada kaitan erat dengan peredaran vaksin palsu, terlebih saat dilakukan penyidikan vaksin itu belum memasuki kadaluarsa. "Kami khawatir, makanya kami kasus ini kami tanganin," cetus Eko.
Hingga saat ini, Eko mengaku, tengah memburu mobil Grand Max silver yang diduga kuat pemilik dari ribuan vaksin hepatitis B itu. Beberapa rekaman CCTV bahkan diminta dari pihak jasa marga untuk memburu mobil tersebut.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Didik Sugiarto mengaku, vaksin itu tengah diselidiki oleh Unit Kriminal Khusus Satuannya. Hingga kini masih belum dipastikan palsu atau tidak vaksi itu, karena masih menunggu hasil laboratorium Badan Pengawasan Obat Makanan (BPOM) DKI Jakarta.
"Hasil lab-nya belum keluar, jadi kami belum dapat memastikan itu palsu atau tidak," terang Didik ketika dikonfirmasi SINDO, Minggu (24/7/2016).
Saat ini, lanjut Didik, polisi telah memeriksa dua petugas tol, Solihin (50), dan Iyan (27). Solihin diketahui menyaksikan langsung sebuah mobil Grand Max Silver yang diduga kuat membuang vaksin tersebut.
Hanya saja mengenai penguatan dugaan mobil tersebut, Didik masih mendalaminya. Pasalnya, hingga saat ini, polisi masih mencari rekaman Closed Circuit Television (CCTV) yang merekam kejadian itu.
"Kebetulan dari rekaman yang kami himpun, pelat nomor mobil tidak terlihat jelas," tambah Didik.
Sebelumnya, pada Sabtu 23 Juli 2016 siang, sebuah kantong plastik hitam ditemukan di kawasan bahu jalan Tol JORR W2, Kembangan, Jakarta Barat. Dalam temuan itu, ribuan botol vaksin dan alat kesehatan diduga palsu ditemukan.
Kemudian, sebelumnya, pada Jumat 22 Juli 2016 siang, dua dus vaksin di temukan di kawasan sama. Dalam dua dus tersebut ditemukan tiga jenis vaksin berbeda, hingga Jumat sore kemarin, tiga jenis itu telah dibawa ke laboratorium BPOM untuk diteliti.
Kanit Krimsus Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKP Eko Barmula mengatakan, masih berkoordinasi dengan BPOM untuk mengecek kandungan vaksin itu, termasuk untuk memastikan apakah vaksin itu palsu atau resmi.
Kuat kemungkinan, kata Eko, vaksin yang dibuang ada kaitan erat dengan peredaran vaksin palsu, terlebih saat dilakukan penyidikan vaksin itu belum memasuki kadaluarsa. "Kami khawatir, makanya kami kasus ini kami tanganin," cetus Eko.
Hingga saat ini, Eko mengaku, tengah memburu mobil Grand Max silver yang diduga kuat pemilik dari ribuan vaksin hepatitis B itu. Beberapa rekaman CCTV bahkan diminta dari pihak jasa marga untuk memburu mobil tersebut.
(mhd)