Musala 'Keramat' di Pinangsia Tak Mau Roboh Digusur Ahok
A
A
A
JAKARTA - Sebuah cerita menarik terjadi saat sebuah musala di bantaran Kali Ciliwung Lama Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat, hendak dirobohkan oleh Satpol PP. Pasalnya, musala bernama Al-Barkah itu, tak kunjung roboh saat hendak dirobohkan oleh alat berat.
Heri, warga sekitar lokasi pembongkaran mengatakan hal tersebut. Dia juga mengakui, musala itu bisa dirobohkan setelah kubah di atas rumah peribadatan umat muslim itu dicopot.
"Jadi pas beko mau ngegaruk tuh musala, dua kali enggak roboh juga. Akhirnya petugas Satpol PP pun mengambil kubah. Baru habis itu, bisa roboh (musala-nya)," kata Heri kepada Sindonews, Kamis (28/5/2015).
Dia menceritakan, ketika kubah tersebut diturunkan, semua warga terdiam sambil berharap agar jangan sampai alat berat meluluhlantakkan musala berlantai dua itu.
"Allahu Akbar, Ya Allah, pejabat-pejabat ini zalim karena menghancurkan rumah Allah," kata Heri menirukan ucapan warga saat pembongkaran berlangsung.
Seluruh warga menyayangkan musala tersebut dibongkar karena selain sebagai tempat salat, kata dia, bangunan itu bisa dijadikan penampungan sementara para korban bongkaran.
"Sangat disayangkan musala sampai dibongkar, pegawai-pegawai ruko depan dan warga sini sudah lama salat di sini. Lagipula kalau tidak dibongkarkan bisa buat tempat warga mengungsi sementara," tuturnya.
Sebelumnya, ratusan petugas gabungan melakukan pembongkaran terhadap 114 rumah di Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, pada Rabu 27 Mei 2015. Sampai saat ini warga memilih bertahan di tenda darurat dan ruko pinjaman.
Baca:
Ini Kesepakatan Warga Pinangsia dan Pemkot Jakbar
Bertahan di Lokasi, Warga Pinangsia Minta Direlokasi
Temui Ahok, Warga Bantaran Kali Dipastikan Tetap Digusur
Heri, warga sekitar lokasi pembongkaran mengatakan hal tersebut. Dia juga mengakui, musala itu bisa dirobohkan setelah kubah di atas rumah peribadatan umat muslim itu dicopot.
"Jadi pas beko mau ngegaruk tuh musala, dua kali enggak roboh juga. Akhirnya petugas Satpol PP pun mengambil kubah. Baru habis itu, bisa roboh (musala-nya)," kata Heri kepada Sindonews, Kamis (28/5/2015).
Dia menceritakan, ketika kubah tersebut diturunkan, semua warga terdiam sambil berharap agar jangan sampai alat berat meluluhlantakkan musala berlantai dua itu.
"Allahu Akbar, Ya Allah, pejabat-pejabat ini zalim karena menghancurkan rumah Allah," kata Heri menirukan ucapan warga saat pembongkaran berlangsung.
Seluruh warga menyayangkan musala tersebut dibongkar karena selain sebagai tempat salat, kata dia, bangunan itu bisa dijadikan penampungan sementara para korban bongkaran.
"Sangat disayangkan musala sampai dibongkar, pegawai-pegawai ruko depan dan warga sini sudah lama salat di sini. Lagipula kalau tidak dibongkarkan bisa buat tempat warga mengungsi sementara," tuturnya.
Sebelumnya, ratusan petugas gabungan melakukan pembongkaran terhadap 114 rumah di Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, pada Rabu 27 Mei 2015. Sampai saat ini warga memilih bertahan di tenda darurat dan ruko pinjaman.
Baca:
Ini Kesepakatan Warga Pinangsia dan Pemkot Jakbar
Bertahan di Lokasi, Warga Pinangsia Minta Direlokasi
Temui Ahok, Warga Bantaran Kali Dipastikan Tetap Digusur
(mhd)