Ahok Boleh Tegas, Tapi Jangan Kasar
A
A
A
JAKARTA - Gaya ceplas-ceplos Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terus dikritis sejumlah pengamat. Kali ini pengamat sosial dan kepemimpinan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Saleh Khalid mengkritisi gaya orang nomor satu di Pemprov DKI Jakarta tersebut.
Saleh mengungkapkan, sebagai seorang pejabat Ahok seharusnya dapat menjaga mulut dari perkataan-perkataan yang dapat melukai hati warga. Hal ini dicontohkan Saleh, saat Ahok mengeluarkan pernyataan yang membuat warga Kampung Pulo tersakiti.
"Bisa kan persuasif terus menerus, mungkin model seperti Pak Jokowi ajak makan siang dulu atau seperti apa. Kalau memang tidak bisa ya lewat legal hukum, jangan melakukan sesuatu melalui pendekataan kekuasaan," ujar Saleh pada Diskusi Serial Lawan Ahok di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (5/9/2015).
Saleh melanjutkan, sebagai pemimpin haruslah memiliki ketegasan. Namun ketegasan ini bukan disalurkan dengan cara kasar dan cenderung emosional. "Jadi harus juga melihat kenyataan yang ada di bawah jangan main tegas tapi kasar," tukasnya.(Baca: Ratna Sarumpaet: Jangan Ada Lagi Pemimpin Seperti Ahok)
Saleh mengungkapkan, sebagai seorang pejabat Ahok seharusnya dapat menjaga mulut dari perkataan-perkataan yang dapat melukai hati warga. Hal ini dicontohkan Saleh, saat Ahok mengeluarkan pernyataan yang membuat warga Kampung Pulo tersakiti.
"Bisa kan persuasif terus menerus, mungkin model seperti Pak Jokowi ajak makan siang dulu atau seperti apa. Kalau memang tidak bisa ya lewat legal hukum, jangan melakukan sesuatu melalui pendekataan kekuasaan," ujar Saleh pada Diskusi Serial Lawan Ahok di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (5/9/2015).
Saleh melanjutkan, sebagai pemimpin haruslah memiliki ketegasan. Namun ketegasan ini bukan disalurkan dengan cara kasar dan cenderung emosional. "Jadi harus juga melihat kenyataan yang ada di bawah jangan main tegas tapi kasar," tukasnya.(Baca: Ratna Sarumpaet: Jangan Ada Lagi Pemimpin Seperti Ahok)
(whb)