Waspada Banjir Akibat La Nina di Jakarta, Anies: Kita Targetkan Genangan Surut dalam 6 Jam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan dalam menghadapi banjir, pihaknya telah menargetkan agar 6 jam air harus sudah surut. Karena, kata dia, sistem drainase di Jakarta kapasitasnya 100 mm per hari.
“Jadi, kalau hujan di bawah 100 mm per hari, di jalan-jalan utama tidak boleh banjir. Kalau di kawasan bukan jalan raya, jalan utama, itu sistem drainasenya kira-kira 50 mm per hari. Nah, ini kata kunci kalau di bawah 100 mm dan di bawah 50 m tidak boleh banjir,” katanya saat menghadiri Rakornas BMKG, Jumat (29/10/2021).
Tapi, kata Anies, jika hujan ekstrem di atas 100 mm ditambah dengan adanya fenomena La Nina yang menyebabkan potensi hujan intensif ekstrem dengan jangka pendek yang menyebabkan genangan pihaknya menargetkan 6 jam ketika hujan berhenti harus segera surut.
“6 jam harus surut. Jadi 6 jam sesudah air hujan berhenti, tempat yang di situ terjadi genangan harus bisa surut dalam 6 jam,” tegas Anies.
Anies mengatakan, di Jakarta ada 13 sungai, jika terjadi hujan dengan intensitas hujan ekstrem. Kemudian, sambungnya, ambang batas daya tampung sungai meluap ke bantaran sungai, maka sesudah di batas maka 6 jam harus sudah surut.
“Itu sebabnya harus dikendalikan di kawasan tengah dengan waduk supaya masuknya ke dalam kota masih tetap sesuai kapasitas. Tapi kalau itu sampai meningkat maka kita targetkan dalam waktu 6 jam harus sudah surut,” kata Anies.
Anies mengungkapkan, sebelum masuk musim penghujan dilakukan simulasi, dilakukan pembagian tugas, dilakukan operasi-operasi untuk pelatihan, sehingga pada saat kejadian bisa di respons cepat.
“Di awal tahun ini terasa daerah-daerah yang biasanya kalau banjir tergenang 3, 4 hari, sekarang kurang dari 1 hari sudah kering. Kenapa? Ya karena sekarang petugas Lurah, Camat, BPBD itu semua punya target 6 jam kering, 6 jam kering, apapun kondisinya. Bila kita berada dalam kondisi ekstrem,” papar Anies.
“Jadi, kalau hujan di bawah 100 mm per hari, di jalan-jalan utama tidak boleh banjir. Kalau di kawasan bukan jalan raya, jalan utama, itu sistem drainasenya kira-kira 50 mm per hari. Nah, ini kata kunci kalau di bawah 100 mm dan di bawah 50 m tidak boleh banjir,” katanya saat menghadiri Rakornas BMKG, Jumat (29/10/2021).
Tapi, kata Anies, jika hujan ekstrem di atas 100 mm ditambah dengan adanya fenomena La Nina yang menyebabkan potensi hujan intensif ekstrem dengan jangka pendek yang menyebabkan genangan pihaknya menargetkan 6 jam ketika hujan berhenti harus segera surut.
“6 jam harus surut. Jadi 6 jam sesudah air hujan berhenti, tempat yang di situ terjadi genangan harus bisa surut dalam 6 jam,” tegas Anies.
Anies mengatakan, di Jakarta ada 13 sungai, jika terjadi hujan dengan intensitas hujan ekstrem. Kemudian, sambungnya, ambang batas daya tampung sungai meluap ke bantaran sungai, maka sesudah di batas maka 6 jam harus sudah surut.
“Itu sebabnya harus dikendalikan di kawasan tengah dengan waduk supaya masuknya ke dalam kota masih tetap sesuai kapasitas. Tapi kalau itu sampai meningkat maka kita targetkan dalam waktu 6 jam harus sudah surut,” kata Anies.
Anies mengungkapkan, sebelum masuk musim penghujan dilakukan simulasi, dilakukan pembagian tugas, dilakukan operasi-operasi untuk pelatihan, sehingga pada saat kejadian bisa di respons cepat.
“Di awal tahun ini terasa daerah-daerah yang biasanya kalau banjir tergenang 3, 4 hari, sekarang kurang dari 1 hari sudah kering. Kenapa? Ya karena sekarang petugas Lurah, Camat, BPBD itu semua punya target 6 jam kering, 6 jam kering, apapun kondisinya. Bila kita berada dalam kondisi ekstrem,” papar Anies.
(mhd)