Kondisi Tubuh Korban Kecelakaan KRL vs Metro Mini Banyak Terpisah
A
A
A
JAKARTA - Kondisi tubuh korban kecelakaan KRL dengan Metro Mini di perlintasan Angke, Jakarta Barat banyak yang terpisah. Namun dari 17 korban tewas, hanya satu orang yang belum teridentifikasi.
"Kalau melihat lokasi dan kelainan fisik korban cukup parah. Di mana bus sendiri sudah tak berbentuk. Dan memang ada tangan yang lepas, telapak tangan lepas, luka memar dan luka lecet di beberapa tempat," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabidokkes) Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak di Mapolda Metro Jaya, Senin (7/12/2015).
Musyafak menuturkan, dalam pelaksanaan pemeriksaan korban meninggal tidak ada kendala. Namun, ada pelaksanaan di Tempat Kejadia Perkara (TKP) yang tidak sesuai prosedur sehingga sedikit menyulitkan proses identifikasi.
"Karena KTP yang ada tidak mencerminkan pemilik, sudah berpindah tempat. Apalagi korban yang meninggal tidak langsung dibawa ke RSCM namun ke RS lain, dan berpindah ke RSCM, ini barang kali bisa merusak status kemurnian korban," jelasnya. (Baca: Commuter Line Tabrak Metro Mini di Perlintasan Angke)
Untuk kondisi sopir Metro Mini maut, awalnya mendapatkan perawatan di RS Sumber Waras namun nyawanya tidak tertolong. (Baca juga: Data 16 korban Tewas Tabrakan Metro Mini-Kereta Api Angke)
"Untuk kondisi kernet tangannya putus atas nama Agus Mohammad Ichsan dan masuk dalam korban meninggal," ungkapnya.
Untuk saat ini, total sudah 17 korban meninggal yang sudah teridentifikasi dan dibawa pihak keluarga. "Sebanyak 17 korban tewas sudah dipulangkan, satu masih di RSCM dengan ciri-ciri seorang laki-laki, umur 20-30 tahun dan tinggi badan 162 cm," jelasnya.
Dia menyarankan, jika memang ada masyarakat yang merasa kehilangan salah satu anggota keluarganya agar mendatangi posko RSCM untuk mengecek korban yang belum diambil pihak keluarga.
"Kalau melihat lokasi dan kelainan fisik korban cukup parah. Di mana bus sendiri sudah tak berbentuk. Dan memang ada tangan yang lepas, telapak tangan lepas, luka memar dan luka lecet di beberapa tempat," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabidokkes) Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak di Mapolda Metro Jaya, Senin (7/12/2015).
Musyafak menuturkan, dalam pelaksanaan pemeriksaan korban meninggal tidak ada kendala. Namun, ada pelaksanaan di Tempat Kejadia Perkara (TKP) yang tidak sesuai prosedur sehingga sedikit menyulitkan proses identifikasi.
"Karena KTP yang ada tidak mencerminkan pemilik, sudah berpindah tempat. Apalagi korban yang meninggal tidak langsung dibawa ke RSCM namun ke RS lain, dan berpindah ke RSCM, ini barang kali bisa merusak status kemurnian korban," jelasnya. (Baca: Commuter Line Tabrak Metro Mini di Perlintasan Angke)
Untuk kondisi sopir Metro Mini maut, awalnya mendapatkan perawatan di RS Sumber Waras namun nyawanya tidak tertolong. (Baca juga: Data 16 korban Tewas Tabrakan Metro Mini-Kereta Api Angke)
"Untuk kondisi kernet tangannya putus atas nama Agus Mohammad Ichsan dan masuk dalam korban meninggal," ungkapnya.
Untuk saat ini, total sudah 17 korban meninggal yang sudah teridentifikasi dan dibawa pihak keluarga. "Sebanyak 17 korban tewas sudah dipulangkan, satu masih di RSCM dengan ciri-ciri seorang laki-laki, umur 20-30 tahun dan tinggi badan 162 cm," jelasnya.
Dia menyarankan, jika memang ada masyarakat yang merasa kehilangan salah satu anggota keluarganya agar mendatangi posko RSCM untuk mengecek korban yang belum diambil pihak keluarga.
(ysw)