Kode Kedipan Mata Komandan Brimob Ini Berujung Tewasnya Tawanan Perang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kode kedipan mata Komandan Kompi A Ranger Mobile Brigade (Mobbrig) atau Resimen Pelopor Brigade Mobil ( Brimob ) AKP K.E Loemy salah diterjemahkan anak buahnya. Akibatnya, seorang tawanan perang tersungkur menemui ajal.
Pagi itu di Aceh tahun 1961, Loemy yang merupakan Komandan Kompi 5994 menginterogasi tawanan pemberontakan DI/TII Daud Beureuh. Seorang tawanan diambil dan diinterogasi langsung AKP Loemy di Balai Desa Katesa, Sungai Hiu.
Baca juga: Jenderal Polisi Ini Tegur Kapolres karena Parkir Mantan Resimen Pelopor Brimob
Menurut buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, penulis Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, Januari 2013, saat itu petugas jaga adalah Agen Polisi II Tholib dan Agen Polisi II Kartimin. Proses interogasi berlangsung lama, namun sang tawanan tidak bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan Loemy.
Resimen Pelopor bersiap melaksanakan patroli tempur di Sungai Hiu bersama pasukan Marinir Alugoro I. Foto: Koleksi AKBP (Purn) St. Satam/buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, penulis Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, Januari 2013
Loemy kemudian memberikan kode pada Agen Kartimin dengan kedipan mata, maksudnya agar Kartimin menakut-nakuti tawanan tersebut. Namun, Kartimin salah mengerti. Dia langsung melepas pengaman senapan AR 15, membidik, dan menembak tawanan TII dari jarak 5 meter.
Kontan, tawanan tersungkur menemui ajal karena bagian dadanya tertembus peluru caliber 5,56 dari senapan AR 15. Loemy sangat marah dan langsung menampar Agen Kartimin dua kali sambil berteriak “Kenapa ditembak…!”.
Kartimin tidak kalah terkejut dengan reaksi komandannya dan dengan nada lugu bertanya, “Lho bukannya bapak menyuruh saya menembaknya dengan kode perintah tadi?”.
Loemy segera menyadari bahwa perintahnya salah diterjemahkan. Masih dengan rasa kesal, dia memerintahkan dua anak buahnya mengurus jenazah tawanan tadi.
Baca juga: Kisah Jacklyn Choppers Polisi yang Selamat Diberondong 11 Tembakan karena Baca Asmaul Husna
Diketahui, pangkat terakhir Loemy di korps Bhayangkara adalah Irjen Pol. Jenderal polisi lulusan sekolah Okinawa ini merupakan salah satu komandan legendaris pasukan Resimen Pelopor Brimob, selain mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Anton Soedjarwo.
Loemy memang terkenal komandan yang disiplin dan tegas jika anak buahnya melakukan kesalahan fatal. Dalam segala hal sampai-sampai jika celana dinas anak buahnya terlihat kusut, dia bisa membatalkan izin cuti yang bersangkutan.
Kepiawaian Loemy teruji saat memimpin 2 peleton Ranger menumpas sisa-sisa PRRI di Sumatera tahun 1961. Ranger harus berhadapan langsung dengan batalion-batalion Angkatan Darat pimpinan Letkol Nawawi yang memberontak.
Lihat Juga: Aturan di Polda Metro Jaya untuk Bripda Ferarri sebagai Polisi dan Pemain Sepak Bola Profesional
Pagi itu di Aceh tahun 1961, Loemy yang merupakan Komandan Kompi 5994 menginterogasi tawanan pemberontakan DI/TII Daud Beureuh. Seorang tawanan diambil dan diinterogasi langsung AKP Loemy di Balai Desa Katesa, Sungai Hiu.
Baca juga: Jenderal Polisi Ini Tegur Kapolres karena Parkir Mantan Resimen Pelopor Brimob
Menurut buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, penulis Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, Januari 2013, saat itu petugas jaga adalah Agen Polisi II Tholib dan Agen Polisi II Kartimin. Proses interogasi berlangsung lama, namun sang tawanan tidak bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan Loemy.
Resimen Pelopor bersiap melaksanakan patroli tempur di Sungai Hiu bersama pasukan Marinir Alugoro I. Foto: Koleksi AKBP (Purn) St. Satam/buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, penulis Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, Januari 2013
Loemy kemudian memberikan kode pada Agen Kartimin dengan kedipan mata, maksudnya agar Kartimin menakut-nakuti tawanan tersebut. Namun, Kartimin salah mengerti. Dia langsung melepas pengaman senapan AR 15, membidik, dan menembak tawanan TII dari jarak 5 meter.
Kontan, tawanan tersungkur menemui ajal karena bagian dadanya tertembus peluru caliber 5,56 dari senapan AR 15. Loemy sangat marah dan langsung menampar Agen Kartimin dua kali sambil berteriak “Kenapa ditembak…!”.
Kartimin tidak kalah terkejut dengan reaksi komandannya dan dengan nada lugu bertanya, “Lho bukannya bapak menyuruh saya menembaknya dengan kode perintah tadi?”.
Loemy segera menyadari bahwa perintahnya salah diterjemahkan. Masih dengan rasa kesal, dia memerintahkan dua anak buahnya mengurus jenazah tawanan tadi.
Baca juga: Kisah Jacklyn Choppers Polisi yang Selamat Diberondong 11 Tembakan karena Baca Asmaul Husna
Diketahui, pangkat terakhir Loemy di korps Bhayangkara adalah Irjen Pol. Jenderal polisi lulusan sekolah Okinawa ini merupakan salah satu komandan legendaris pasukan Resimen Pelopor Brimob, selain mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Anton Soedjarwo.
Loemy memang terkenal komandan yang disiplin dan tegas jika anak buahnya melakukan kesalahan fatal. Dalam segala hal sampai-sampai jika celana dinas anak buahnya terlihat kusut, dia bisa membatalkan izin cuti yang bersangkutan.
Kepiawaian Loemy teruji saat memimpin 2 peleton Ranger menumpas sisa-sisa PRRI di Sumatera tahun 1961. Ranger harus berhadapan langsung dengan batalion-batalion Angkatan Darat pimpinan Letkol Nawawi yang memberontak.
Lihat Juga: Aturan di Polda Metro Jaya untuk Bripda Ferarri sebagai Polisi dan Pemain Sepak Bola Profesional
(jon)