Jakarta Terancam Ambruk karena Diserang Makhluk Ini
A
A
A
BOGOR - Sebuah jenis serangga diketahui sudah menyerang sejumlah bangunan di Jakarta. Jika tak segera ditangani bukan tak mungkin sejumlah bangunan tersebut akan mengalami ambruk.
"Dari hasil riset kami, jutaan rayap saat ini sudah menyerang dan menggerogoti sebagian besar bangunan-bangunan yang ada di wilayah Jakarta," jelas pakar rayap Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Dodi Nandika, saat ditemui di IPB Baranangsiang, Senin 14 September 2015.
Menurutnya wilayah Jakarta yang paling banyak diserang koloni jutaan rayap terdapat di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Barat, "Sedangan untuk wilayah Jakarta Utara dan Pusat merupakan lokasi yang sangat minim dan rendah terkena serangan rayap," katanya.
Hasil analisis, lanjut dia, cepatnya perkembangbiakan rayap di Jakarta bukan hanya karena karakteristik cuaca di wilayah Jakarta yang tropis dan hangat, banyaknya pengiriman tanah dari wilayah Bogor ke Jakarta yang digunakan untuk pengurugan, juga menjadi salah satu penyebab.
"Sebagian besar tanah yang dikirim ke Jakarta dari Bogor, itu juga terdapat koloni rayap yang ikut terbawa sehingga ikut berkembang biak dengan cepat," paparnya.
Dodi mengatakan, berdasarkan hasil penielitian tim IPB, menunjukan jika di sebagian Besar Provinsi DKI Jakarta, terdapat empat spesies rayap yang berkembangbiak dengan cepat dan menyerang bangunan-bangunan yang ada yakni, spesies Coptotermes curviganthus, Microtermes Insperatus, Macrotermes Gilvus, Capritermes Mohri.
"Dari keempat sepesies rayap ini paling ganas dan paling banyak menyebar dan menggerogoti bangunan di sebagian besar Jakarta yakni, Coptotermes curviganthus," tuturnya.
Menurutnya jenis rayap Coptotermes curviganthus ini, hanya menggerogoti kayu-kayu bangunan di wilayah Jakarta, akan tetapi sudah menggerogoti dan memakan, kabel, kertas, uang, bahkan kulit sepatu.
"Berdasarkan kajian kami ternyata rayap ini sudah sangat genius, karena bukan hanya berada di bawah dan dasar bangunan, akan tetapi sudah dapat hidup diatas gedung pencakar langit dengan ketinggian di 32 lantai," tukasnya.
Dia mengatakan, di Jakarta baru terdeteki sekitar tujuh juta koloni rayap, dan setiap koloni rayap dapat memakan sekitar 24 kilogram kayu pertahun. "Di Jakarta saja, sekitar 16,6 persen gedung dan aset milik Pemprov DKI Jakarta sudah terkena serangan rayap," kata dia.
Dari hasil pemetaan yang ada di enam kecamatan di Pemprov DKI Jakarta yang tergolong dalam kelas Bahaya 1, yakni Ciracas, Kramatjati, Pasarminggu, Kebayoran lama, Cilincing, Pesanggrahan, Kebayoran baru dan Mampang Prapatan. "untuk zona Bahaya 1 ini, merupakan zona merah serangan rayap jenis rayap Coptotermes curviganthus," tuturnya.
Untuk kelas bahaya II, tersebar juga di enam kecamatan, yakni Duren sawit, Palmerah, Jatinegara, kembangan dan pancoran, "Sedangkan untuk kelas bahaya III, hanya satu kecamatan yakni wilayah Cengkareng," katanya.
PILIHAN:
Ini Hasil Pertemuan Ahok dengan Alumni IPDN
Pelaku Pembunuhan Eks Dirut Asuransi Mengarah ke Kuli Bangunan
"Dari hasil riset kami, jutaan rayap saat ini sudah menyerang dan menggerogoti sebagian besar bangunan-bangunan yang ada di wilayah Jakarta," jelas pakar rayap Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Dodi Nandika, saat ditemui di IPB Baranangsiang, Senin 14 September 2015.
Menurutnya wilayah Jakarta yang paling banyak diserang koloni jutaan rayap terdapat di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Barat, "Sedangan untuk wilayah Jakarta Utara dan Pusat merupakan lokasi yang sangat minim dan rendah terkena serangan rayap," katanya.
Hasil analisis, lanjut dia, cepatnya perkembangbiakan rayap di Jakarta bukan hanya karena karakteristik cuaca di wilayah Jakarta yang tropis dan hangat, banyaknya pengiriman tanah dari wilayah Bogor ke Jakarta yang digunakan untuk pengurugan, juga menjadi salah satu penyebab.
"Sebagian besar tanah yang dikirim ke Jakarta dari Bogor, itu juga terdapat koloni rayap yang ikut terbawa sehingga ikut berkembang biak dengan cepat," paparnya.
Dodi mengatakan, berdasarkan hasil penielitian tim IPB, menunjukan jika di sebagian Besar Provinsi DKI Jakarta, terdapat empat spesies rayap yang berkembangbiak dengan cepat dan menyerang bangunan-bangunan yang ada yakni, spesies Coptotermes curviganthus, Microtermes Insperatus, Macrotermes Gilvus, Capritermes Mohri.
"Dari keempat sepesies rayap ini paling ganas dan paling banyak menyebar dan menggerogoti bangunan di sebagian besar Jakarta yakni, Coptotermes curviganthus," tuturnya.
Menurutnya jenis rayap Coptotermes curviganthus ini, hanya menggerogoti kayu-kayu bangunan di wilayah Jakarta, akan tetapi sudah menggerogoti dan memakan, kabel, kertas, uang, bahkan kulit sepatu.
"Berdasarkan kajian kami ternyata rayap ini sudah sangat genius, karena bukan hanya berada di bawah dan dasar bangunan, akan tetapi sudah dapat hidup diatas gedung pencakar langit dengan ketinggian di 32 lantai," tukasnya.
Dia mengatakan, di Jakarta baru terdeteki sekitar tujuh juta koloni rayap, dan setiap koloni rayap dapat memakan sekitar 24 kilogram kayu pertahun. "Di Jakarta saja, sekitar 16,6 persen gedung dan aset milik Pemprov DKI Jakarta sudah terkena serangan rayap," kata dia.
Dari hasil pemetaan yang ada di enam kecamatan di Pemprov DKI Jakarta yang tergolong dalam kelas Bahaya 1, yakni Ciracas, Kramatjati, Pasarminggu, Kebayoran lama, Cilincing, Pesanggrahan, Kebayoran baru dan Mampang Prapatan. "untuk zona Bahaya 1 ini, merupakan zona merah serangan rayap jenis rayap Coptotermes curviganthus," tuturnya.
Untuk kelas bahaya II, tersebar juga di enam kecamatan, yakni Duren sawit, Palmerah, Jatinegara, kembangan dan pancoran, "Sedangkan untuk kelas bahaya III, hanya satu kecamatan yakni wilayah Cengkareng," katanya.
PILIHAN:
Ini Hasil Pertemuan Ahok dengan Alumni IPDN
Pelaku Pembunuhan Eks Dirut Asuransi Mengarah ke Kuli Bangunan
(ysw)