Diduga Provokatif, Ini Surat Permintaan Maaf Sekjen Jakmania

Kamis, 22 Oktober 2015 - 13:43 WIB
Diduga Provokatif, Ini Surat Permintaan Maaf Sekjen Jakmania
Diduga Provokatif, Ini Surat Permintaan Maaf Sekjen Jakmania
A A A
JAKARTA - Kuasa hukum Sekjen The Jak Mania Febriyanto (37) mengatakan, kalau kliennya itu telah menyampaikan permohonan maaf kepada publik terkait dugaan provokasi pada Final Piala Presiden kemarin.

"Surat pernyataan maaf dari Febri itu ditujukan untuk keluarga, pemerintah dan publik. Dan twitter itu bukan bermaksud memprovokasi, melainkan balasan dari twitter-twitter sebelumnya. Jadi, seharusnya dibaca dari awal," ujar kuasa hukum Febri, Muhammad Halim saat dikonfirmasi, Kamis (22/10/2015).

Dalam surat permohonaan maafnya itu, kata Halim, Febri tidak menyangka kalau cuitannya di Twitter dapat menimbulkan persepsi negatif. Lebih lagi, tulisan yang mungkin dianggap keras itu hanyalah emosinya sesaat saat menuliskan cuitannya di twitter.

"Apa yang ada di twitter itu bukan maksud Febri melakukan provokasi, mengendalikan, dan mendesain insiden pelemparan di Final Piala Presiden kemarin," terangnya.

Ada dua lembar surat yang dititipkan Febri melalui kuasa hukumnya. Berikut rangkuman surat permintaan maaf Febri:

Pertama, pernyataan saya terkait dengan tolak Persib adalah merupakan bentuk kontribusi dan kritikan saya untuk suksesnya pelaksanaan Piala Presiden 2015. Pada saat itu, saya melihat penolakan yang besar dari elemen JakMania terhadap pelaksanaan Piala Presiden 2015 di Jakarta, khususnya keberadaan Persib di Jakarta, sehingga saya berinisiatif untuk mengingatkan betapa tidak kondusifnya jika pelaksanaan Piala Presiden 2015 di Jakarta.

Kedua, saya mengakui bahwa beberapa pernyataan saya dapat menimbulkan persepsi provokatif, hal ini merupakan kekhilafan saya karena tidak menyadari posisi saya sebagai Sekjen JakMania dan sensitifitas isu yang saya tweetkan. Namun demikian, beberapa mention yang masuk ke saya, sehingga terjadi saling balas membalas (tweet war). Jika ada pernyataan keras, hal tersebut merupakan emosi sesaat dan bukan merupakan pernyataan sungguhan yang berasal dari dalam hati saya.

Ketiga, dan merupakan hal paling penting, saya adalah Bandung dan Bandung adalah saya. Bandung adalah rumah kedua saya, selama kurang lebih 10 tahun saya hidup, belajar dan membina hubungan dengan banyak komunitas di Bandung. Banyak kawan-kawan saya adalah pendukung Persib. Saya tidak mungkin dan tidak ada dalam hati saya untuk mengobarkan kebencian kepada Bandung atau pun Persib.

Saya mengakui persoalan Persib dan Jakmania merupakan persoalan perseteruan yang berakar kuat. Sangat dalam, yang tidak dapat diselesaikan dalam satu malam. Layaknya sebuah kelompok, Jakmania atau Bobotoh ataupun pendukung sepakbola manapun selalu terdapat elemen-elemen garis keras yang terkadang memilih jalan kekerasan untuk mengekspresikan dukungannya terhadap tim sepak bola kesayangannya. Hal inilah yang saya coba ingatkan kepada pihak yang berkepentingan melalui pernyataan-pernyataan di tweet saya, saya melihat kondusifitas Piala Presiden 2015 menjadi tidak konsuduf untuk dilaksanakan di Jakarta. Pernyataan saya di Twitter hanya merupakan sebuah bentuk penyampaian aspirasi dari teman-teman JakMania yang berkeberatan pada pelaksanaan Piala Presiden 2015 untuk diadakan di Jakarta.

Namun lagi-lagi saya harus mengakui kekhilafan saya, sebagai Sekjen sudah seharusnya peran saya untuk menyampaikan secara proporsional dan melalui jalur yang benar terkait dengan situasi yang ada. Saya juga mengakui bahwa saya sebagai Sekjen seharusnya tidak cukup hanya menampung aspirasi teman-teman Jakmania, namun juga dapat dengan bijak mengingatkan dan membina teman-teman untuk menyampaikan aspirasinya secara tertib dan sesuai dengan hukum yang berlaku, walaupun harus saya sampaikan bahwa anggota-anggota Jakmania merupakan organisasi cair yang tidak dapat dikendalikan secara total oleh struktur organisasi.

Untuk hal-hal tersebut di atas, perkenankanlah sekali lagi untuk menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga saya, keluarga besar JakMania, Bapak Kapolda dan jajarannya, Bapak Gubernur dan publik Jakarta atas ketidakbijakan dan kegagalan saya sebagai Sekjen JakMania dalam memberikan pembinaan terhadap para anggota JakMania, terutama terkait dengan pelaksanaan Piala Presiden 2015.

Saya juga ingin menyampaikan bahwa ke depannya, saya akan berusaha sekuat tenaga untuk membina Jakmania sebagai suporter sepak bola yang baik dan tertib dan menjadikan sepak bola sebagai alat pemersatu bukan memecah belah. Lebih khusus, saya juga akan dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk mengadakan upaya-upaya rekonsiliasi antara The Jak dengan Bobotoh untuk menghilangkan segala perseteruan yang ada agar kami sebagai basis suporter terbesar di Indonesia dapat menciptakan iklim persepakbolaan yang kondusif.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, 21 Oktober 2015

TTD

Febriyanto.


PILIHAN:

Dalang Penculik Mahasiswi UI Orang Dekat Korban

Pemprov Tolak GrabCar Lamborghini Mengaspal di Jakarta
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7803 seconds (0.1#10.140)