Pedagang Mogok Jualan, Supply Produk Daging Olahan Terganggu
A
A
A
DEPOK - Hingga hari ini pedagang daging di Kota Depok masih melanjutkan aksi mogok berjualan terkait mahalnya harga daging sapi. Pemkot Depok menegaskan, akibat mogoknya pedagang daging sapi suplai produk olahan daging ikut terganggu.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kota Depok Tinte Rosmiati mengatakan pihaknya masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat dan provinsi soal kemungkinan digelarnya operasi pasar daging sapi. Mengenai mogoknya pedagang daging, Tinte mengatakan yang terkena dampak adalah produk daging olahan.
“Tentu akan berdampak seperti pada produk olahan semacam bakso dan sosis, itu akan kesulitan mencari pasokan daging sapi. Mungkin kalau masyarakat bisa mengganti daging sapi dengan ikan atau ayam,” kata Tinte di Depok, Senin (10/8/2015).
Tinte menambahkan kebutuhan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Depok dalam sehari memotong 30 ekor sapi. Namun selama empat hari ini para pejagal pun ikut mogok.
“Rata – rata RPH saja 30 ekor per hari. Memang ini niatnya untuk mengurangi konsumsi sapi impor tetapi mengganti dengan sapi lokal, namun budidaya sapi lokal belum cukup tidak bisa cepat,” jelasnya. (Baca: Pedagang Daging Sapi di Depok & Bogor Mogok Jualan)
Tinte menjelaskan sebetulnya dalam permasalahan mogok para pedagang kali ini bukan akibat tingginya harga daging sapi sebagai faktor utama. Akan tetapi lebih kepada protes kesiapan stok sapi lokal serta supply dan demand di masyarakat.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kota Depok Tinte Rosmiati mengatakan pihaknya masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat dan provinsi soal kemungkinan digelarnya operasi pasar daging sapi. Mengenai mogoknya pedagang daging, Tinte mengatakan yang terkena dampak adalah produk daging olahan.
“Tentu akan berdampak seperti pada produk olahan semacam bakso dan sosis, itu akan kesulitan mencari pasokan daging sapi. Mungkin kalau masyarakat bisa mengganti daging sapi dengan ikan atau ayam,” kata Tinte di Depok, Senin (10/8/2015).
Tinte menambahkan kebutuhan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Depok dalam sehari memotong 30 ekor sapi. Namun selama empat hari ini para pejagal pun ikut mogok.
“Rata – rata RPH saja 30 ekor per hari. Memang ini niatnya untuk mengurangi konsumsi sapi impor tetapi mengganti dengan sapi lokal, namun budidaya sapi lokal belum cukup tidak bisa cepat,” jelasnya. (Baca: Pedagang Daging Sapi di Depok & Bogor Mogok Jualan)
Tinte menjelaskan sebetulnya dalam permasalahan mogok para pedagang kali ini bukan akibat tingginya harga daging sapi sebagai faktor utama. Akan tetapi lebih kepada protes kesiapan stok sapi lokal serta supply dan demand di masyarakat.
(ysw)