Sempat Minta Pulang, Orang Tua Tahu Kafka Meninggal dari Grup WhatsApp Wali Santri
loading...
A
A
A
DEPOK - Muhammad Kafka merupakan warga Kota Depok yang menjadi korban susur sungai di Ciamis, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Sebelum meninggal dunia dalam insiden itu, Kafka sempat berkomuikasi dengan kedua orang tuanya melalui handphone.
“Minggu lalu, video call, dia minta pulang. Yah aku pulang ya yah. Nah itu video call lah sama saya, ibunya. Saya bilang abang kan enggak boleh pulang, pulangnya nanti libur semester Desember, nanti ayah jemput. Kalau ngga nanti ayah jenguk aja ya minggu depan Insya Allah kalau ada rezeki,” kata Ayah Kafka, Abdullah Sajat saat ditemui di rumahnya, Sabtu (16/10/2021).
Dia menjelaskan, anaknya adalah siswa MTs Harapan Baru Pondok Pesantren (Ponpes) Cijantung yang bermukim sejak Juli lalu. Dari Depok ada empat orang yang menuntut ilmu di sekolah itu.
“Dari sini ada empat orang dari Sukmajaya, anak saya sama perempuan tiga satu RW semua. Jadi yg meninggal ada dua perempuan satu dan anak saya satu, yang perempuan dimakamin di Ciamis. Dia kelas 7E,” terangnya.
Dirinya mengaku tidak tahu ada kegiatan tersebut. Keluarga mengaku sudah percaya dengan program yang dimiliki ponpes. “Kalau soal ngabarin cuma yang pas vaksin doang waktu itu, tapi kalau yang Pramuka ini enggak ada konfirmasi,” katanya.
Dirinya mengaku mengetahui kabar duka itu semalam habis salat. Kabar itu diketahui melalui pesan WhatsApp grup wali santri.
“Kemarin malam abis Isya ada WhatsApp. Jadi kita punya grup wali santri, ternyata itu ada yang tau lebih dulu kabarnya. Dia share di grup langsung rame, lalu saya cari-cari info ternyata ada berita dari Ciamis benar ada kejadian MTs Harapan Baru Cijantung melaksanakan Pramuka dan terjadi seperti ini,” bebernya.
Kini Kafka sudah dimakamkan di pemakaman keluarga. Jasadnya diantar ke rumah di Depok dari Ciamis. “Diantar, sudah ada yang ngurus di sana, jadi kita enggak kesana. Makam keluarga, Cijapat,” pungkasnya.
“Minggu lalu, video call, dia minta pulang. Yah aku pulang ya yah. Nah itu video call lah sama saya, ibunya. Saya bilang abang kan enggak boleh pulang, pulangnya nanti libur semester Desember, nanti ayah jemput. Kalau ngga nanti ayah jenguk aja ya minggu depan Insya Allah kalau ada rezeki,” kata Ayah Kafka, Abdullah Sajat saat ditemui di rumahnya, Sabtu (16/10/2021).
Dia menjelaskan, anaknya adalah siswa MTs Harapan Baru Pondok Pesantren (Ponpes) Cijantung yang bermukim sejak Juli lalu. Dari Depok ada empat orang yang menuntut ilmu di sekolah itu.
“Dari sini ada empat orang dari Sukmajaya, anak saya sama perempuan tiga satu RW semua. Jadi yg meninggal ada dua perempuan satu dan anak saya satu, yang perempuan dimakamin di Ciamis. Dia kelas 7E,” terangnya.
Dirinya mengaku tidak tahu ada kegiatan tersebut. Keluarga mengaku sudah percaya dengan program yang dimiliki ponpes. “Kalau soal ngabarin cuma yang pas vaksin doang waktu itu, tapi kalau yang Pramuka ini enggak ada konfirmasi,” katanya.
Dirinya mengaku mengetahui kabar duka itu semalam habis salat. Kabar itu diketahui melalui pesan WhatsApp grup wali santri.
“Kemarin malam abis Isya ada WhatsApp. Jadi kita punya grup wali santri, ternyata itu ada yang tau lebih dulu kabarnya. Dia share di grup langsung rame, lalu saya cari-cari info ternyata ada berita dari Ciamis benar ada kejadian MTs Harapan Baru Cijantung melaksanakan Pramuka dan terjadi seperti ini,” bebernya.
Kini Kafka sudah dimakamkan di pemakaman keluarga. Jasadnya diantar ke rumah di Depok dari Ciamis. “Diantar, sudah ada yang ngurus di sana, jadi kita enggak kesana. Makam keluarga, Cijapat,” pungkasnya.
(mhd)