Warga eks Pasar Ikan Sesalkan Cara Ahok Menggusur
A
A
A
JAKARTA - Warga Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara menyesalkan cara penggusuran yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Pasalnya, Ahok tidak berani menghadapi warga tapi malah mengutus TNI dan Poliri.
"Pas beberapa hari sebelum penggusuran, aparat senjata lengkap lalu lalang. Sudah kayak mau menangkap teroris," kata Marfuah (30), eks warga Pasar Ikan saat berbincang dengan Sindonews, Jumat 22 April 2016.
Ia melanjutkan, anak-anak yang akan mengikuti Ujian Nasioanl pun tidak diberikan toleransi. Air dan listrik dinonaktifkan, warga Kampung Pasar Ikan dan Luar Batang pun harus pasrah rumahnya dibongkar.
"H-1 alat berat pada datang. Anak-anak kecil pada nangis. Saya pun takut banget kayak mau perang saja waktu itu," lanjutnya.
Maka itu, Marfuah menyesalkan tindakan aparat yang terbilang represif saat melakukan penggusuran itu. Padahal, kampung itu sudah ada sejak lama dan memiliki sejarah bagi bangsa ini, khususnya Jakarta.
"Kecewa, saya merasa dibuang. Saya sudah 20 tahun lebih tinggal di sana, apalagi sudab turun temurun. Warga sebenarnya menerima akan di relokasi. Namun caranya saja seandainya ada dialog itu lebih baik dan memanusiakan manusia," tutupnya.
"Pas beberapa hari sebelum penggusuran, aparat senjata lengkap lalu lalang. Sudah kayak mau menangkap teroris," kata Marfuah (30), eks warga Pasar Ikan saat berbincang dengan Sindonews, Jumat 22 April 2016.
Ia melanjutkan, anak-anak yang akan mengikuti Ujian Nasioanl pun tidak diberikan toleransi. Air dan listrik dinonaktifkan, warga Kampung Pasar Ikan dan Luar Batang pun harus pasrah rumahnya dibongkar.
"H-1 alat berat pada datang. Anak-anak kecil pada nangis. Saya pun takut banget kayak mau perang saja waktu itu," lanjutnya.
Maka itu, Marfuah menyesalkan tindakan aparat yang terbilang represif saat melakukan penggusuran itu. Padahal, kampung itu sudah ada sejak lama dan memiliki sejarah bagi bangsa ini, khususnya Jakarta.
"Kecewa, saya merasa dibuang. Saya sudah 20 tahun lebih tinggal di sana, apalagi sudab turun temurun. Warga sebenarnya menerima akan di relokasi. Namun caranya saja seandainya ada dialog itu lebih baik dan memanusiakan manusia," tutupnya.
(mhd)