Akses Ditutup, Ratusan Sopir Demo Mal di Karawaci
Akses Ditutup, Ratusan Sopir Demo Mal di Karawaci
A
A
A
JAKARTA - Ratusan sopir angkot melakukan aksi unjuk rasa di sebuah bundaran mal di Karawaci. Aksi sopir angkot ini dilakukan lantaran kesal dengan pengembang yang sudah setahun belum juga membuka akses jalan ke Perumahan Harapan Kita (Perum Harkit).
Mereka menilai, penutupan jalan itu merupakan pelanggaran hak orang banyak. "Akibat penutupan jalan ke Perum Harkit, pendapatan kami turun drastis separuhnya. Ini kan keterlaluan. Sudah setahun lebih kami menderita," kata salah seorang sopir angkot di dalam orasinya, Rabu (2/9/2015).
Dedi, salah seorang sopir angkot menjelaskan, akibat penutupan jalan itu masyarakat juga banyak yang memutar lewat belakang Rumah Sakit Siloam. Jaraknya cukup jauh dan tidak ada penumpang bagi angkutan umum.
Para sopir angkot mendesak pengurus mal dan pengembang membuka akses tersebut. "Ini untuk mengurangi kepadatan dan penumpukan kendaraan," katanya.
Selain mengecam keras tindakan sepihak pengembang mal, para pendemo juga menyesali sikap Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Tangerang yang seolah-olah membiarkan kondisi tersebut.
Sebelumnya para sopir angkot sudah meminta pengembang agar membuka kembali akses jalan yang ditutup itu. Namun tidak ditanggapi.
"Ini aksi yang kedua, pertama jumlahnya sedikit sehingga tidak mendapat tanggapan. Sekarang jumlah kami lebih banyak, mudah-mudahan ditanggapi. Kalau masih dicueki juga, kami kembali lagi beraksi," ancamnya.
Selain berunjuk rasa, ratusan sopir juga memblokir kawasan itu dengan ratusan angkot R07 (Binong-Malabar) dan R07A (Curug-Binong-Cimone) sehingga kemacetan tak terhindarkan. Akibat kemacetan ini, aparat kepolisian terpaksa membubarkan unjuk rasa para sopir.
"Itu (demo) kita biarkan, tapi tetap kita imbau untuk tetap menjaga aksi teman-teman sopir. Tapi ini telah membuat kemacetan, ya terpaksa kami bubarkan," kata Kapolsek Kelapa Dua Kompol Awaludin Amin.
Tak puas demo di satu lokasi, massa sopir angkot R07/R07A melanjutkan aksinya ke kantor pusat pengembang di kawasan perkantoran Pinangsia, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang.
Mereka menilai, penutupan jalan itu merupakan pelanggaran hak orang banyak. "Akibat penutupan jalan ke Perum Harkit, pendapatan kami turun drastis separuhnya. Ini kan keterlaluan. Sudah setahun lebih kami menderita," kata salah seorang sopir angkot di dalam orasinya, Rabu (2/9/2015).
Dedi, salah seorang sopir angkot menjelaskan, akibat penutupan jalan itu masyarakat juga banyak yang memutar lewat belakang Rumah Sakit Siloam. Jaraknya cukup jauh dan tidak ada penumpang bagi angkutan umum.
Para sopir angkot mendesak pengurus mal dan pengembang membuka akses tersebut. "Ini untuk mengurangi kepadatan dan penumpukan kendaraan," katanya.
Selain mengecam keras tindakan sepihak pengembang mal, para pendemo juga menyesali sikap Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Tangerang yang seolah-olah membiarkan kondisi tersebut.
Sebelumnya para sopir angkot sudah meminta pengembang agar membuka kembali akses jalan yang ditutup itu. Namun tidak ditanggapi.
"Ini aksi yang kedua, pertama jumlahnya sedikit sehingga tidak mendapat tanggapan. Sekarang jumlah kami lebih banyak, mudah-mudahan ditanggapi. Kalau masih dicueki juga, kami kembali lagi beraksi," ancamnya.
Selain berunjuk rasa, ratusan sopir juga memblokir kawasan itu dengan ratusan angkot R07 (Binong-Malabar) dan R07A (Curug-Binong-Cimone) sehingga kemacetan tak terhindarkan. Akibat kemacetan ini, aparat kepolisian terpaksa membubarkan unjuk rasa para sopir.
"Itu (demo) kita biarkan, tapi tetap kita imbau untuk tetap menjaga aksi teman-teman sopir. Tapi ini telah membuat kemacetan, ya terpaksa kami bubarkan," kata Kapolsek Kelapa Dua Kompol Awaludin Amin.
Tak puas demo di satu lokasi, massa sopir angkot R07/R07A melanjutkan aksinya ke kantor pusat pengembang di kawasan perkantoran Pinangsia, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang.
(mhd)
Explore More