Datangi RS Harapan Bunda, Eks Camat Gambir Khawatir Anak Jadi Korban Vaksin Palsu
A
A
A
JAKARTA - Keluarga korban vaksin palsu di RS Harapan Bunda tak hanya dari warga biasa. Mantan Camat Gambir, Jakarta Pusat pun khawatir anaknya menjadi korban pemberian vaksin palsu.
Berdasarkan pantauan, Henry Perez Sitorus yang juga mantan Kepala Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi (Kasudinhubtrans) Jakarta Pusat mendatangi RS Harapan Bunda. Dia datang ke rumah sakit karena khawatir anaknya yang kini sudah berumur 3 tahun itu menjadi korban vaksin palsu di rumah sakit tersebut.
"Kecewa, RS sebesar ini ternyata ada vaksin palsu. Tadi disuruh daftar nama anak saya, nama dokter yang memberikan vaksin waktu itu, sama tempat tinggal, dan nomor telepon. Baru itu saja tadi. Pihak RS seharusnya kasih solusi," kata Henry di RS Harapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016).
Selama ini, kata Henry, dia selalu membawa anaknya itu ke rumah sakit tersebut untuk diberi vaksin, terlebih saat anaknya sakit, dia pula yang mengantarnya. Meski belum ada tanda-tanda atau efek samping dari vaksin palsu yang diduga telah dipakai anaknya itu. Namun, dia khawatir jika sampai efek itu muncul di kemudian hari.
"Dari imunisasi dasar, sejauh ini tak ada (efek samping). Tapi kan kita tak tahu dampaknya ke depan. Makanya kita antisipasi jangan sampai seperti itu," tutup pria yang kini menjadi staf di Dinas Tata Air Pemprov DKI Jakarta itu.
Berdasarkan pantauan, Henry Perez Sitorus yang juga mantan Kepala Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi (Kasudinhubtrans) Jakarta Pusat mendatangi RS Harapan Bunda. Dia datang ke rumah sakit karena khawatir anaknya yang kini sudah berumur 3 tahun itu menjadi korban vaksin palsu di rumah sakit tersebut.
"Kecewa, RS sebesar ini ternyata ada vaksin palsu. Tadi disuruh daftar nama anak saya, nama dokter yang memberikan vaksin waktu itu, sama tempat tinggal, dan nomor telepon. Baru itu saja tadi. Pihak RS seharusnya kasih solusi," kata Henry di RS Harapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016).
Selama ini, kata Henry, dia selalu membawa anaknya itu ke rumah sakit tersebut untuk diberi vaksin, terlebih saat anaknya sakit, dia pula yang mengantarnya. Meski belum ada tanda-tanda atau efek samping dari vaksin palsu yang diduga telah dipakai anaknya itu. Namun, dia khawatir jika sampai efek itu muncul di kemudian hari.
"Dari imunisasi dasar, sejauh ini tak ada (efek samping). Tapi kan kita tak tahu dampaknya ke depan. Makanya kita antisipasi jangan sampai seperti itu," tutup pria yang kini menjadi staf di Dinas Tata Air Pemprov DKI Jakarta itu.
(whb)