Intip Gaya Anies Jajal Lapangan Bola Berkualitas Internasional di Perkampungan Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membagikan momen saat menjajal pertama kali lapangan sepak bola yang berkualitas internasional di tengah perkampungan Muara Angke. Lapangan Ingub Muara Angke ini diresmikan Anies pada Jumat (26/11/2021) malam.
Anies menceritakan pengalamannya beberapa kali datang ke lapangan sepak bola di Jakarta yang rumputnya bagus berkualitas internasional. Justru hampir semua adalah milik sekolah ternama atau dibangun secara komersial sebagai lapangan berbayar.
“Di satu sisi, ada begitu banyak anak-anak yang tidak mampu untuk ikut klub yang berbayar mahal di lapangan berkualitas internasional,” tulis Anies lewat akun media sosial pribadinya, Sabtu (27/11/2021).
Anies mengatakan, suatu ketika dia datang ke sebuah lapangan di tengah perkampungan di Jakarta, penuh dengan anak-anak yang main sepak bola. Tetapi lapangan tidak bersahabat. “Jenis tanah di Jakarta ini memang berlempung sehingga tidak mudah menjaga lapangan untuk tetap berumput, tidak licin dan tidak mudah gundul,” katanya.
Dari situ lah, kata Anies, dimulai inisiatif untuk membangun lapangan kelas dunia di tengah perkampungan Jakarta. “Maka dimulailah inisiatif ini: langsung menugaskan tim di Pemprov DKI untuk segera membangun lapangan kelas dunia di tengah perkampungan di Jakarta. Dimulai dari satu di setiap wilayah kota,” tulis Anies.
“Kini telah berdiri lima lapangan standar FIFA, masing-masing satu di tiap wilayah kota Jakarta. Kemarin, bersama teman-teman Muara Angke Soccer School, Perkumpulan Sepakbola Amputasi dan Tim Sepakbola Putri DKI, kita resmikan lapangan pertama mulai dari Muara Angke,” ungkap Anies.
Anies melanjutkan, di perkampungan itu hidupnya masih amat sederhana, tapi jangan sampai mereka tidak punya mimpi tinggi. “Biarlah dimulai dari lapangan sepak bola. Biarlah semua bisa merasakan fasilitas berstandar internasional. Biarlah mimpi mereka tumbuh. Insya Allah melalui kerja keras, bimbingan yang baik dan motivasi yang tinggi akan bertumbuhan pemain-pemain kelas dunia,” ucapnya.
“Dipesankan secara amat tegas, bahkan dituliskan di sekeliling lapangan bahwa lapangan ini tidak untuk dikomersialkan. Jangan sampai fasilitas ini jadi lapangan berbayar. Mengapa? Agar yang tak bisa bayar tetap bisa bermain. Biarkan klub-klub di perkampungan punya kesetaraan kesempatan untuk tumbuh, berkembang dan berprestasi,” lanjut Anies.
Anies mengingatkan, biarkan lapangan sepak bola ini jadi tempat untuk tumbuhnya potensi, tinggikan mimpi dan inspirasi anak-anak dari semua kalangan. “Bahwa suatu saat nanti, anak-anak yang kini bisa bermain sepak bola di lapangan kelas dunia ini kelak bisa menjadi pemain kelas dunia,” tutupnya.
Anies menceritakan pengalamannya beberapa kali datang ke lapangan sepak bola di Jakarta yang rumputnya bagus berkualitas internasional. Justru hampir semua adalah milik sekolah ternama atau dibangun secara komersial sebagai lapangan berbayar.
“Di satu sisi, ada begitu banyak anak-anak yang tidak mampu untuk ikut klub yang berbayar mahal di lapangan berkualitas internasional,” tulis Anies lewat akun media sosial pribadinya, Sabtu (27/11/2021).
Anies mengatakan, suatu ketika dia datang ke sebuah lapangan di tengah perkampungan di Jakarta, penuh dengan anak-anak yang main sepak bola. Tetapi lapangan tidak bersahabat. “Jenis tanah di Jakarta ini memang berlempung sehingga tidak mudah menjaga lapangan untuk tetap berumput, tidak licin dan tidak mudah gundul,” katanya.
Dari situ lah, kata Anies, dimulai inisiatif untuk membangun lapangan kelas dunia di tengah perkampungan Jakarta. “Maka dimulailah inisiatif ini: langsung menugaskan tim di Pemprov DKI untuk segera membangun lapangan kelas dunia di tengah perkampungan di Jakarta. Dimulai dari satu di setiap wilayah kota,” tulis Anies.
“Kini telah berdiri lima lapangan standar FIFA, masing-masing satu di tiap wilayah kota Jakarta. Kemarin, bersama teman-teman Muara Angke Soccer School, Perkumpulan Sepakbola Amputasi dan Tim Sepakbola Putri DKI, kita resmikan lapangan pertama mulai dari Muara Angke,” ungkap Anies.
Anies melanjutkan, di perkampungan itu hidupnya masih amat sederhana, tapi jangan sampai mereka tidak punya mimpi tinggi. “Biarlah dimulai dari lapangan sepak bola. Biarlah semua bisa merasakan fasilitas berstandar internasional. Biarlah mimpi mereka tumbuh. Insya Allah melalui kerja keras, bimbingan yang baik dan motivasi yang tinggi akan bertumbuhan pemain-pemain kelas dunia,” ucapnya.
“Dipesankan secara amat tegas, bahkan dituliskan di sekeliling lapangan bahwa lapangan ini tidak untuk dikomersialkan. Jangan sampai fasilitas ini jadi lapangan berbayar. Mengapa? Agar yang tak bisa bayar tetap bisa bermain. Biarkan klub-klub di perkampungan punya kesetaraan kesempatan untuk tumbuh, berkembang dan berprestasi,” lanjut Anies.
Anies mengingatkan, biarkan lapangan sepak bola ini jadi tempat untuk tumbuhnya potensi, tinggikan mimpi dan inspirasi anak-anak dari semua kalangan. “Bahwa suatu saat nanti, anak-anak yang kini bisa bermain sepak bola di lapangan kelas dunia ini kelak bisa menjadi pemain kelas dunia,” tutupnya.
(thm)