Korban Bom Sarinah Dirujuk ke Singapura

Minggu, 17 Januari 2016 - 08:02 WIB
Korban Bom Sarinah Dirujuk ke Singapura
Korban Bom Sarinah Dirujuk ke Singapura
A A A
JAKARTA - Dua dari 19 orang korban bom Sarinah yang saat ini masih menjalani perawatan dipastikan akan dirujuk ke rumah sakit di Negara Singapura.

Kepastian ini didapat setelah dua keluarga korban itu meminta surat rujukan dari pihak Dokter Kesehatan Tim DVI Nasional Polri.

Kepala Bidang Dokter Kesehatan (Kabid Dokes) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Musyafak mengatakan, dua orang yang mendapat rujukan itu yakni seorang warga negara Austria bernama, Stofil yang saat ini dirawat di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat.

Kemudian korban kedua seorang warga negara Belanda bernama Yonahen Antonius Maria, yang saat ini dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Senen, Jakarta Pusat.

"Kebetulan keluarga Stofil ada di Indonesia, dia minta ke kami untuk melanjutkan perawatan dan pengobatan ke Singapura, sedangkan Yonahen di rujuk kesana setelah Kedubes Belanda meminta perawatan ke Singapura," tutur Musyafak kepada Koran SINDO saat ditemui di Polda Metro Jaya, Sabtu 16 Januari 2016.

Musyafak tak menampik, kondisi keduanya saat ini dalam luka yang cukup parah, kedua mengalami luka hampir di sebagian tubuh, kaki, dan tangannya setelah menjadi korban ledakan yang dilakukan oleh lima pelaku Bom Sarinah, yang membuat tujuh tewas dan 33 orang lainnya terluka hingga akhirnya dirawat di enam rumah sakit berbeda.

Sementara untuk korban yang saat ini terluka berat, Musyafak melanjutkan, ada beberapa orang yang masih mengalami koma pascaledakan itu. Satu di antaranya bernama Rico, 37, security Bangkok Bank yang menjadi korban ledakan Pos Polisi Sarinah ini masih KOMA di ruang ICU RS Abdi Waluyo.

Pria yang tergeletak di tengah jalan itu, mengalami mati batang otak setelah salah satu pelaku menembak kepalanya.

Adapun untuk kelima anggota Polri yang terluka pascateror itu, Musyafak menerangkan, kondisi kelimanya berangsur membaik, termasuk Aiptu Budiono yang mengalami tiga luka tembak di bagian perut dan dadanya dan Aiptu Suhadi yang tertembak di tulang rusuknya juga telah membaik setelah proyektil peluru berhasil diambil.

Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Muhammad Iqbal menerangkan, hasil identifikasi yang dilakukan pihaknya kepada tujuh jenazah di lokasi, polisi memastikan kelimanya merupakan pelaku, sedangkan dua di antaranya merupakan warga sipil.

Iqbal menjabarkan, beberapa korban itu di antaranya ketiga jenazah yang berada pascaledakan Pos Polisi, yakni dengan kode 001 diketahui merupakan Rico, 20, merupakan warga sipil yang berpekara lantaran melanggar lalu lintas.

Kode 002 atas nama Sugito, 42, yang saat ini, statusnya masih samar, dan kode 003 yang diketahui merupakan Dian Joni Kurniadi, 25, yang diduga merupakan pelaku.

Identifikasi ketiganya dipastikan otentik, setelah DVI Nasional melakukan pengecekan secara primer dengan menggunakan sidik jari.

"Satu korban bernama Sugito, kami masih melakukan penyidikan, apakah dia merupakan warga sipil atau merupakan pelaku teror. Saat ini kami masih menyelidikinya," tutur Iqbal.

Sedangkan untuk di lokasi kedua, yakni di halaman Starbucks, Iqbal melanjutkan, hasil identifikasi secara primer menyebutkan dua dari tiga jenazah dipastikan pelaku, yakni dengan kode 006 atas nama Muhammad Ali, 39, dan kode 004 atas nama Afif.

Sementara satu jenazah lainnya, dengan kode 005 diketahui merupakan seorang warga negara Kanada bernama Amir Qali, 79 yang terindetifikasi lantaran membawa pasport saat ditemukan.

Untuk di lokasi lain, tepatnya di dalam cafe Starbucks, satu jenazah lain dengan kode 007 terindetfikasi atas nama Ahmad Muhajan, yang diduga kuat sebagai pelaku bom bunuh diri.

Data itu didapat setelah pihaknya melakukan investigasi dan pernyataan saksi bernama Aldi, yang mengaku sempat dipeluk oleh pelaku sebelum bom itu meledak.

"Sementara diketahui hanya di dalam Starbucks saja bom itu bunuh diri," tegas Iqbal.

Pilihan:

Geram Brimob Bersenjata di DPR, Ini Klarifikasi Fahri Hamzah
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3622 seconds (0.1#10.140)