Lapangan Berstandar FIFA di Muara Angke Dilarang Dikomersialkan

Minggu, 28 November 2021 - 09:52 WIB
loading...
Lapangan Berstandar...
Lapangan berstandar FIFA di Muara Angke, Jakarta Utara dilarang keras untuk dikomersialkan. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membangun lapangan sepak bola standard FIFA di pemukiman padat Muara Angke, Jakarta Utara. Lapangan ini dilarang keras untuk dikomersilkan dan hanya diperuntukan untuk warga.

”Kita resmikan lapangan pertama mulai dari Muara Angke. Di perkampungan itu hidupnya masih amat sederhana, tapi jangan sampai mereka tidak punya mimpi tinggi. Biarlah dimulai dari lapangan sepakbola. Biarlah semua bisa merasakan fasilitas berstandar internasional,” kata Anies melalui laman Instagram @aniesbaswedan dikutip, Minggu (28/11/2021).

”Biarlah mimpi mereka tumbuh. Insya Allah melalui kerja keras, bimbingan yang baik dan motovasi yang tinggi akan bertumbuhan pemain-pemain kelas dunia,” tambahnya.

Anies menuturkan ide membangun lapangan sepak bola bertaraf Internasional berawal dirinya beberapa kali menyambangi lapangan di Jakarta, tetapi berbayar. Ia pun mengaku berfikir ada banyak anak yang tak mampu untuk berlatih di lapangan berkualitas dikarenakan terganjal biaya yang mahal.

”Suatu ketika datang ke sebuah lapangan di tengah perkampungan di Jakarta. Penuh dengan anak-anak yang main sepak bola. Lapangan tak bersahabat. Jenis tanah di Jakarta ini memang berlempung sehingga tidak mudah menjaga lapangan utk tetap berumput, tidak licin dan tidak mudah gundul,” ujarnya.

Anies menugaskan langsung Pemprov DKI agar bergegas membangun lapangan kelas dunia di perkampungan Ibu Kota.”Dimulai dari satu di setiap wilayah kota. Kini telah berdiri lima lapangan standard FIFA, masing-masing satu di tiap wilayah kota Jakarta. Kemarin, bersama teman-teman Muara Angke Soccer School, Perkumpulan Sepakbola Amputasi dan Tim Sepakbola Putri DKI meresmikan lapangan Muara Angke,” jelasnya.

Kemudian, Anies berpesan dengan tegas lapangan tersebut tidak untuk di komersialkan alias gratis. Ia juga menegaskan agar dari lapangan tersebut tercipta pemain kelas dunia.

”Dipesankan secara amat tegas, bahkan dituliskan di sekeliling lapangan bahwa lapangan ini tidak untuk dikomersialkan. Jangan sampai fasilitas ini jadi lapangan berbayar. Mengapa? Agar yang tak bisa bayar tetap bisa bermain. Biarkan klub-klub di perkampungan punya kesetaraan kesempatan untuk tumbuh, berkembang dan beprestasi,” tuturnya.

”Biarkan lapangan sepakbola ini jadi tempat untuk tumbuhnya potensi, tinggikan mimpi dan inspirasi anak-anak dari semua kalangan. Bahwa suatu saat nanti, anak-anak yang kini bisa bermain sepakbola di lapangan kelas dunia ini kelak bisa menjadi pemain kelas dunia,” tutupnya.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1601 seconds (0.1#10.140)