Anak Digergaji, Psikolog: Bandingkan Hasil Visum & Pengakuan Korban
A
A
A
JAKARTA - Psikolog Forensik Reza Indragiri meminta agar polisi membandingkan hasil visum dengan pengakuan GT, anak yang diduga digergaji ibu kandungnya.
"Benarkah digergaji? Hasil visum, seperti yang saya baca beritanya, tidak menunjukkan itu," ujar Reza ketika dihubungi Sindonews, Senin (6/7/2015).
Agar bisa mendapatkan kepastian, Reza juga menyarankan kepada pihak penyidik untuk membandingkan hasil visum dengan pengakuan dari GT. "Cara membuktikannya ya bandingkan antara pengakuan dengan hasil visum," tuturnya.
Dalam kesempatan itu Reza menyarankan kepada pihak yang berwajib untuk jangan menitikberatkan kepada pengakuan dan kesaksian. "Pengakuan adalah barang yang paling merusak dalam proses pengungkapan kasus kejahatan," tutupnya.
Karena itu, untuk mengetahui hal ini lebih jauh pihak Polres Jakarta Selatan berencana menghadirkan LSR ibu kandung GT untuk diperiksa di Polres Jakarta Selatan pada Rabu 8 Juli 2015 nanti.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Audie Latuheru mengatakan GT (12) bocah yang diduga mendapat perlakuan kasar dari ibu kandungnya itu tidak mengalami trauma hebat. Ini berdasarkan dari hasil tes psikologi terhadap bocah tersebut.
Audie justru menduga korban berbohong terkait pengakuan bila digergaji oleh ibu kandung. Sehingga apa yang dilakukan GT sebenarnya sedang melakukan perlawanan terhadap ibundanya.
"Artinya GT bisa saja melakukan perlawanan dengan cara berbohong soal dianiaya dan digergaji," ujar Audie.
PILIHAN:
Sadis, Ibu di Cipulir Gergaji Tangan Anak Kandungnya
Ibu Kandung GT Bantah Gergaji Tangan Anaknya
Berada di Safe House, Ibunda GT Anggap Itu Penculikan
"Benarkah digergaji? Hasil visum, seperti yang saya baca beritanya, tidak menunjukkan itu," ujar Reza ketika dihubungi Sindonews, Senin (6/7/2015).
Agar bisa mendapatkan kepastian, Reza juga menyarankan kepada pihak penyidik untuk membandingkan hasil visum dengan pengakuan dari GT. "Cara membuktikannya ya bandingkan antara pengakuan dengan hasil visum," tuturnya.
Dalam kesempatan itu Reza menyarankan kepada pihak yang berwajib untuk jangan menitikberatkan kepada pengakuan dan kesaksian. "Pengakuan adalah barang yang paling merusak dalam proses pengungkapan kasus kejahatan," tutupnya.
Karena itu, untuk mengetahui hal ini lebih jauh pihak Polres Jakarta Selatan berencana menghadirkan LSR ibu kandung GT untuk diperiksa di Polres Jakarta Selatan pada Rabu 8 Juli 2015 nanti.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Audie Latuheru mengatakan GT (12) bocah yang diduga mendapat perlakuan kasar dari ibu kandungnya itu tidak mengalami trauma hebat. Ini berdasarkan dari hasil tes psikologi terhadap bocah tersebut.
Audie justru menduga korban berbohong terkait pengakuan bila digergaji oleh ibu kandung. Sehingga apa yang dilakukan GT sebenarnya sedang melakukan perlawanan terhadap ibundanya.
"Artinya GT bisa saja melakukan perlawanan dengan cara berbohong soal dianiaya dan digergaji," ujar Audie.
PILIHAN:
Sadis, Ibu di Cipulir Gergaji Tangan Anak Kandungnya
Ibu Kandung GT Bantah Gergaji Tangan Anaknya
Berada di Safe House, Ibunda GT Anggap Itu Penculikan
(ysw)