RS Karya Medika Tambun Akui Terima Vaksin dari Azka Medical
A
A
A
BEKASI - Manajemen RS Karya Media, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, tak menampik memperoleh vaksin dari CV Azka Medical. Ini dilakukan karena stok vaksi saat itu telah habis.
Direktur Rumah Sakit Karya Medika Tambun Dominggus M Efruan menyatakan, pada 2011 lalu pernah menggunakan vaksin dari CV Azka Medical, karena keterbatasan stok vaksin.”Kami peroleh dari CV Azka ini ada lima jenis vaksin,” katanya.
Jenis vaksin itu adalah Engerix B Adult Engerix B pediatal, ABU, PPD dan ATS. Namun, vaksin tersebut sebagian kecil saja dari total vaksin yang pihaknya gunakan. Dari lima vaksin itu hanya dua jenis yang pernah digunakan untuk anak-anak yaitu Engerix B pediatal dan PPD.
”Dua vaksin ini untuk hepatitis B,” katanya. Sedang tiga vaksin lainnya tak pernah digunakan pihaknya. Seperti vaksin ABU untuk anti-bisa ular atau pasien yang dipatuk ular. Untuk itu, vaksin tersebut tidak semua digunakan terhadap anak-anak, dan pihaknya sudah tidak menggunakan vaksin tersebut.
Sementara itu, belasan warga menggeruduk Rumah Sakit (RS) Karya Medika Tambun di Jalan Raya Sultan Hasanudin, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Warga datang sambil membawa anaknya karena divaksin di rumah sakit itu beberapa waktu lalu.
”Kami mau protes dengan pihak rumah sakit, karena anak saya Chelsea berumur 14 bulan divaksin di rumah sakit ini,” kata Risti (32) warga Desa Tambun RT 5/7. Menurut dia, kedatangan warga untuk meminta klarifikasi pihak rumah sakit terkait vaksin palsu tersebut.
Risti mengaku tidak pernah merasa curiga karena tidak ada dampak yang aneh pada anaknya usai diberikan vaksin. Namun, dia khawatir kedepanya anak kesayanganya tersebut terjadi hal tidak diinginkan.
”Saat vaksin membayar mahal, kenapa mereka tega memalsukan, taruhanya nyawa,” ujarnya. Warga lainnya, Romlah (28) mengaku kaget dan sook saat mengetahui pemberitaan dari pihak kepolisian di media massa.
Romlah menuturkan, selama ini anaknya mendapatkan vaksin dari RS Karya Medika Tambun. Bahkan, setiap anaknya imunisasi menggunakan vaksin harganya sekitar Rp300.000 untuk sekali imunsasi.
”Sudah mahal, ini urusan nyawa, kalau anak saya kenapa-kenapa pihak RS harus tanggungjawab,” tegasnya.
Direktur Rumah Sakit Karya Medika Tambun Dominggus M Efruan menyatakan, pada 2011 lalu pernah menggunakan vaksin dari CV Azka Medical, karena keterbatasan stok vaksin.”Kami peroleh dari CV Azka ini ada lima jenis vaksin,” katanya.
Jenis vaksin itu adalah Engerix B Adult Engerix B pediatal, ABU, PPD dan ATS. Namun, vaksin tersebut sebagian kecil saja dari total vaksin yang pihaknya gunakan. Dari lima vaksin itu hanya dua jenis yang pernah digunakan untuk anak-anak yaitu Engerix B pediatal dan PPD.
”Dua vaksin ini untuk hepatitis B,” katanya. Sedang tiga vaksin lainnya tak pernah digunakan pihaknya. Seperti vaksin ABU untuk anti-bisa ular atau pasien yang dipatuk ular. Untuk itu, vaksin tersebut tidak semua digunakan terhadap anak-anak, dan pihaknya sudah tidak menggunakan vaksin tersebut.
Sementara itu, belasan warga menggeruduk Rumah Sakit (RS) Karya Medika Tambun di Jalan Raya Sultan Hasanudin, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Warga datang sambil membawa anaknya karena divaksin di rumah sakit itu beberapa waktu lalu.
”Kami mau protes dengan pihak rumah sakit, karena anak saya Chelsea berumur 14 bulan divaksin di rumah sakit ini,” kata Risti (32) warga Desa Tambun RT 5/7. Menurut dia, kedatangan warga untuk meminta klarifikasi pihak rumah sakit terkait vaksin palsu tersebut.
Risti mengaku tidak pernah merasa curiga karena tidak ada dampak yang aneh pada anaknya usai diberikan vaksin. Namun, dia khawatir kedepanya anak kesayanganya tersebut terjadi hal tidak diinginkan.
”Saat vaksin membayar mahal, kenapa mereka tega memalsukan, taruhanya nyawa,” ujarnya. Warga lainnya, Romlah (28) mengaku kaget dan sook saat mengetahui pemberitaan dari pihak kepolisian di media massa.
Romlah menuturkan, selama ini anaknya mendapatkan vaksin dari RS Karya Medika Tambun. Bahkan, setiap anaknya imunisasi menggunakan vaksin harganya sekitar Rp300.000 untuk sekali imunsasi.
”Sudah mahal, ini urusan nyawa, kalau anak saya kenapa-kenapa pihak RS harus tanggungjawab,” tegasnya.
(whb)