Ibu Hamil Ini Meninggal Dunia di Angkot saat Akan Melahirkan

Jum'at, 22 Juli 2016 - 19:57 WIB
Ibu Hamil Ini Meninggal Dunia di Angkot saat Akan Melahirkan
Ibu Hamil Ini Meninggal Dunia di Angkot saat Akan Melahirkan
A A A
JAKARTA - Kisah menyedihkan kembali terjadi di Ibu Kota. Seorang wanita muda Aminah (28) mengembuskan nafas terakhir saat akan melahirkan anaknya di RSUD Pasar Rebo. Aminah meninggal dunia bersama bayi dalam kandungannya karena tekanan darah tinggi hingga membuat pembuluh darahnya pecah.

Kematian Aminah ini sontak saja membuat geger warga Kawasan Ciracas, Jakarta Timur. Apalagi sebelum meninggal dunia, Aminah yang hendak melahirkan itu dalma kondisi kritis dan dibawa dari rumah kontrakannya menggunakan angkutan kota (angkot)

Salah seorang tetangga korban, Tina menuturkan, pada pukul 08.00 WIB tadi pagi terdengar suara Aminah berteriak minta pertolongan. Dibantu oleh tetangga yakni Mamat dan Boy, kamar kontrakan Aminah yang terkunci dari dalam didobrak paksa.

"Suami Aminah yaitu Naim, sudah berangkat kerja. Saat pintu didobrak Aminah terbaring lemas di kasur dan juga terlihat air ketubannya sudah pecah," tutur Tina kepada wartawan, Jumat (22/7/2016). Para tetangga pun bergerak cepat membawa Aminah ke Puskesmas Ciracas menggunakan angkot KWK 03.

Mamat yang ditemui mengatakan, dalam angkot Aminah sudah dalam kondisi lemas dan tidak sadarkan diri. "Waktu sampai di Puskesmas kondisinya memang sudah sangat parah, ada dua dokter yang langsung periksa," katanya.

Karena kondisinya kritis, dokter puskesmas pun merujuk korban ke ke RSUD Pasar Rebo. Aminah pun dipindah dari angkot ke ambulans dan di dalam ambulans ditemani seorang dokter. "Saya sempat ikut, tapi jalanan macet parah. Saya saja sampai turun ke jalan buat mengatur lalu lintas supaya cepat sampai ke RS," ujarnya.

Setibanya di RSUD Pasar Rebo, kondisi Aminah kian memburuk. Dokter saat itu memberitahu bila tekanan darah Aminah cukup tinggi. "Aminah langsung dibawa ke IGD, saya cuma bisa lihat dari jauh. Waktu itu dokter langsung menangani cukup serius," jelasnya.

Namun, akhirnya dokter tidak bisa berbuat banyak, Aminah meninggal dunia pukul 10.15 WIB bersama anak dalam kandungannya. Dokter jaga IGD RSUD Pasar Rebo dr Nugroho menyebutkan, kondisi pasien saat tiba sudah dalam kondisi kritis.

"Kita langsung mencoba menyelamatkan sang ibu tapi kondisinya sudah tidak memungkinkan," ujarnya. Menurut Nugroho, sang ibu meninggal dunia bersama bayi yang masih di dalam kandungan.

Di tempat terpisah, Kepala Puskesmas Ciracas dr Winarto menjelaskan, kondisi Aminah memang sudah lemah, sata datang bersama tiga orang dengan menggunakan angutan umum berwarna merah. "Dokter dan bidan langsung menurunkan Aminah yang kondisnya sudah lemah di dalam angkot," jelasnya.

Saat itu yang menangani langsung adalah dr Trianawati dan dr Fitria serta bidan Juhanengsih. Karena sudah tidak memungkinkan maka pihanya langsung merujuk ke RSUD Pasar Rebo.

"Hasil pemeriksaan pasien, keadaan umumnya lemah dengan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 82x/menit dan denyut jantung janin138x/menit teratur. Melihat kondisi itu pasien diberikan oksigen dan infus RL. Lalu kami langsung merujuknya ke RSUD Pasar Rebo, dengan menggunakan ambulans milik puskesmas," terangnya.

Selama di ambulans dokter puskesmas tetap harus mendampingi. Setibanyanya di RSUD pasien langsung ditangani tim dokter dan bidan bersalin rumah sakit. Tim dokter kembali ke puskesmas, karena pada saat itu sedang dilakukan pemberian vaksinasi ulang untuk Kecamatan Ciracas.

Namun karena kondisi yang terus menurun nyawa Aminah dan bayinya tidak bisa diselamatkan saat pasien sudah ditangani di RSUD Pasar Rebo. "Kami sudah maksimal, tapi kondisnya semakin menurun," pungkasnya.

Suami Aminah, Naim menuturkan, memang tidak ada di rumah saat istrinya sedang kritis karena harus bekerja di sekitar Kramatjati, Jakarta Timur. Ketika itu, Naim dihubungi oleh Mamat melalui ponsel kalau istrinya dalam perjalanan ke puskesmas untuk melahirkan.

"Saya langsung berangkat ke puskesmas, tapi istri saya sudah dibawa ke RSUD Pasar Rebo," ujar lelaki berambut putih tersebut. Tapi, setibanya di RSUD Pasar Rebo, Naim sudah melihat istrinya tidak sadarkan diri dan tidak lama kemudian sang istri Aminah meninggal dunia.

"Kata dokter tekanan darahnya tinggi, dan pembuluh darahnya sudah pecah sehingga sudah tidak bisa ditolong lagi. Anak saya juga belum sempat keluar, dia meninggal di kandungan karena sudah tidak lagi bisa ditolong," tegasnya.

Naim tidak pernah menyangka kalau istrinya menderita tekanan darah tinggi. Selama ini sang istri tidak pernah mengeluh sakit. Pemeriksaan rutin kehamilan pun dilakukan di Puskesmas Ciracas dan bidan di dekat rumahnya.

"Dia enggak pernah mengeluh, istri saya itu orang yang kuat," tukasnya. Tidak hanya itu, Aminah juga tidak pernah sakit bahkan pemeriksaan terakhir menyebutkan kalau istrinya tersebut dalam kondisi normal.

Jenazah Aminah langsung dimakamkan pada Kamis malam di TPU CIracas, Jakarta Timur.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6128 seconds (0.1#10.140)