Wacana Ataturk Jadi Nama Jalan DKI, Waketum MUI: Tindakan Tidak Arif

Senin, 18 Oktober 2021 - 12:36 WIB
loading...
Wacana Ataturk Jadi Nama Jalan DKI, Waketum MUI: Tindakan Tidak Arif
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas angkat bicara soal wacana nama Mustafa Kemal Ataturk menjadi nama jalan di DKI Jakarta. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas angkat bicara soal wacana nama Mustafa Kemal Ataturk menjadi nama jalan di DKI Jakarta. Menurut dia jika pemerintah tetap akan mengabadikan namanya menjadi salah satu nama jalan di Ibu Kota Jakarta hal tersebut sangat menyakiti hati umat Islam.

"Itu jelas merupakan sebuah tindakan yang tidak baik dan tidak arif. Sebab, jelas-jelas akan menyakiti dan mengundang keresahan di kalangan umat Islam yang itu jelas tidak kita harapkan," jelas Anwar dalam keterangan tertulisnya, Minggu,(17/10/2021).

Dia menambahkan Mustafa Kemal Ataturk adalah seorang tokoh yang mengacak-acak ajaran Islam. Banyak sekali kerusakan yang telah dilakukan dan bertentangan dengan Alquran dan Sunah. (Baca juga; Mengenal Mustafa Kemal Ataturk yang Berpotensi Jadi Nama Jalan di Jakarta )

Mustafa Kemas Ataturk ingin mengubah Turki sebagai negara sekuler untuk menjauhkan rakyat dari ajaran agama islam. Mustafa Kemal Ataturk juga melarang nilai agama Islam dibawa-bawa ke dalam kehidupan publik. (Baca juga; Mustafa Kemal Ataturk, Tokoh Sekuler Turki yang Berandil Meruntuhkan Kekhalifahan Utsmaniyah )

"Jadi Mustafa Kemal Ataturk ini adalah seorang tokoh sekuler yang tidak percaya ajaran agama akan bisa menjadi solusi dan akan bisa membawa turki menjadi negara maju. Kalau dilihat dari fatwa MUI adalah orang yang pemikirannya sesat dan menyesatkan," jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, kalau Pemerintah Indonesia tetap mengabadikan namanya di salah satu jalan di Ibu Kota Jakarta, jelas akan melecehkan agama Islam. "Bagaimana mungkin negara yang bernama Indonesia yang berdasarkan Pancasila, pada sila pertamanya adalah ketuhanan Yang Maha Esa, pemerintahnya akan menghormati seorang tokoh yang sangat sekuler dan melecehkan agama Islam," urainya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1108 seconds (0.1#10.140)