Kebijakan Ini, Bikin Ciut Nyali Penjahat di Jakarta Barat

Rabu, 03 Agustus 2016 - 04:25 WIB
Kebijakan Ini, Bikin Ciut Nyali Penjahat di Jakarta Barat
Kebijakan Ini, Bikin Ciut Nyali Penjahat di Jakarta Barat
A A A
JAKARTA - Kejahatan jalanan seperti jambret, begal, maupun pencurian sepeda motor menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Ibu Kota. Kepolisian pun terpaksa melakukan tindakan tegas berupa tembak di tempat bagi pelaku kejahatan tersebut.

Cara semacam ini cukup efektif untuk mengurangi jumlah aksi kejahatan dalam suatu wilayah salah satunya di Jakarta Barat.
Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Rudy Hariyanto Adi Nugroho tak menampik kejahatan jalanan seperti ranmor cukup membuat repot kepolisian. Kejahatan ini hampir merebak di sejumlah kawasan seperti Kalideres, Taman Sari, dan Tanjung Duren.

Dalam beberapa kasus terakhir, tak jarang para pelaku seringkali membawa senjata api dan mengumbarnya, peristiwa ini menimbulkan korban luka hingga korban jiwa. "Kita komitmen untuk melakukan tindakan tegas menembak pelaku kejahatan sadis," jelas Rudy, Selasa, 2 Agustus 2016 kemarin.

Rudy menuturkan, tak semua pelaku langsung ditembak. Hanya beberapa pelaku yang dianggap kejam, residivis, dan pemain lama. Pelaku semacam ini memiliki karakter khusus, seperti seringkali melakukan perlawanan saat hendak ditangkap dan kerap membawa senjata tajam, mulai dari badik, pisau, hingga senjata api.

Dengan adanya tindakan terukur, Rudy mengklaim kejahatan jalanan mengalami penurunan drastis. Para pelaku, menjadi berpikir ulang untuk melakukan aksinya. Inilah yang membuat pola tindakan reprentif dianggap berhasil.

Kanit Reskrim Polsek Kalideres AKP Khoiri mengungkapkan, sejak pertama kali bertugas pada pertengahan 2015 lalu, kasus pencurian motor menjadi perhatian serius. Hampir setiap minggu, tiga orang warga melaporkan kejadian ini kepada polisi.

Puncaknya, pada Minggu, 13 Desember 2015 lalu, Aisyah (40) tewas di tempat, usai kepalanya tertembus besi panas pelaku ranmor yang melarikan diri di kawasan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat. Khoiri pun berang, dan melakukan penyisiran di sejumlah kawasan seperti Kamal, Tegal Alur, dan Rawa Bokor, hingga perbatasan ke arah Bandara Soekarno-Hatta.

Para pelaku yang melarikan diri saat disergap termasuk sejumlah residivis yang melawan langsung ditembak tanpa ampun. Kaki pelaku penuh dengan luka sering dimunculkan saat ungkap kasus dihadapan wartawan.

"Cara ini kami akui sangat efektif, sebanyak 90% kasus ranmor menurun," tuturnya. Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Palmerah Iptu Hudawami menambahkan di kawasannya aksi ranmor tidak setinggi di perbatasan, seperti Kalideres dan Taman Sari. Namun hal ini tak lantas membuat kawasannya aman.

Di Palmerah, lanjut Huda, kejahatan jalanan cenderung dilakukan dengan begal dan rampok jalanan. Beberapa kali, Huda terpaksa harus melakukan tindak tegas untuk memberikan efek jera. Upaya semakin berhasil membuat kawasan sedikit aman, namun aksi kejahatan tetap terjadi.

Kriminolog Universitas Indonesia Josias Simon tak menampik tindakan tegas yang dilakukan polisi telah membuat aksi kejahatan menurun. Hal ini tak lepas dari obrolan dan pemberitaan di media.

"Jadi bisa dikatakan ini cara efektif untuk menurunkan angka kejahatan," jelasnya. Hanya saja, terhadap aksi ini, Josias menyarankan protap harus dilakukan. Artinya tindakan terukur hanya bisa dilakukan kepada pelaku yang melawan atau melarikan diri.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5383 seconds (0.1#10.140)