Ahok Nilai Anggaran Renovasi Velodrome Tidak Masuk Akal
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku akan memeriksa penyusunan anggaran renovasi velodrome di Gedung Olah Raga (GOR) Rawamangun, Jakarta Timur yang menelan hampir Rp400 miliar.
"Saya mau cek dulu. Gila itu Rp400-an miliar masuk akal enggak? Tapi emang gila saja mereka ini. Dinas Olahraga, Pendidikan itu aneh-aneh saja. Termasuk PU. Kita akan mulai kunci yang aneh-aneh bertahap," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (15/5/2015).
Jika tidak masuk akal, Ahok menegaskan tidak segan-segan untuk membatalkan lelang yang sudah berjalan dan ditaruh pada anggaran tahun 2016. "Tahun 2016 keburu kok, ini cuma ngebohongin kita saja," ujar Ahok. (Baca: DKI Gelontorkan Rp409 Miliar untuk Velodrome Rawangun)
Ahok menilai banyak anggaran proyek di DKI Jakarta yang tidak masuk akal, salah satunya renovasi velodrome GOR Rawamangun.
"Masa Velodrome Rp450 miliar. Apa yang mau direhab? Bikin gedung baru. Orang bikin satu resort saja yang begitu mewah cuma Rp200-400 miliar. Lebih baik kita beli bus, truk sampah, kasih PSO lebih jelas kan, mesti ditunda tahun depan daripada mainin semua," tutur mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar ini.
"Saya mau cek dulu. Gila itu Rp400-an miliar masuk akal enggak? Tapi emang gila saja mereka ini. Dinas Olahraga, Pendidikan itu aneh-aneh saja. Termasuk PU. Kita akan mulai kunci yang aneh-aneh bertahap," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (15/5/2015).
Jika tidak masuk akal, Ahok menegaskan tidak segan-segan untuk membatalkan lelang yang sudah berjalan dan ditaruh pada anggaran tahun 2016. "Tahun 2016 keburu kok, ini cuma ngebohongin kita saja," ujar Ahok. (Baca: DKI Gelontorkan Rp409 Miliar untuk Velodrome Rawangun)
Ahok menilai banyak anggaran proyek di DKI Jakarta yang tidak masuk akal, salah satunya renovasi velodrome GOR Rawamangun.
"Masa Velodrome Rp450 miliar. Apa yang mau direhab? Bikin gedung baru. Orang bikin satu resort saja yang begitu mewah cuma Rp200-400 miliar. Lebih baik kita beli bus, truk sampah, kasih PSO lebih jelas kan, mesti ditunda tahun depan daripada mainin semua," tutur mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar ini.
(dam)