Pasca banjir, Jaksel diserang penyakit DBD

Minggu, 02 Maret 2014 - 13:55 WIB
Pasca banjir, Jaksel diserang penyakit DBD
Pasca banjir, Jaksel diserang penyakit DBD
A A A
Sindonews.com - Sebanyak 527 kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) terjadi di wilayah Jakarta Selatan selama dua bulan terakhir ini. Kebanyakan, warga terkena penyakit tersebut berasal dari pemukiman yang terkena musibah banjir.

Dari data yang dimiliki oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan sejak Januari hingga 27 Februari ini terdapat 527 kasus DBD. Dengan jumlah kasus terbanyak berada di wilayah Kecamatan Pasar Minggu 105 kasus. Selanjutnya Jagakarsa 84 kasus, ketiga Pancoran 57 kasus, disusul Cilandak 52 kasus, dan Kebayoran Lama 45 kasus.

"Untuk lainnya di bawah dari jumlah kasus itu," kata Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Tri Djoko di Jakarta, Minggu (2/3/2014).

Menurut Tri, banyaknya kasus DBD yang muncul memang salah satunya akibat lingkungan yang belum bersih. Pasca banjir yang menggenangi beberapa wilayah Jakarta Selatan, pasti ada titik dimana air tidak mengalir.

"Sehingga banyak yang menggenang dan nyamuk itu akhirnya berkembang biak dengan mudah. Terutama di wilayah yang kena banjir," tuturnya.

Hal ini terbukti karena Kelurahan Pejaten Timur yang merupakan salah satu wilayah langganan banjir dalam periode Januari-Februari ini menjadi kelurahan dengan kasus DBD tertinggi. Di kelurahan tersebut ada 28 kasus, dan disusul Kelurahan Pejaten Barat dengan 22 kasus.

"Kita tetap berupaya untuk mengatasinya dengan memberikan pemahaman DBD yang lebih luas lagi untuk bisa melakukan pola hidup sehat dan bersih, harus kita tanamkan pada masyarakat," katanya.

Langkah-langkah pengasapan atau fogging pun sudah dilakukan diseluruh wilayah yang terdata berpotensi sebagai tempat perkembang biakan nyamuk aedes aegypti.

Untuk siklus pertama Januari sebanyak 176 kali fogging, dan disiklus kedua 175 kali fogging. Sementara disiklus pertama Februari dilakukan 120 kali fogging, dan siklus kedua 118 kali fongging.

"Fogging itu dilakukan setelah melakukan pemeriksaan dan penelitian sumber nyamuknya. Kita menghindarkan melakukan fogging, hanya dilakukan apabila ada kasus," jelasnya.

Tri mengatakan, langkah pencegahan harus diutamakan untuk dijalankan oleh Pemerintah dan masyarakat. Dengan kegiatan Menguras, Menutup, dan Mengubur (3M) secara teratur akan lebih efektif pencegahan persebaran penyakit ini.

"Langkah yang paling tepat dalam mencegah dan antisipasi nyamuk demam berdarah adalah melakukan PSN dengan 3 M secara rutin seminggu sekali. Kita tutup siklus mata rantai penyebaran nyamuk aides aegypti, karena siklus nyamuk ini 10 hari," pungkasnya.

Selain itu, pihaknya juga sudah meminta kepada Suku Dinas Kesehatan Jakarta selatan terus melakukan sosialisasi terkait dengan pencegahan.

"Kami minta mereka tetap melakukan pemantauan sehingga bisa dikurangi kembali penderitanya," tukasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5385 seconds (0.1#10.140)