Tak Hargai Wakil Rakyat, Ahok Ingin Pimpin Jakarta Sendiri
A
A
A
JAKARTA - DPRD DKI Jakarta menilai, bila kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pemprov DKI itu seperti komisaris dalam perusahaan swasta. Dia yang merencanakan, dia yang menjalankan dan dia sendiri yang mengawasi.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Rikardo mengatakan, Ahok ingin jalan sendiri dalam memimpin Jakarta, alias 'One Man Show'. Padahal, sebagai seorang kepala daerah, kata dia, Ahok tidak bisa bergaya kepemimpinan seperti itu. Karena, Ahok harus mengikuti peraturan dalam pemerintahan di Jakarta agar ada harmonisasi, khususnya dengan masyarakat.
"Selama ini kami seperti tidak dipandang. Segala kebijakannya tidak pernah diberitahukan. Meskipun buat Peraturan Gubernur (Pergub) seharusnya kami disosialisasikan. Kami ini wakil rakyat. Jangan memandang kami semuanya sama buruk," tegas politikus PDIP ini di Jakarta, Minggu 17 April 2016.
Sementara itu, Gubernur Ahok membantah, bila kebijakan perencanaan pembangunan yang dilakukanya tidak melalui koordinasi dengan warga dan para pejabat dibawahnya. Menurutnya, semua tuduhan yang berujung masalah dalam setiap kebijakanya hanyalah ungkapan para kelompok-kelompok yang mencampur adukkan dengan politik mengingat sudah mendekati Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017.
"Rapat saya selalau terbuka di Youtube. Korban penggusuran sudah kami panggil. Saya cuma diserang ini. Lihat saja nanti," katanya. (Baca: Penikmat Reklamasi Orang Kaya, Hubungan Batin Ahok-Rakyat Terputus)
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Rikardo mengatakan, Ahok ingin jalan sendiri dalam memimpin Jakarta, alias 'One Man Show'. Padahal, sebagai seorang kepala daerah, kata dia, Ahok tidak bisa bergaya kepemimpinan seperti itu. Karena, Ahok harus mengikuti peraturan dalam pemerintahan di Jakarta agar ada harmonisasi, khususnya dengan masyarakat.
"Selama ini kami seperti tidak dipandang. Segala kebijakannya tidak pernah diberitahukan. Meskipun buat Peraturan Gubernur (Pergub) seharusnya kami disosialisasikan. Kami ini wakil rakyat. Jangan memandang kami semuanya sama buruk," tegas politikus PDIP ini di Jakarta, Minggu 17 April 2016.
Sementara itu, Gubernur Ahok membantah, bila kebijakan perencanaan pembangunan yang dilakukanya tidak melalui koordinasi dengan warga dan para pejabat dibawahnya. Menurutnya, semua tuduhan yang berujung masalah dalam setiap kebijakanya hanyalah ungkapan para kelompok-kelompok yang mencampur adukkan dengan politik mengingat sudah mendekati Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017.
"Rapat saya selalau terbuka di Youtube. Korban penggusuran sudah kami panggil. Saya cuma diserang ini. Lihat saja nanti," katanya. (Baca: Penikmat Reklamasi Orang Kaya, Hubungan Batin Ahok-Rakyat Terputus)
(mhd)