DPRD Minta Ahok Stop Menyalahkan Orang Lain
A
A
A
JAKARTA - DPRD DKI Jakarta meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Ahok tidak menyalahkan pihak lain perihal kemungkinan banjir di Ibu kota.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Ricardo menyayangkan pernyataan Ahok perihal banjir di Jakarta akibat pompa mati dan adanya pihak yang iri bila Jakarta tidak banjir. Menurut Ricardo, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan banjir dan belum ditangani hingga saat ini.
Seperti misalnya pengerukan dan penambahan waduk, pembuatan sumur resapan atau biopori dan memperbaiki saluran lingkungan agar terhubung satu sama lainnya. "Kami prihatin dengan sisa kepemimpinan Pak Gubernur masih menyalahkan adanya pompa mati dan mengakibatkan genangan. Kami komisi D sudah turun ke lapangan, hasilnya banyak waduk yang belum dikeruk," kata Ricardo saat dihubungi Selasa 9 Februari 2016 kemarin.
Juru bicara Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menilai penyebab utama masih adanya pompa rusak bukanlah karena sabotase, melainkan masih adanya kebiasaan buruk Gubernur dalam berkomunikasi.
"Dinas Tata Air bilang semuanya siap. Ketika ada genangan akhirnya Gubernur menyimpulkan sabotase. Saya masih melihat adanya ketakutan Kepala Dinas Tata Air, jadi laporannya selalu siap, padahal masih banyak yang mati," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik menambahkan, Ahok harus intropeksi diri ketimbang menyalahkan orang lain dalam mengendalikan banjir. Dalam mengendalikan banjir, konsepnya sudah jelas dan tertuang di Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Menurut Ketua DPD Partai Gerindra itu, untuk menjalankan konsep pengendalian banjir diperlukan komunikasi yang baik. Sebab, penangananya membutuhkan keterlibatan masyarakat.
"Mana ada si sabotase-sabotase banjir. Apalagi ada orang berdoa supaya banjir. Pompa itu harus dirawat dan dipelihara, jangan menyalahkan orang," tegasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebut ada beberapa orang yang kurang senang jika Jakarta tidak banjir di musim hujan. Karena anggaran darurat banjir dari Pemerintah Pusat senilai Rp50 miliar tidak bisa cair kalau tidak banjir.(Baca: Ahok Sebut Ada yang Kurang Senang Jakarta Tidak Banjir)
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Ricardo menyayangkan pernyataan Ahok perihal banjir di Jakarta akibat pompa mati dan adanya pihak yang iri bila Jakarta tidak banjir. Menurut Ricardo, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan banjir dan belum ditangani hingga saat ini.
Seperti misalnya pengerukan dan penambahan waduk, pembuatan sumur resapan atau biopori dan memperbaiki saluran lingkungan agar terhubung satu sama lainnya. "Kami prihatin dengan sisa kepemimpinan Pak Gubernur masih menyalahkan adanya pompa mati dan mengakibatkan genangan. Kami komisi D sudah turun ke lapangan, hasilnya banyak waduk yang belum dikeruk," kata Ricardo saat dihubungi Selasa 9 Februari 2016 kemarin.
Juru bicara Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menilai penyebab utama masih adanya pompa rusak bukanlah karena sabotase, melainkan masih adanya kebiasaan buruk Gubernur dalam berkomunikasi.
"Dinas Tata Air bilang semuanya siap. Ketika ada genangan akhirnya Gubernur menyimpulkan sabotase. Saya masih melihat adanya ketakutan Kepala Dinas Tata Air, jadi laporannya selalu siap, padahal masih banyak yang mati," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik menambahkan, Ahok harus intropeksi diri ketimbang menyalahkan orang lain dalam mengendalikan banjir. Dalam mengendalikan banjir, konsepnya sudah jelas dan tertuang di Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Menurut Ketua DPD Partai Gerindra itu, untuk menjalankan konsep pengendalian banjir diperlukan komunikasi yang baik. Sebab, penangananya membutuhkan keterlibatan masyarakat.
"Mana ada si sabotase-sabotase banjir. Apalagi ada orang berdoa supaya banjir. Pompa itu harus dirawat dan dipelihara, jangan menyalahkan orang," tegasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebut ada beberapa orang yang kurang senang jika Jakarta tidak banjir di musim hujan. Karena anggaran darurat banjir dari Pemerintah Pusat senilai Rp50 miliar tidak bisa cair kalau tidak banjir.(Baca: Ahok Sebut Ada yang Kurang Senang Jakarta Tidak Banjir)
(whb)