Kekeringan, Rumah Warga di Tangerang Longsor
A
A
A
TANGERANG - Turunnya debit air Sungai Cisadane karena musim kemarau sejak dua bulan terakhir menyebabkan longor di bantaran sungai. Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) langsung melakukan penanganan dengan memasang bronjong.
Kepala Dinas PU Kota Tangerang Nana Trisyana mengatakan, ada tiga titik longsor akibat menurunya debit air cisadane, yakni di bawah Jembatan Tanah Gocap Jalan Perintis Kemerdekaan, SMP Negeri 13 dan di kawasan Panunggangan.
"Longsor tejadi dua hari yang lalu. Penyebabnya secara teknis terjadi penurunan debit air, sehingga beban tanah di bawah fondasi longsor. Pada saat normal ada daya dari sungai yang menahan dinding tanah, tapi karena kekeringan bebannya semakin berat," jelasnya, Jumat 31 Juli 2015 kemarin.
Menurut Nana, pihaknya telah memasang bronjong sehingga tidak terjadi longsor yang berkelanjutan. "Untuk di bawah Jembatan Tanah Gocap, ada sekitar 10 buah bronjong yang dipasang," paparnya.
Selain di bawah jembatan, longsor juga terjadi di kawasan rumah milik petani cacing sutra yang terletak di bantaran Sungai Cisadane, Kelurahan Karawaci, Kota Tangerang. Tak Jauh dari Jembatan Tanah Gocap.
Mastar, warga Kampung Cacing mengatakan, longsor tersebut terjadi pada Kamis 30 Juli 2015 dini hari pukul 03.00 WIB secara bertahap. Sehari sebelumnya, tanah halaman rumah warga mulai retak-retak.
Kemudian, pada malam hari, sejumlah pohon mulai bertumbangan ke sungai. "Saat longsor terjadi, warga sedang ronda. Tanah di halaman rumah warga amblas dan membuat rumah menjadi miring," kata Mastar yang rumahnya terkena dampak longsor.
Adapun lahan warga yang terkena longsor yakni sepanjang 10 meter dari bibir Sungai Cisadane.
Kepala Dinas PU Kota Tangerang Nana Trisyana mengatakan, ada tiga titik longsor akibat menurunya debit air cisadane, yakni di bawah Jembatan Tanah Gocap Jalan Perintis Kemerdekaan, SMP Negeri 13 dan di kawasan Panunggangan.
"Longsor tejadi dua hari yang lalu. Penyebabnya secara teknis terjadi penurunan debit air, sehingga beban tanah di bawah fondasi longsor. Pada saat normal ada daya dari sungai yang menahan dinding tanah, tapi karena kekeringan bebannya semakin berat," jelasnya, Jumat 31 Juli 2015 kemarin.
Menurut Nana, pihaknya telah memasang bronjong sehingga tidak terjadi longsor yang berkelanjutan. "Untuk di bawah Jembatan Tanah Gocap, ada sekitar 10 buah bronjong yang dipasang," paparnya.
Selain di bawah jembatan, longsor juga terjadi di kawasan rumah milik petani cacing sutra yang terletak di bantaran Sungai Cisadane, Kelurahan Karawaci, Kota Tangerang. Tak Jauh dari Jembatan Tanah Gocap.
Mastar, warga Kampung Cacing mengatakan, longsor tersebut terjadi pada Kamis 30 Juli 2015 dini hari pukul 03.00 WIB secara bertahap. Sehari sebelumnya, tanah halaman rumah warga mulai retak-retak.
Kemudian, pada malam hari, sejumlah pohon mulai bertumbangan ke sungai. "Saat longsor terjadi, warga sedang ronda. Tanah di halaman rumah warga amblas dan membuat rumah menjadi miring," kata Mastar yang rumahnya terkena dampak longsor.
Adapun lahan warga yang terkena longsor yakni sepanjang 10 meter dari bibir Sungai Cisadane.
(whb)