Sekjen PAN Minta Ahok Berguru ke Jokowi Soal Penggusuran
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diminta untuk berguru dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bila ingin melakukan penggusuran rumah warga.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta cara Jokowi dianggap lebih efektif dan komunikatif dalam melakukan penggusuran.
Ahok seharus lebih komunikatif kepada masyarakat, khususnya jika ada penggusuran.“Ahok harus mengikuti cara-cara Pak Jokowi selama jadi Gubernur DKI dengan turun ke masyarakat, menyapa mereka dengan memperhatikan aspek sosio kultural, dan membuka ruang diskusi untuk menemukan solusi bersama,” kata Eddy Soeparno dalam diskusi “Ekspresi Warga Jakarta Terhadap Kepemimpinan Ahok” di Jakarta Selatan, Kamis (14/4/2016).
Menurut Eddy, dengan melakukan pendekatan kepada warga, Ahok tidak perlu mendatangkan tentara dan polisi ke lokasi penggusuran pada saat eksekusi. Sebab, tentara dan polisi hanya sebagai perangkat pembantu, bukan perangkat utama dalam sebuah eksekusi penggusuran.
Eddy menilai perlakuan seperti itu justru hanya menimbulkan adanya resistensi dari warga, seperti warga Pasar Ikan yang sempat melakukan pemblokiran agar kediamannya itu tak digusur. Begitu juga dengan yang terjadi di Kampung Pulo beberapa waktu lalu.
“Memang tidak mudah untuk merelokasi warga, apalagi yang sudah tinggal puluhan tahun seperti di Pasar Ikan. Oleh karena itu komunikasi yang persuasif harus dilakukan untuk bisa memberikan seterang-terangnya kepada warga mengenai pentingnya relokasi dan pemukiman pengganti yang sudah disiapkan Pemprov DKI,” tutupnya.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta cara Jokowi dianggap lebih efektif dan komunikatif dalam melakukan penggusuran.
Ahok seharus lebih komunikatif kepada masyarakat, khususnya jika ada penggusuran.“Ahok harus mengikuti cara-cara Pak Jokowi selama jadi Gubernur DKI dengan turun ke masyarakat, menyapa mereka dengan memperhatikan aspek sosio kultural, dan membuka ruang diskusi untuk menemukan solusi bersama,” kata Eddy Soeparno dalam diskusi “Ekspresi Warga Jakarta Terhadap Kepemimpinan Ahok” di Jakarta Selatan, Kamis (14/4/2016).
Menurut Eddy, dengan melakukan pendekatan kepada warga, Ahok tidak perlu mendatangkan tentara dan polisi ke lokasi penggusuran pada saat eksekusi. Sebab, tentara dan polisi hanya sebagai perangkat pembantu, bukan perangkat utama dalam sebuah eksekusi penggusuran.
Eddy menilai perlakuan seperti itu justru hanya menimbulkan adanya resistensi dari warga, seperti warga Pasar Ikan yang sempat melakukan pemblokiran agar kediamannya itu tak digusur. Begitu juga dengan yang terjadi di Kampung Pulo beberapa waktu lalu.
“Memang tidak mudah untuk merelokasi warga, apalagi yang sudah tinggal puluhan tahun seperti di Pasar Ikan. Oleh karena itu komunikasi yang persuasif harus dilakukan untuk bisa memberikan seterang-terangnya kepada warga mengenai pentingnya relokasi dan pemukiman pengganti yang sudah disiapkan Pemprov DKI,” tutupnya.
(whb)