Mau Ditanya Soal Izin, Klinik Chiropractic First Tutup
A
A
A
JAKARTA - Setelah kasus dugaan malapraktik yang menewaskan Allya Siska Nadya (34) mencuat, pemerintah wilayah setempat langsung melakukan inspeksi mendadak. Sayangnya, lurah dan camat tidak berhasil menemui pemilik klinik Chiropractic First.
Lurah Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jaksel Hendi Novriadi menjelaskan, pagi tadi sudah mendatangi lokasi untuk menemui manajemen klinik.
"Pagi kesitu sama Pak Camat juga. Tapi tak ada siapa-siapa. Cuman ada resepsionis saja sendiri. Dia tidak bisa dimintai keterangan. Kami minta untuk menyampaikan pada manajemen agar bisa bertemu," katanya kepada wartawan, Kamis (7/1/2016).
Hendi menambahkan, pihaknya akan terlebih dahulu menemui manajemen klinik untuk meminta keterangan terkait perizinan tempat tersebut.
"Kalau instruksi Pak Gubernur itu segera ditutup saja karena tidak memiliki izin. Kita sedang koordinasi dengan Dinas Kesehatan juga," pungkasnya.
Diketahui, Allya yang merupakan anak mantan Wakil Direktur Komunikasi PT PLN meninggal usai menjalani perawatan di Klinik Chiropractic First, Pondok Indah Mall 1, Jaksel.
Ayah korban, Alfian Helmy Hasjim menjelaskan awalnya Allya kerap mengeluh nyeri di bagian otot lehernya dan terkadang terasa pegal. Kemudian oleh keluarga disarankan untuk berobat ke klinik itu.
Dalam pengobatannya, Allya ditangani oleh praktisi asal Amerika Serikat, Randall Cafferty. Dalam sehari Allya menjalani terapi sampai dua kali, siang dan malam.
Proses terapinya Allya diminta untuk tengkurap di ranjang. Kemudian kepala Allya digerakkan ke kanan dan ke kiri beberapa kali hingga pada tulang lehernya berbunyi.
Usai menjalani terapi tersebut, bukan hilang rasa sakit justru Allya merasakan pegal di leher yang begitu hebat. Hingga pada akhirnya sekira pukul 23.00 WIB gadis manis itu merintih kesakitan dan keesokan harinya meninggal dunia.
Lurah Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jaksel Hendi Novriadi menjelaskan, pagi tadi sudah mendatangi lokasi untuk menemui manajemen klinik.
"Pagi kesitu sama Pak Camat juga. Tapi tak ada siapa-siapa. Cuman ada resepsionis saja sendiri. Dia tidak bisa dimintai keterangan. Kami minta untuk menyampaikan pada manajemen agar bisa bertemu," katanya kepada wartawan, Kamis (7/1/2016).
Hendi menambahkan, pihaknya akan terlebih dahulu menemui manajemen klinik untuk meminta keterangan terkait perizinan tempat tersebut.
"Kalau instruksi Pak Gubernur itu segera ditutup saja karena tidak memiliki izin. Kita sedang koordinasi dengan Dinas Kesehatan juga," pungkasnya.
Diketahui, Allya yang merupakan anak mantan Wakil Direktur Komunikasi PT PLN meninggal usai menjalani perawatan di Klinik Chiropractic First, Pondok Indah Mall 1, Jaksel.
Ayah korban, Alfian Helmy Hasjim menjelaskan awalnya Allya kerap mengeluh nyeri di bagian otot lehernya dan terkadang terasa pegal. Kemudian oleh keluarga disarankan untuk berobat ke klinik itu.
Dalam pengobatannya, Allya ditangani oleh praktisi asal Amerika Serikat, Randall Cafferty. Dalam sehari Allya menjalani terapi sampai dua kali, siang dan malam.
Proses terapinya Allya diminta untuk tengkurap di ranjang. Kemudian kepala Allya digerakkan ke kanan dan ke kiri beberapa kali hingga pada tulang lehernya berbunyi.
Usai menjalani terapi tersebut, bukan hilang rasa sakit justru Allya merasakan pegal di leher yang begitu hebat. Hingga pada akhirnya sekira pukul 23.00 WIB gadis manis itu merintih kesakitan dan keesokan harinya meninggal dunia.
(ysw)