Pelaku Mutilasi Ibu Hamil Dikenal Temperamen
A
A
A
JAKARTA - Terduga pelaku pemutilasi ibu hamil di Tangerang diketahui temperamen dan gampang marah. Hal itu diungkapkan oleh salah satu karyawan rumah makan Padang tempat pelaku bekerja.
Agus terduga pelaku pemutilasi Nur Astiyah (34) di kontrakannya, di RT 012/01, Kampung Telaga Sari, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, dikenal sering bolos dan memiliki sifat tempramen selama bekerja.
Hal tersebut diungkap Wendi, Kepala Bagian Manajemen Rumah Makan Gumarang, Jalan Raya Serang KM 18, Cibadak, Kabupaten Tangerang. "Keduanya (Agus dan Nur) memang pernah kerja di sini," katanya, Senin (18/4/2016).
Menurutnya, Agus sudah bekerja sebagai kepala rumah makan padang tersebut sejak enam bulan lalu. Dia diterima bekerja lantaran pengalamannya yang pernah bekerja di rumah makan.
Lalu, Nur Astiyah atau Nuri juga masuk berbarengan dengan Agus sebagai kasir. baik Agus maupun Nuri dikenal berteman dekat, tapi Wendri tidak mengetahui kalau keduanya terlibat hubungan khusus.
"Saya pikirnya keduanya hanya memiliki hubungan antara atasan dan bawahan saja. Enggak lebih dari itu," kata Wendri.
Apalagi Agus sudah memiliki istri dan seorang anak di Bogor Jawa Barat. Sedangkan Nuri memiliki dua anak di Malingping, sehingga Wendri tidak memiliki pemikiran keduanya punya hubungan spesial.
Tapi selama bekerja, Agus dikenal suka membolos atau jarang masuk. Kalaupun masuk, Wendri sering mendapat laporan kalau dia temperamen atau sering marah-marah kepada anak buahnya. "Jadi sebelum ramai-ramai gini, beberapa hari sebelumnya dia juga sudah enggak masuk kerja," kata Wendri.
Agus terduga pelaku pemutilasi Nur Astiyah (34) di kontrakannya, di RT 012/01, Kampung Telaga Sari, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, dikenal sering bolos dan memiliki sifat tempramen selama bekerja.
Hal tersebut diungkap Wendi, Kepala Bagian Manajemen Rumah Makan Gumarang, Jalan Raya Serang KM 18, Cibadak, Kabupaten Tangerang. "Keduanya (Agus dan Nur) memang pernah kerja di sini," katanya, Senin (18/4/2016).
Menurutnya, Agus sudah bekerja sebagai kepala rumah makan padang tersebut sejak enam bulan lalu. Dia diterima bekerja lantaran pengalamannya yang pernah bekerja di rumah makan.
Lalu, Nur Astiyah atau Nuri juga masuk berbarengan dengan Agus sebagai kasir. baik Agus maupun Nuri dikenal berteman dekat, tapi Wendri tidak mengetahui kalau keduanya terlibat hubungan khusus.
"Saya pikirnya keduanya hanya memiliki hubungan antara atasan dan bawahan saja. Enggak lebih dari itu," kata Wendri.
Apalagi Agus sudah memiliki istri dan seorang anak di Bogor Jawa Barat. Sedangkan Nuri memiliki dua anak di Malingping, sehingga Wendri tidak memiliki pemikiran keduanya punya hubungan spesial.
Tapi selama bekerja, Agus dikenal suka membolos atau jarang masuk. Kalaupun masuk, Wendri sering mendapat laporan kalau dia temperamen atau sering marah-marah kepada anak buahnya. "Jadi sebelum ramai-ramai gini, beberapa hari sebelumnya dia juga sudah enggak masuk kerja," kata Wendri.
(ysw)