Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Ketinggian Sampah di TPA Cipayung Capai 30 Meter
Ketinggian Sampah di TPA Cipayung Capai 30 Meter
A
A
A
DEPOK - Ketinggian tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Depok telah mencapai 30 meter. Kondisi tersebut merupakan yang paling tinggi sejak kurun waktu dua tahun terakhir.
"Memang ketinggian sampah di sini setiap tahunnya mengalami kenaikan, dan kini telah menyentuh angka 30 meter," ujar Kepala UPT TPA Cipayung Depok, Iyay Gumilar di Depok, Jumat (14/8/2015).
Iyay menambahkan, kapasitas TPA Cipayung sudah penuh sejak 2014 lalu. Namun, pihak UPT terus mencari solusi untuk meminimalisir tumpukan sampah agar tidak terlalu tinggi.
Salah satu upaya yang dilakukan pihak UPT yakni meratakan tumpukkan sampah yang terdapat di kolam A dan B. Di mana, tumpukan sampah diurai kembali agar ketinggiannya dapat diminimalisir.
"Setelah kami melakukan proses itu, ketinggiannya kini telah turun lima meter menjadi 25 meter. Memang ini kami paksakan agar sampah tetap bisa masuk ke TPA," katanya.
Di samping itu, Iyay mengungkapkan, saat ini UPT tengah mencari teknologi mutakhir untuk meminimalisir tumpukan sampah. Selain itu, pemerintah kota juga tengah berupaya untuk menggunakan TPA Nambo.
"Informasi yang kami dapat dari provinsi, bahwa pembuangan sampah dari Depok ke TPA Nambo baru akan dilakukan pada 2017 nanti. Kami senantiasa melakukan rekayasa agar sampah bisa tertampung di sini," jelasnya.
Selain itu, keberadaan empat Unit Pengolahan Sampah (UPS) yang berada di TPA Cipayung dapat meminimalisir tumpukan sampah. Terkait dengan wacana perluasan TPA Cipayung, hingga kini pihaknya belum mendapatkan informasi lebih lanjut. "Mudah-mudahan saja tidak longsor," harapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, sampah yang masuk ke TPA Cipayung setiap harinya mencapai 550 ton. Hal itu dijelaskannya ada peningkatan dari tahun 2014 yang hanya 500 ton dan 2013 sebanyak 350-400 ton.
"Memang tren setiap tahun sampah yang masuk mengalami peningkatan. Dari itu kami terus melakukan beberapa rekayasa agar sampah masih bisa tertampung," tandasnya.
PILIHAN:
Begini Jadinya Jika Sampah Tak Diangkut Sebulan
"Memang ketinggian sampah di sini setiap tahunnya mengalami kenaikan, dan kini telah menyentuh angka 30 meter," ujar Kepala UPT TPA Cipayung Depok, Iyay Gumilar di Depok, Jumat (14/8/2015).
Iyay menambahkan, kapasitas TPA Cipayung sudah penuh sejak 2014 lalu. Namun, pihak UPT terus mencari solusi untuk meminimalisir tumpukan sampah agar tidak terlalu tinggi.
Salah satu upaya yang dilakukan pihak UPT yakni meratakan tumpukkan sampah yang terdapat di kolam A dan B. Di mana, tumpukan sampah diurai kembali agar ketinggiannya dapat diminimalisir.
"Setelah kami melakukan proses itu, ketinggiannya kini telah turun lima meter menjadi 25 meter. Memang ini kami paksakan agar sampah tetap bisa masuk ke TPA," katanya.
Di samping itu, Iyay mengungkapkan, saat ini UPT tengah mencari teknologi mutakhir untuk meminimalisir tumpukan sampah. Selain itu, pemerintah kota juga tengah berupaya untuk menggunakan TPA Nambo.
"Informasi yang kami dapat dari provinsi, bahwa pembuangan sampah dari Depok ke TPA Nambo baru akan dilakukan pada 2017 nanti. Kami senantiasa melakukan rekayasa agar sampah bisa tertampung di sini," jelasnya.
Selain itu, keberadaan empat Unit Pengolahan Sampah (UPS) yang berada di TPA Cipayung dapat meminimalisir tumpukan sampah. Terkait dengan wacana perluasan TPA Cipayung, hingga kini pihaknya belum mendapatkan informasi lebih lanjut. "Mudah-mudahan saja tidak longsor," harapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, sampah yang masuk ke TPA Cipayung setiap harinya mencapai 550 ton. Hal itu dijelaskannya ada peningkatan dari tahun 2014 yang hanya 500 ton dan 2013 sebanyak 350-400 ton.
"Memang tren setiap tahun sampah yang masuk mengalami peningkatan. Dari itu kami terus melakukan beberapa rekayasa agar sampah masih bisa tertampung," tandasnya.
PILIHAN:
Begini Jadinya Jika Sampah Tak Diangkut Sebulan
(mhd)
Explore More