Penampakan Stadion Tugu Persitara yang Direvitalisasi Anies, Usung Konsep Integrasi Urban
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan peletakan batu pertama revitalisasi Stadion Tugu, Koja, Jakarta Utara, Rabu (12/10/2022). Stadion kebanggaan Tim Laskar Si Pitung Persitara Jakarta Utara itu telah berusia 35 tahun, sehingga kondisinya kini dianggap tak layak menggelar pertandingan.
Revitalisasi Stadion Tugu dilatarbelakangi oleh beberapa hal, di antaranya usia stadion yang sudah tua, adanya kebutuhan perbaikan kondisi serta kualitas stadion yang sudah tidak representatif, baik lapangan utama maupun fasilitas penunjang lainnya. Dari segi rumput lapangan, sudah sangat memprihatinkan. Demikian juga kondisi tribun penonton yang mirip bangunan tua.
Selain itu, terdapat permohonan dari Persitara, sebagai salah satu klub besar di DKI Jakarta yang saat ini menggunakan Stadion Tugu sebagai home base mereka untuk pertandingan, latihan, dan pembinaan atlet sepak bola di Jakarta Utara.
"Stadion ini secara fasilitas sudah tidak layak lagi, bisa dilihat di sini banyak fasilitas yang rusak, umurnya 35 tahun. Karena itu, kita lakukan revitalisasi," ujar Anies.
Anies menargetkan revitalisasi Stadion Tugu rampung pada November 2023. Proses pembangunan dilakukan dua tahap. Tahap pertama pembangunan lapangan, dan tahap kedua pembangunan tribun.
Stadion Tugu dibangun dengan mengusung konsep lapangan berstandar FIFA dengan kapasitas 4.000 penonton. Kapasitas penonton bertambah dua kali lipat dari saat ini hanya 2.000 penonton.
Revitalisasi Stadion Tim Laskar Si Pitung juga mengusung konsep integrasi urban atau dapat terintegrasi dengan lingkungan sekitar. Konsep integrasi urban menjadi nilai tambah bagi kawasan sekitar melalui penyediaan ruang bagi UMKM.
"Plaza Publik dapat digunakan masyarakat, bahkan ketika tidak ada pertandingan yang berlangsung. Karena itu, kita usung konsep yang nantinya akan diintegrasikan dengan lingkungan, serta menguntungkan perekonomian warga di sekitar stadion. Hal ini tentunya mengusung standar yang sudah ditetapkan FIFA," kata Anies.
Anies berharap fasilitas olahraga ini menjadi sarana peningkatan kebugaran, penyaluran hobi, serta tempat dilahirkannya calon atlet berprestrasi, hingga bermanfaat sebagai ruang ketiga, yaitu tempat berinteraksi, sekaligus motor penggerak kesejahteraan masyarakat sekitar.
Tak hanya itu, Anies menginginkan stadion berbiaya Rp181 miliar kelak dijadikan percontohan pembangunan fasilitas stadion di Jakarta.
"Kelak Stadion Tugu akan dijadikan percontohan, karena dirancang dengan berbagai pertimbangkan, seperti faktor keselamatan," tandasnya.
Stadion Tugu merupakan fasilitas olahraga milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berdiri sejak tahun 1987. Dengan kapasitas penonton kurang lebih 2.000 orang, saat ini, stadion yang berdiri di atas lahan seluas 35.000 meter persegi ini aktif digunakan oleh masyarakat sekitar untuk berolahraga, sekaligus menjadi home base kesebelasan Persitara yang sedang berlaga di Liga 3.
Berikut bentuk peningkatan kualitas yang diharapkan:
- Ukuran dan material lapangan sesuai standar FIFA.
- Penggantian dari rumput alami menjadi rumput sintetis.
- Standarisasi pencahayaan lapangan sesuai standar FIFA/SNI.
