Pemilik Metro Mini Ancam Bangkaikan Armada Mereka
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah pemilik Metro Mini yang armadanya dikandangkan di Terminal Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat mengaku akan mempreteli mobil mereka. Langkah ini diambil jika mereka kesulitan mengeluarkan armadanya dari Rawa Buaya.
Pengemudi Kopaja 609, jurusan Meruya-Grogol, Yunus (45) mengatakan, sesuai intruksi bosnya, dirinya diperintahkan untuk mempreteli spare part dan barang berharga di mobilnya, seperti ban, speedometer, aki, dan barang lainnya.
"Kalau besok kami nggak bisa ngambil, bos bilang preteli sparepart dan tinggalin bodi mobil saja," terang Yunus ketika ditemui Koran Sindo di Terkminal rawa Buaya, Minggu (20/12/2015).
Saat ini, Yunus sudah hampir 11 hari menginap dalam Kopaja yang dikandangkan di Rawa Buaya. Dia terpajksa menginap di Rawa Buaya setelah marak aksi pencurian spare part.
Senada, sopir lainnya, Udin (50) menyakini akan mengikuti langkah yang dilakukan bosnya Yunus, langkah tersebut dilakukan, sebagai bentuk solidaritas antar sesama pengusaha angkutan bus 3/4 di Jakarta.
"Kalau bos mah tingal diikutin saja. Kalau emang semua pemilik begitu (tinggalin bodi), saya yakin bos ngelakuin sama," tutur supir kopaja 86, jurusan Kalideres-Slipi ini. (Baca: Metro Mini Dikandangkan, Ratusan Sopir Turun ke Jalan)
Pantauan KORAN SINDO, kondisi terminal rawa buaya, semakin hari semakin padat dengan ribuan kendaraan. Dari sejumlah kendaraan yang berada disana, beberapa diantaranya juga banyak yang ditunggu oleh para sopir. Mereka menunggu, lantaran kawasan itu rawan akan pencurian, sekalipun dua pelaku sudah berhasil dibekuk oleh Polsek Cengkareng.
Dudu Abdullah (50) salah satu sopir Bus PO Tunggal Jaya jurusan Sukabumi-Kalideres menilai langkah yang dilakukan Pemprov DKI ini sudah terlampau batas. Karena beberapa kendaraan yang di kandangan hanya masalah sepele, seperti tidak memiliki sim hingga ban kendaraan yang tidak memiliki tertutup pentil.
"Selama 30 tahun saya jadi pengmudi bus, ini menjadi langkah paling tegas DKI. Saya salut, tapi ini jadi kelewat batas kalo masalah cuman sepele begini," tutur Dudu.
Pengemudi Kopaja 609, jurusan Meruya-Grogol, Yunus (45) mengatakan, sesuai intruksi bosnya, dirinya diperintahkan untuk mempreteli spare part dan barang berharga di mobilnya, seperti ban, speedometer, aki, dan barang lainnya.
"Kalau besok kami nggak bisa ngambil, bos bilang preteli sparepart dan tinggalin bodi mobil saja," terang Yunus ketika ditemui Koran Sindo di Terkminal rawa Buaya, Minggu (20/12/2015).
Saat ini, Yunus sudah hampir 11 hari menginap dalam Kopaja yang dikandangkan di Rawa Buaya. Dia terpajksa menginap di Rawa Buaya setelah marak aksi pencurian spare part.
Senada, sopir lainnya, Udin (50) menyakini akan mengikuti langkah yang dilakukan bosnya Yunus, langkah tersebut dilakukan, sebagai bentuk solidaritas antar sesama pengusaha angkutan bus 3/4 di Jakarta.
"Kalau bos mah tingal diikutin saja. Kalau emang semua pemilik begitu (tinggalin bodi), saya yakin bos ngelakuin sama," tutur supir kopaja 86, jurusan Kalideres-Slipi ini. (Baca: Metro Mini Dikandangkan, Ratusan Sopir Turun ke Jalan)
Pantauan KORAN SINDO, kondisi terminal rawa buaya, semakin hari semakin padat dengan ribuan kendaraan. Dari sejumlah kendaraan yang berada disana, beberapa diantaranya juga banyak yang ditunggu oleh para sopir. Mereka menunggu, lantaran kawasan itu rawan akan pencurian, sekalipun dua pelaku sudah berhasil dibekuk oleh Polsek Cengkareng.
Dudu Abdullah (50) salah satu sopir Bus PO Tunggal Jaya jurusan Sukabumi-Kalideres menilai langkah yang dilakukan Pemprov DKI ini sudah terlampau batas. Karena beberapa kendaraan yang di kandangan hanya masalah sepele, seperti tidak memiliki sim hingga ban kendaraan yang tidak memiliki tertutup pentil.
"Selama 30 tahun saya jadi pengmudi bus, ini menjadi langkah paling tegas DKI. Saya salut, tapi ini jadi kelewat batas kalo masalah cuman sepele begini," tutur Dudu.
(ysw)