Usai Dikritik, Pemprov DKI Jelaskan Langkah Pengendalian Banjir

Minggu, 24 Oktober 2021 - 05:47 WIB
loading...
Usai Dikritik, Pemprov DKI Jelaskan Langkah Pengendalian Banjir
Asisten Pemerintahan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko menanggapi LBH Jakarta terkait penanganan banjir dan berbagai langkah strategis pun dilakukan. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Asisten Pemerintahan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko menanggapi laporan LBH Jakarta terkait penanganan banjir . Berbagai langkah strategis dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam mengendalikan banjir .

Baca juga: Cegah Banjir, Kenneth Sebut Prioritaskan Early Warning System Curah Hujan, Jangan Manual

"Ada beberapa hal yang perlu diketahui masyarakat mengenai upaya dan langkah apa saja yang diambil Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi permasalahan kota, termasuk terkait pengendalian banjir," kata Sigir melalui keterangan tertulisnya, Minggu (24/10/2021).

Menurutnya, penanganan banjir di DKI Jakarta saat ini jauh lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Contohnya, banjir yang terjadi pada 20 Februari 2021 disebabkan hujan ekstrem 226 mm/hari yang melebihi kapasitas tampungan drainase DKI Jakarta yang berkisar 100-150 mm/hari.

"Kejadian tersebut berdampak pada 49 RT dari total 30.470 RT di Jakarta (1,6 % dari total area). Namun, berbeda jauh dibandingkan dampak banjir pada tahun-tahun sebelumnya dengan curah hujan yang sama, banjir tersebut berhasil ditangani secara cepat, sehingga warga bisa langsung kembali beraktivitas sehari setelahnya," jelasnya.

Dia menerangkan, dalam pengendalian banjir, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan berbagai program yang tidak berorientasi pada betonisasi, seperti program Gerebek Lumpur dengan mengintensifkan pengerukan pada selokan, kali, situ, waduk, lalu membuat olakan-olakan.

Kemudian memperbaiki saluran air, mengintensifkan instalasi sumur resapan atau drainase vertikal, mengimplementasikan Blue and Green yaitu taman yang menjadi kawasan tampungan air sementara saat intensitas hujan tinggi, penyediaan alat pengukur curah hujan, dan perbaikan pompa.

"Pemprov DKI Jakarta menyiagakan pompa sepanjang tahun di 178 lokasi rumah pompa. Terdapat 457 pompa stasioner di dekat sungai, waduk, maupun pintu air. Lalu, terdapat 282 unit pompa mobile atau portabel yang tersebar di lima Kota Administrasi. Pemprov DKI Jakarta juga mendatangkan tambahan pompa mobile sebanyak 40 unit," ungkapnya.

Pemprov DKI Jakarta kata dia, juga menambahkan ruang terbuka hijau yang turut menjadi kawasan serapan air hujan, yang mana tahun ini ditargetkan ada 12 taman baru untuk melengkapi 57 Taman Maju Bersama (TMB) yang sudah ada.

Selain itu, ada pula Taman Grande, yakni merevitalisasi taman-taman yang sudah ada sehingga naik kelas, contohnya Taman Tebet yang saat ini sedang proses dikerjakan. Lalu, salah satu RTH lainnya adalah Hutan Mangrove di Jakarta Utara.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4184 seconds (0.1#10.140)