- Penambahan kapasitas penonton dari 2000 menjadi 4000 penonton
- Standarisasi fasilitas pemain, meliputi ruang tim, wasit, ruang kesehatan, dan lain sebagainya sesuai standar FIFA
- Revitalisasi stadion ditargetkan agar dapat mewadahi pertandingan sampai dengan tingkat Divisi 1.
Revitalisasi Stadion Tugu dilatarbelakangi oleh beberapa hal, di antaranya usia stadion yang sudah tua, adanya kebutuhan perbaikan kondisi serta kualitas stadion yang sudah tidak representatif, baik lapangan utama maupun fasilitas penunjang lainnya. Dari segi rumput lapangan, sudah sangat memprihatinkan. Demikian juga kondisi tribun penonton yang mirip bangunan tua.
Selain itu, terdapat permohonan dari Persitara, sebagai salah satu klub besar di DKI Jakarta yang saat ini menggunakan Stadion Tugu sebagai home base mereka untuk pertandingan, latihan, dan pembinaan atlet sepak bola di Jakarta Utara.
"Stadion ini secara fasilitas sudah tidak layak lagi, bisa dilihat di sini banyak fasilitas yang rusak, umurnya 35 tahun. Karena itu, kita lakukan revitalisasi," ujar Anies.
Anies menargetkan revitalisasi Stadion Tugu rampung pada November 2023. Proses pembangunan dilakukan dua tahap. Tahap pertama pembangunan lapangan, dan tahap kedua pembangunan tribun.
Stadion Tugu dibangun dengan mengusung konsep lapangan berstandar FIFA dengan kapasitas 4.000 penonton. Kapasitas penonton bertambah dua kali lipat dari saat ini hanya 2.000 penonton.
Revitalisasi Stadion Tim Laskar Si Pitung juga mengusung konsep integrasi urban atau dapat terintegrasi dengan lingkungan sekitar. Konsep integrasi urban menjadi nilai tambah bagi kawasan sekitar melalui penyediaan ruang bagi UMKM.
"Plaza Publik dapat digunakan masyarakat, bahkan ketika tidak ada pertandingan yang berlangsung. Karena itu, kita usung konsep yang nantinya akan diintegrasikan dengan lingkungan, serta menguntungkan perekonomian warga di sekitar stadion. Hal ini tentunya mengusung standar yang sudah ditetapkan FIFA," kata Anies.
Anies berharap fasilitas olahraga ini menjadi sarana peningkatan kebugaran, penyaluran hobi, serta tempat dilahirkannya calon atlet berprestrasi, hingga bermanfaat sebagai ruang ketiga, yaitu tempat berinteraksi, sekaligus motor penggerak kesejahteraan masyarakat sekitar.
Tak hanya itu, Anies menginginkan stadion berbiaya Rp181 miliar kelak dijadikan percontohan pembangunan fasilitas stadion di Jakarta.
"Kelak Stadion Tugu akan dijadikan percontohan, karena dirancang dengan berbagai pertimbangkan, seperti faktor keselamatan," tandasnya.
Stadion Tugu merupakan fasilitas olahraga milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berdiri sejak tahun 1987. Dengan kapasitas penonton kurang lebih 2.000 orang, saat ini, stadion yang berdiri di atas lahan seluas 35.000 meter persegi ini aktif digunakan oleh masyarakat sekitar untuk berolahraga, sekaligus menjadi home base kesebelasan Persitara yang sedang berlaga di Liga 3.
Berikut bentuk peningkatan kualitas yang diharapkan:
- Ukuran dan material lapangan sesuai standar FIFA.
- Penggantian dari rumput alami menjadi rumput sintetis.
- Standarisasi pencahayaan lapangan sesuai standar FIFA/SNI.
- Penambahan kapasitas penonton dari 2000 menjadi 4000 penonton
- Standarisasi fasilitas pemain, meliputi ruang tim, wasit, ruang kesehatan, dan lain sebagainya sesuai standar FIFA
- Revitalisasi stadion ditargetkan agar dapat mewadahi pertandingan sampai dengan tingkat Divisi 1.
(thm)