Pakar IT: Semua hacker punya tujuan

Jum'at, 27 Desember 2013 - 08:15 WIB
Pakar IT: Semua hacker...
Pakar IT: Semua hacker punya tujuan
A A A
Sindonews.com - Pembobol akun Facebook (FB) Wakil Ketua MPR Hajriyanto Thohari merupakan hacker pemula. Karena, kalau yang profesional akan memilih sasarannya dengan jeli serta memiliki tujuan yang jelas.

"Semua hacker itu pasti punya tujuan. Baik itu sekadar iseng atau dengan maksud yang lebih. Misalnya terhadap negara tetangga (Australia, contohnya) pasti hacker mencari situs negara tersebut yang dianggap lemah lalu di-hack," kata Pakar IT dari Institut Tehnologi Bandung (ITB) Khairul Ummah saat dihubungi Sindo, Jumat (27/12/2013).

Kendati demikian, kata Khairul, tidak melepas kemungkinan adanya pergeseran motif terkait dengan kasus pembobolan akun FB milik politikus Partai Golkar itu. Lanjutnya, baik itu maksudnya lebih bersifat pribadi ke target sasaran atau hanya sekedar pengalihan isu terhadap masalah dalam negeri.

"Tapi yang jelas hacker itu selalu punya target. Misalnya membuat suasana menjadi heboh atau sekedar reputasi," ucapnya.

Ditegaskan dia, seluruh aktifitas pembajakan adalah tindakan ilegal. Sehingga pelakunya bisa dikenakan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Hanya saja, dia menjelaskan, yang perlu dilakukan adalah pembuktian atas tudingan terhadap terduga. Dikatakan dia, seorang hacker bisa jadi tidak menggunakan komputer miliknya untuk melakukan pembajakan. Pembobol, bisa saja memakai komputer orang lain sehingga ketika dilacak melalui sistem maka orang yang komputernya pernah dipinjam oleh hacker bisa jadi terduga.

"Misalnya, hacker A memakai komputer temannya. Ketika dilacak, maka si peminjam komputer itu yang dijadikan terduga. Padahal, terduga itu bukan pelakunya. Dalam hal ini perlu pembuktian yang akurat sehingga bisa diketahui siapa pelaku sebenarnya," papar dia.

Khairul menjabarkan, biasanya para hacker bisa masuk melalui sosial media (sosmed) yang sering digunakan masyarakat saat ini. Dicontohkan, untuk kebutuhan tertentu maka seseorang mempublish imel serta akun sosmednya.

Kesempatan ini yang dimanfaatkan oleh hacker untuk bisa log in ke akun sasaran. Pelaku bisa membuka akses dengan memasukkan pasword yang ditebak secara random.

"Biasanya mereka melakukan secara brute force atau memasukkan pasword secara acak. Itu cara sederhanya. Dan ada cara lain yang bisa dilakukan hacker juga," tukasnya.

Pasword yang mudah terlacak misalnya saja nomor telepon, alamat rumah, nama kerabat atau tanggal lahir. Sehingga sangat tidak disarankan membuat pasword dengan pasword yang berkaitan dengan identitas pribadi atau keuangan (perbankan).

"Kalau perlu buat pasword yang tidak biasa. Misalnya saja, sendal atau yang tidak mudah terlacak," saran dia.

Untuk langkah antisipasi, sambungnya, maka jangan sembarangan memberikan imel kepada khalayak umum. Dan jangan membuat pasword yang sangat mudah ditebak. "Kurangin mempublish identitas diri," tutupnya.

Baca berita terkait:
Polisi bekuk pembajak FB Wakil Ketua MPR
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1241 seconds (0.1#10.140)