Pedagang pun Raup Untung Besar dari Kaus Turn Back Crime
A
A
A
JAKARTA - Suksesnya kampanye Interpol dengan slogan Turn Back Crime di Indonesia, membawa berkah tersendiri bagi para pedagang. Seperti yang dialami Tyo (37) seorang penjual kaus ini meraup untung besar sejak berdagang kaus yang dipopulerkan oleh Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti.
"Alhamdulillah dagang kaus Turn Back Crime laris manis. Selain kaus saya juga dagang topi, stiker Turn Back Crime," ujar Tyo kepada Sindonews, Selasa (24/5/2016).
Tyo menjual topi dengan harga Rp65.000, kaus tanpa kerah Rp75.000, kaus kerah Rp90.000 dan stiker yang harganya berkisar Rp3-15.000. " Ya selama lagi ramai Turn Back Crime keuntungan lebih besar jualan kaus ini. Paling banyak dicari kaus oblong sama stiker. Untungnya dari modal bisa 30%," tambahnya.
Meskipun mendapatkan untung yang berlimpah, Tyo mengaku juga ikut mengkampanyekan slogan Turn Back Crime itu. "Artinya itu kan kalau enggak salah melawan kejahatan. Nah jadi dengan kaus tersebut masyarakat bisa bersama-sama melawan kejahatan," terangnya.
Tyo berharap dengan menggunakan atribut Turn Back Crime, stigma masyarakat soal aparat kepolisian yang menyeramkan bisa terhapus." Agar polisi dan masyarakat sipil bisa lebih dekat lagi dan bisa lebih bersosialisasi lagi terutama untuk memberantas kejahatan yang ada di masyarakat," tutupnya.
"Alhamdulillah dagang kaus Turn Back Crime laris manis. Selain kaus saya juga dagang topi, stiker Turn Back Crime," ujar Tyo kepada Sindonews, Selasa (24/5/2016).
Tyo menjual topi dengan harga Rp65.000, kaus tanpa kerah Rp75.000, kaus kerah Rp90.000 dan stiker yang harganya berkisar Rp3-15.000. " Ya selama lagi ramai Turn Back Crime keuntungan lebih besar jualan kaus ini. Paling banyak dicari kaus oblong sama stiker. Untungnya dari modal bisa 30%," tambahnya.
Meskipun mendapatkan untung yang berlimpah, Tyo mengaku juga ikut mengkampanyekan slogan Turn Back Crime itu. "Artinya itu kan kalau enggak salah melawan kejahatan. Nah jadi dengan kaus tersebut masyarakat bisa bersama-sama melawan kejahatan," terangnya.
Tyo berharap dengan menggunakan atribut Turn Back Crime, stigma masyarakat soal aparat kepolisian yang menyeramkan bisa terhapus." Agar polisi dan masyarakat sipil bisa lebih dekat lagi dan bisa lebih bersosialisasi lagi terutama untuk memberantas kejahatan yang ada di masyarakat," tutupnya.
(whb)