Gaji Tak Sesuai, Sopir Transjakarta Mogok Massal
A
A
A
JAKARTA - Ratusan sopir bus Transjakarta Koridor V jurusan Pusat Grosir Cililitan (PGC)-Harmoni dan PGC-Ancol serta bus gandeng dengan rute Kampung Melayu-Ancol menggelar aksi mogok massal di Terminal Kampung Rambutan.
Mereka menuntut operator PT Jakarta Mega Trans (JMT) untuk menaikkan upah seperti yang dijanjikan oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebesar 3,5 kali upah minimum provinsi yang saat ini berada pada kisaran Rp2,7 juta.
"Mana ada, kita terima pas UMP, tidak ada 3,5 kali UMP," ungkap koordinator aksi di pul PT JMT di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Selasa (2/6/2015). Dia melanjutkan, pemasukan tambahan mereka hanya didapatkan dari uang makan sebesar Rp40.000 per hari.
Padahal, PT JMT baru mendapat perpanjangan kontrak sejak 1 Juni lalu. "Kalau dibilang Ahok, kontrak baru berarti gaji baru, mana buktinya," tambahnya.
Aksi ini merupakan aksi kedua sejak Senin 1 Juni 2015 kemarin. Mereka telah berdiskusi dengan pihak manajemen namun tidak, membuahkan hasil. Akibatnya, sebanyak 60 armada bus Koridor V yang dioperasikan PT JMT tak beroperasi.
Mereka menuntut operator PT Jakarta Mega Trans (JMT) untuk menaikkan upah seperti yang dijanjikan oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebesar 3,5 kali upah minimum provinsi yang saat ini berada pada kisaran Rp2,7 juta.
"Mana ada, kita terima pas UMP, tidak ada 3,5 kali UMP," ungkap koordinator aksi di pul PT JMT di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Selasa (2/6/2015). Dia melanjutkan, pemasukan tambahan mereka hanya didapatkan dari uang makan sebesar Rp40.000 per hari.
Padahal, PT JMT baru mendapat perpanjangan kontrak sejak 1 Juni lalu. "Kalau dibilang Ahok, kontrak baru berarti gaji baru, mana buktinya," tambahnya.
Aksi ini merupakan aksi kedua sejak Senin 1 Juni 2015 kemarin. Mereka telah berdiskusi dengan pihak manajemen namun tidak, membuahkan hasil. Akibatnya, sebanyak 60 armada bus Koridor V yang dioperasikan PT JMT tak beroperasi.
(whb)