Perbaikan Jalan di Jakarta Musim Hujan Tidak Maksimal
A
A
A
JAKARTA - Perbaikan sejumlah ruas jalan yang rusak di Jakarta dikebut menjelang batas akhir penyerapan anggaran APBD DKI pada 15 Desember mendatang. Perbaikan jalan ini membuat kemacetan tak terhindarkan di sejumlah titik.
Tidak itu saja perbaikan ruas jalan saat musim penghujan seperti sekarang ini pun dinilai tidak terlalu efektif. Pantuan Sindonews, jalan yang mengalami kerusakan berupa lubang itu berada di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan; Jalan Sudirman depan Polda, Semanggi dan beberapa titik sepanjang proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jalan Sudirman arah Thamrin dan sebaliknya.
Sementara jalan yang telah diperbaiki kembali berlubang berada di Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan Jalan Tomang, Jakarta Barat. Dinas Bina Marga DKI mengaku sedang mengebut pemeliharaan jalan, underpass dan flyover sejak Agus-September lalu dan ditargetkan rampung sebelum masa akhir penyerapan anggaran.
Sayangnya, akibat perbaikan jalan ini berimbas kepada kemacetan. Seperti dalam perbaikan underpass Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Nirwono Joga mengatakan, seharusnya kemacetan akibat perbaikan tidak perlu terjadi apabila ada komunikasi baik kepada masyarakat, polisi ataupun dinas perhubungan dan transportasi. Sebab, Dinas Bina Marga sudah memiliki daftar-daftar jalan yang akan diperbaiki dalam setahun.
"Kalau ada komunikasi ke polisi dan dishub kan mereka bisa lakukan rekayasa lalu lintas atau ada imbauan. Jadi tidak perlu ada kemacetan seperti sekarang ini," kata Nirwono saat dihubungi, Minggu (15/11/2015).
Nirwono menambahkan, banyak pengerjaan jalan yang dilakukan Dinas Marga kali ini tidak maksimal. Sebab, pengerjaan dilakukan bertepatan saat musim hujan.
"Air hujan yang mengenangi jalan tentunya akan merusak jalan tersebut. Untuk itu, sebagai solusi Dinas Bina Marga seharusnya memperbaiki perencanaan, pelelangan dan pelaksanaan," ujarnya.
Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga DKI Jakarta Suko Wibowo mengatakan, sejak Agustus lalu sudah mengerjakan perbaikan berupa pemeliharaan jalan, flyover dan underpass. Pemeliharaan dilakukan dengan sistem recylcling teknisnya menggaruk lapisan permukaan aspal dan kembali menambalnya dengan aspal baru setinggi 11 cm.
Sementara untuk di jalan yang tergenang, pemeliharaan dilakukan dengan betonisasi. "Progres rata-rata saat ini kisaran sudah 36%. Pengerjaan fisiknya kita mulai awal Agustus 2015 malam hari. Kami memang mengalami kekurangan petugas pantau jalan rusak," jelasnya.
Suko menampik jika perbaikan jalan yang dilakukan tidak berkomunikasi dengan pihak terkait. Suko menegaskan jika perbaikan jalan itu dilakukan mulai pukul 23.00-05.00 WIB.
"Untuk underpass di Pondok Indah kita pakai speed crate, 8 jam open traffic. Kalau enggak cepat 8 jam, mungkin lalu lintas macetnya sudah luar biasa," pungkasnya.
Tidak itu saja perbaikan ruas jalan saat musim penghujan seperti sekarang ini pun dinilai tidak terlalu efektif. Pantuan Sindonews, jalan yang mengalami kerusakan berupa lubang itu berada di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan; Jalan Sudirman depan Polda, Semanggi dan beberapa titik sepanjang proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jalan Sudirman arah Thamrin dan sebaliknya.
Sementara jalan yang telah diperbaiki kembali berlubang berada di Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan Jalan Tomang, Jakarta Barat. Dinas Bina Marga DKI mengaku sedang mengebut pemeliharaan jalan, underpass dan flyover sejak Agus-September lalu dan ditargetkan rampung sebelum masa akhir penyerapan anggaran.
Sayangnya, akibat perbaikan jalan ini berimbas kepada kemacetan. Seperti dalam perbaikan underpass Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Nirwono Joga mengatakan, seharusnya kemacetan akibat perbaikan tidak perlu terjadi apabila ada komunikasi baik kepada masyarakat, polisi ataupun dinas perhubungan dan transportasi. Sebab, Dinas Bina Marga sudah memiliki daftar-daftar jalan yang akan diperbaiki dalam setahun.
"Kalau ada komunikasi ke polisi dan dishub kan mereka bisa lakukan rekayasa lalu lintas atau ada imbauan. Jadi tidak perlu ada kemacetan seperti sekarang ini," kata Nirwono saat dihubungi, Minggu (15/11/2015).
Nirwono menambahkan, banyak pengerjaan jalan yang dilakukan Dinas Marga kali ini tidak maksimal. Sebab, pengerjaan dilakukan bertepatan saat musim hujan.
"Air hujan yang mengenangi jalan tentunya akan merusak jalan tersebut. Untuk itu, sebagai solusi Dinas Bina Marga seharusnya memperbaiki perencanaan, pelelangan dan pelaksanaan," ujarnya.
Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga DKI Jakarta Suko Wibowo mengatakan, sejak Agustus lalu sudah mengerjakan perbaikan berupa pemeliharaan jalan, flyover dan underpass. Pemeliharaan dilakukan dengan sistem recylcling teknisnya menggaruk lapisan permukaan aspal dan kembali menambalnya dengan aspal baru setinggi 11 cm.
Sementara untuk di jalan yang tergenang, pemeliharaan dilakukan dengan betonisasi. "Progres rata-rata saat ini kisaran sudah 36%. Pengerjaan fisiknya kita mulai awal Agustus 2015 malam hari. Kami memang mengalami kekurangan petugas pantau jalan rusak," jelasnya.
Suko menampik jika perbaikan jalan yang dilakukan tidak berkomunikasi dengan pihak terkait. Suko menegaskan jika perbaikan jalan itu dilakukan mulai pukul 23.00-05.00 WIB.
"Untuk underpass di Pondok Indah kita pakai speed crate, 8 jam open traffic. Kalau enggak cepat 8 jam, mungkin lalu lintas macetnya sudah luar biasa," pungkasnya.
(whb)