Kabagops Polres Jakpus Terjebak Baku Tembak di Sarinah
A
A
A
JAKARTA - Salahsatu pejabat polisi yang terlibat dalam baku tembak dengan pelaku peledakan bom di Sarinah menceritakan bagaimana tegangnya saat itu. Dirinya yang baru tiba di lokasi langsung ditembaki oleh dua pelaku.
Kabag Operasional Polres Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo menceritakan pengalamannya saat berhadapan dengan teroris kemarin. Saat itu dirinya bersama 5 anggota Patroli Bermotor UPS Sabhara berusaha memukul mundur teroris.
"Saat itu saya sebagai Kabag Ops Jakpus, sedang melakukan Pengamanan di MK, Begitu ada info bom dan penembakan anggota lantas, saya datang dan menerobos batas perempatan BI menuju TKP yang sudah ditutup anggota lantas karena informasi ada beberapa anggota lantas yang sudah di tembak," jelas Susatyo di lokasi, Jumat (15/1/2016).
Susatyon bersama lima anggota Sabhara mengepung dari depan starbucks hanya dalam jarak 10 meter dari pelaku yang bersembunyi dari balik tembok pagar Starbuks. Agar ruang gerak mereka terkunci, Susatyo berikan tembakan yang menunjukkan adanya perlawanan.
"Kedatangan saya ternyata membuat panik pelaku dan menyerang membabi buta dengan melempar bom rakitan dan tembakan. Dua tembakan mengenai pintu kiri belakang. Kemudian melempar bom pertama dan kedua yang jaraknya hanya sekitar satu meter dari mobil dinas saya. Kemudian saya keluar mobil dari pintu di sisi kanan," terangnya.
Fokus teroris langsung ke Susatyo, dia menjadikan posisi ini sebagai pengalihan konsentrasi pelaku sehingga ada ruang gerak bagi anggota lain untuk mendekat.
"Sementara dari sisi kiri starbuck saya melihat sudah ada Karo Ops dan kapolsek Menteng yang akan mendekat. Sambil saya menolong anggota yang terjebak sebagai sasaran tembak karena tidak ada tempat berlindung selain mobil dinas saya," tuturnya.
Dikarenakan sudah ada ledakan dua kali bom dari jarak dekat dan sangat memungkinkan lemparan berikutnya akan semakin dekat, Susatyo perintahkan anggota sabhara untuk tiarap dan mundur teratur ke arah taman pembatas jalan.
"Setelah semua berhasil mencari perlindungan di taman, saya bergegas mundur dengan menyetir sambil tidur terlentang untuk mempersiapkan bantuan dari satuan lainnya. Kemudian bersama anggota gegana PMJ kembali masuk ke gedung untuk penyisiran bersama Kapolres dan Wakapolres," terang mantan Kapolsek Gambir itu.
Dirinya melihat 2 granat rakitan yang dilempar ke mobil Susatyo itu mekanismenya harus dibakar sumbu baru dilempar. Ketika ada yang dibakar namun belum sempat dilempar sudah tertembak terorisnya dan meledak.
"Kalau mereka tidak dihadang dari depan, Bisa kejadian seperti di Paris mereka bebas mencari sasaran karena masyarakat berada sangat dekat dengan Pelaku / TKP termasuk melempar Bom ke pejabat kepolisian atau polisi lainnya saat olah TKP, mengingat yang menjadi target mereka adalah petugas Polisi.
Kabag Operasional Polres Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo menceritakan pengalamannya saat berhadapan dengan teroris kemarin. Saat itu dirinya bersama 5 anggota Patroli Bermotor UPS Sabhara berusaha memukul mundur teroris.
"Saat itu saya sebagai Kabag Ops Jakpus, sedang melakukan Pengamanan di MK, Begitu ada info bom dan penembakan anggota lantas, saya datang dan menerobos batas perempatan BI menuju TKP yang sudah ditutup anggota lantas karena informasi ada beberapa anggota lantas yang sudah di tembak," jelas Susatyo di lokasi, Jumat (15/1/2016).
Susatyon bersama lima anggota Sabhara mengepung dari depan starbucks hanya dalam jarak 10 meter dari pelaku yang bersembunyi dari balik tembok pagar Starbuks. Agar ruang gerak mereka terkunci, Susatyo berikan tembakan yang menunjukkan adanya perlawanan.
"Kedatangan saya ternyata membuat panik pelaku dan menyerang membabi buta dengan melempar bom rakitan dan tembakan. Dua tembakan mengenai pintu kiri belakang. Kemudian melempar bom pertama dan kedua yang jaraknya hanya sekitar satu meter dari mobil dinas saya. Kemudian saya keluar mobil dari pintu di sisi kanan," terangnya.
Fokus teroris langsung ke Susatyo, dia menjadikan posisi ini sebagai pengalihan konsentrasi pelaku sehingga ada ruang gerak bagi anggota lain untuk mendekat.
"Sementara dari sisi kiri starbuck saya melihat sudah ada Karo Ops dan kapolsek Menteng yang akan mendekat. Sambil saya menolong anggota yang terjebak sebagai sasaran tembak karena tidak ada tempat berlindung selain mobil dinas saya," tuturnya.
Dikarenakan sudah ada ledakan dua kali bom dari jarak dekat dan sangat memungkinkan lemparan berikutnya akan semakin dekat, Susatyo perintahkan anggota sabhara untuk tiarap dan mundur teratur ke arah taman pembatas jalan.
"Setelah semua berhasil mencari perlindungan di taman, saya bergegas mundur dengan menyetir sambil tidur terlentang untuk mempersiapkan bantuan dari satuan lainnya. Kemudian bersama anggota gegana PMJ kembali masuk ke gedung untuk penyisiran bersama Kapolres dan Wakapolres," terang mantan Kapolsek Gambir itu.
Dirinya melihat 2 granat rakitan yang dilempar ke mobil Susatyo itu mekanismenya harus dibakar sumbu baru dilempar. Ketika ada yang dibakar namun belum sempat dilempar sudah tertembak terorisnya dan meledak.
"Kalau mereka tidak dihadang dari depan, Bisa kejadian seperti di Paris mereka bebas mencari sasaran karena masyarakat berada sangat dekat dengan Pelaku / TKP termasuk melempar Bom ke pejabat kepolisian atau polisi lainnya saat olah TKP, mengingat yang menjadi target mereka adalah petugas Polisi.
(ysw)