Profil Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, Pahlawan Nasional Mantan Kapolri 1945
loading...
A
A
A
JAKARTA - Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo merupakan Pahlawan Nasional Bogor yang menjadi Kapolri pertama. Untuk itu tak heran bila dia dinobatkan sebagai Bapak Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Dikutip dari wikipedia, Komisaris Jenderal (Pol.) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo lahir di Kampung Sawah, Kec. Jasinga, Bogor , Jawa Barat pada 7 Juni 1908.
Baca juga : Enam Tokoh Ini Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Keluarga Soekanto tinggal di lembah Sungai Cisadane yang subur. Soekanto dididik disiplin Barat oleh ayahnya dan ajaran Islam oleh budenya. la tumbuh menjadi pribadi yang kuat, tabah, teliti, dan tidak mudah menyerah.
Soekanto mulai mengenyam pendidikan di Frobel School (Taman Kanak-kanak Belanda). Dua tahun kemudian, ia melanjutkan ke Sekolah Rakyat Belanda yakni Europeesche Lagere School (ELS), hingga dilanjutkan ke Hoogere Burger School (HBS) di Bandung.
Jenjang pendidikan tingginya ditempuh dengan bersekolah di Recht Hooge School (RHS). Sayangnya dia harus putus sekolah karena keluarga yang sudah tak sanggup membiayai.
Kemudian dia mendaftar sebagai siswa Aspirant Commisaris van Politie di Sukabumi dengan lama pendidikan tiga tahun. Ia lulus pada tahun 1933 dan mendapat pangkat Commissaris van Politie 3 e Klass (Komisaris Polisi Kelas III). Sejak itulah ia memulai kariernya di kepolisian.
Pada 29 September 1945, Presiden Soekarno mengangkat Soekanto menjadi Kepala Jawatan Kepolisian Negara (KKN) RIS. Pemilihan tersebut berdasar dari Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Indonesia dan Belanda.
Setelah menjabat KKN RIS, Soekanto lantas membentuk 11 kepolisian provinsi dan membangun gedung Jawatan Kepolisian Negara di Jalan Trunojoyo, Jakarta.
Seiring waktu, tugas kepolisian pun semakin bertambah. Polisi tidak saja dituntut menjaga keamanan di darat, tetapi juga di air dan udara, serta menangkal ancaman kejahatan lintas negara.
Untuk mengatasinya dibentuklah Polisi Perairan, yang di dalamnya ada Seksi Udara, Polisi Perintis, Polisi Kereta Api, Polisi Wanita. Pada 1950, seksi Public Relation dibentuk dengan tugas menjalin hubungan dengan masyarakat dan semua instansi yang ada di dalam maupun luar negeri.
Kapolri Pertama ini juga turut merumuskan Pedoman Hidup Kepolisian Negara, yang dikenal dengan Tri Brata Kepolisian.
Baca juga : Keluarga Besar Polri Bangga Kapolri Pertama RS Soekanto Menjadi Pahlawan Nasional
Sebagai Kepala Kepolisian Negara yang pertama, Soekanto memiliki gagasan agar kepolisian berdiri sendiri di dalam satu kementerian. Tujuanya agar bisa independen, profesional, serta tidak diintervensi oleh politik.
Kemudian pada tahun 1959, Bapak Kapolri ini mengakhiri masa tugasnya. Soekanto wafat pada tanggal 25 Agustus 1993. Beliau dimakamkan satu liang lahat dengan istrinya di TPU Tanah Kusir, Jakarta.
Dikutip dari presidenri.go.id, Gelar Pahlawan Nasional dianugerahkan kepadanya oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020 lalu, bertepatan dengan hari pahlawan.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional didasari atas Keputusan Presiden (Keppres) RI No. 117 TK Tahun 2020 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Dikutip dari wikipedia, Komisaris Jenderal (Pol.) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo lahir di Kampung Sawah, Kec. Jasinga, Bogor , Jawa Barat pada 7 Juni 1908.
Baca juga : Enam Tokoh Ini Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Keluarga Soekanto tinggal di lembah Sungai Cisadane yang subur. Soekanto dididik disiplin Barat oleh ayahnya dan ajaran Islam oleh budenya. la tumbuh menjadi pribadi yang kuat, tabah, teliti, dan tidak mudah menyerah.
Soekanto mulai mengenyam pendidikan di Frobel School (Taman Kanak-kanak Belanda). Dua tahun kemudian, ia melanjutkan ke Sekolah Rakyat Belanda yakni Europeesche Lagere School (ELS), hingga dilanjutkan ke Hoogere Burger School (HBS) di Bandung.
Jenjang pendidikan tingginya ditempuh dengan bersekolah di Recht Hooge School (RHS). Sayangnya dia harus putus sekolah karena keluarga yang sudah tak sanggup membiayai.
Kemudian dia mendaftar sebagai siswa Aspirant Commisaris van Politie di Sukabumi dengan lama pendidikan tiga tahun. Ia lulus pada tahun 1933 dan mendapat pangkat Commissaris van Politie 3 e Klass (Komisaris Polisi Kelas III). Sejak itulah ia memulai kariernya di kepolisian.
Pada 29 September 1945, Presiden Soekarno mengangkat Soekanto menjadi Kepala Jawatan Kepolisian Negara (KKN) RIS. Pemilihan tersebut berdasar dari Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Indonesia dan Belanda.
Setelah menjabat KKN RIS, Soekanto lantas membentuk 11 kepolisian provinsi dan membangun gedung Jawatan Kepolisian Negara di Jalan Trunojoyo, Jakarta.
Seiring waktu, tugas kepolisian pun semakin bertambah. Polisi tidak saja dituntut menjaga keamanan di darat, tetapi juga di air dan udara, serta menangkal ancaman kejahatan lintas negara.
Untuk mengatasinya dibentuklah Polisi Perairan, yang di dalamnya ada Seksi Udara, Polisi Perintis, Polisi Kereta Api, Polisi Wanita. Pada 1950, seksi Public Relation dibentuk dengan tugas menjalin hubungan dengan masyarakat dan semua instansi yang ada di dalam maupun luar negeri.
Kapolri Pertama ini juga turut merumuskan Pedoman Hidup Kepolisian Negara, yang dikenal dengan Tri Brata Kepolisian.
Baca juga : Keluarga Besar Polri Bangga Kapolri Pertama RS Soekanto Menjadi Pahlawan Nasional
Sebagai Kepala Kepolisian Negara yang pertama, Soekanto memiliki gagasan agar kepolisian berdiri sendiri di dalam satu kementerian. Tujuanya agar bisa independen, profesional, serta tidak diintervensi oleh politik.
Kemudian pada tahun 1959, Bapak Kapolri ini mengakhiri masa tugasnya. Soekanto wafat pada tanggal 25 Agustus 1993. Beliau dimakamkan satu liang lahat dengan istrinya di TPU Tanah Kusir, Jakarta.
Dikutip dari presidenri.go.id, Gelar Pahlawan Nasional dianugerahkan kepadanya oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020 lalu, bertepatan dengan hari pahlawan.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional didasari atas Keputusan Presiden (Keppres) RI No. 117 TK Tahun 2020 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
(bim)