Sopir Pikap Pasrah Premium Dihapus dari Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Wacana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk menghapus premium di wilayah Jakarta menjadi dilema tersendiri bagi para penggunanya.
Heri (34), salah seorang sopir mobil pikap di Pasar Induk Kramatjati mengatakan, tidak bisa berbuat banyak jika wacana itu sudah mulai diberlakukan.
"Ya mau enggak mau mengikuti pemerintah. Saya cuma sopir, cuma menyetir saja bisanya. Enggak bisa juga mengubah kebijakan (pemerintah)," kata Heri kepada Sindonews, Rabu (3/2/2016).
Heri melanjutkan, setiap menarik penumpang ia hanya mendapatkan Rp80.000. Kalaupun premium dihapus, ia lebih memilih menggunakan pertamax daripada pertalite.
"Saya narik nih bawa barang sama orang ke Pasar Ciracas paling Rp80.000. Nanti misalnya sudah ganti pakai pertamax ya segitu juga. Kalau dinaikin pada kabur pelanggan," keluhnya.
Setiap harinya ia mendapatkan penumpang yang sebagian besar adalah pedagang sayur mayur dan buah-buahan di Pasar Bukit Duri, Pal Merah, Cibubur, Ciracas dan sekitarnya.
"Sekarang setoran wajibnya Rp80.000. Sudah sepi juga karena pedagang sayur pada pakai mobil pribadi buat angkut sayurnya. Ya sudahlah mau diapain lagi, yang penting dapur ngebul," tutup pria yang telah menjadi sopir pikap selama 30 tahun ini.
Heri biasanya mengisi premium sebesar Rp200 ribu untuk empat hingga lima hari ke depan. (Baca: Ahok Ingin Premium Dihapus, Ini Curhat Sopir Angkutan Umum)
PILIHAN:
Diduga Cinta Sejenis, Polisi Harus Jeli Tangani Kasus Mirna
Heri (34), salah seorang sopir mobil pikap di Pasar Induk Kramatjati mengatakan, tidak bisa berbuat banyak jika wacana itu sudah mulai diberlakukan.
"Ya mau enggak mau mengikuti pemerintah. Saya cuma sopir, cuma menyetir saja bisanya. Enggak bisa juga mengubah kebijakan (pemerintah)," kata Heri kepada Sindonews, Rabu (3/2/2016).
Heri melanjutkan, setiap menarik penumpang ia hanya mendapatkan Rp80.000. Kalaupun premium dihapus, ia lebih memilih menggunakan pertamax daripada pertalite.
"Saya narik nih bawa barang sama orang ke Pasar Ciracas paling Rp80.000. Nanti misalnya sudah ganti pakai pertamax ya segitu juga. Kalau dinaikin pada kabur pelanggan," keluhnya.
Setiap harinya ia mendapatkan penumpang yang sebagian besar adalah pedagang sayur mayur dan buah-buahan di Pasar Bukit Duri, Pal Merah, Cibubur, Ciracas dan sekitarnya.
"Sekarang setoran wajibnya Rp80.000. Sudah sepi juga karena pedagang sayur pada pakai mobil pribadi buat angkut sayurnya. Ya sudahlah mau diapain lagi, yang penting dapur ngebul," tutup pria yang telah menjadi sopir pikap selama 30 tahun ini.
Heri biasanya mengisi premium sebesar Rp200 ribu untuk empat hingga lima hari ke depan. (Baca: Ahok Ingin Premium Dihapus, Ini Curhat Sopir Angkutan Umum)
PILIHAN:
Diduga Cinta Sejenis, Polisi Harus Jeli Tangani Kasus Mirna
(mhd)